YPBDK dan IBA Bakal Perjuangkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Konferensi Perdamaian Internasional 2026

Rabu, 06 Maret 2024 - 22:00 WIB
loading...
YPBDK dan IBA Bakal...
Ketua Umum Business Association (IBA) Shan Shan menjelaskan bahwa IBA dan YPBDK yang tergabung dalam Jin Gang Shan telah aktif berkolaborasi dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam berbagai bidang. Foto/Instagram IBA
A A A
JAKARTA - Yayasan Pendidikan Budha Dharma Kepri (YPBDK) dan Internasional Business Association (IBA) bakal memperjuangkan Indonesia agar menjadi tuan rumah Konferensi Perdamaian Internasional 2026. Mereka akan menghadiri Konferensi Perdamaian Internasional di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis, pada 21-23 Oktober 2024.

Ketua Umum Business Association (IBA) Shan Shan menjelaskan bahwa IBA dan YPBDK yang tergabung dalam Jin Gang Shan telah aktif berkolaborasi dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam berbagai bidang. Dia menambahkan, IBA juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan budaya, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, industri, dan perdagangan, serta mempromosikan usaha di dalam dan luar negeri.

Di samping itu, juga terlibat dalam inisiatif internasional, memfasilitasi pengenalan sumber daya untuk pembangunan sosial Indonesia. "Kami juga membina hubungan baik dengan organisasi internasional penting, seperti Masyarakat Ekonomi Syariah di Indonesia,” kata Shan Shan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/3/2024).

Dia melanjutkan, terkini YPBDK menerima undangan dari Presiden The World Fellowship of Buddhist (WFB) untuk berpartisipasi dalam kegiatan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Mereka akan menghadiri konferensi perdamaian internasional di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis, pada 21-23 Oktober 2024.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya akan membahas kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Perdamaian Internasional 2026 dan keikutsertaan dalam Konferensi Perdamaian Internasional secara detail dalam kunjungan Presiden WFB di Batam, Kepulauan Riau, pada 12 Maret 2024. "Batam dipertimbangkan sebagai lokasi konferensi pada tahun 2026 karena strategis dan dekat dengan Singapura. Keputusan akhir akan diumumkan setelah pertemuan tersebut,” tuturnya.

Pihaknya bakal memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengenalkan rencana pembangunan pusat konvensi dan pameran 38 provinsi di Galang Batang, 30 kilometer dari Pulau Bintan. Sebelas kabupaten dan kota telah menandatangani perjanjian kerja sama, dan lebih dari 50 kabupaten dan kota telah menyatakan kesediaan untuk bergabung dalam proyek tersebut.

Dia mengungkapkan, biaya pembangunan pusat konvensi dan pameran 38 provinsi akan didukung oleh promosi taman kehidupan ramah lingkungan senilai 3 miliar Dolar Singapura. Pusat konvensi dan pameran ini akan memiliki luas sekitar 8 hektare, dengan setiap dua provinsi bersama-sama membangun ruang pameran seluas 0,5 hektare.

Shan Shan yakin bahwa semua provinsi di Indonesia dapat menampilkan sumber daya, prestasi politik, kebudayaan atau karakteristik lokal masing-masing provinsi, serta kabupaten dan kota, di area pameran ini. Area tersebut akan membawa Indonesia menuju konsep dan pengelolaan ESG yang berkelanjutan, serta memperkenalkan investasi asing dan sumber pendanaan di seluruh pasar Indonesia.

“Dengan konferensi tahunan WFB yang mengundang anggota dari 40 negara, pembangunan pusat pameran 38 provinsi di Bintan dapat diperkenalkan sebagai pusat pertukaran bisnis, budaya, dan pendidikan bagi Indonesia dan negara-negara lainnya di masa depan,” kata Shan Shan.

Selain itu, lanjut dia, IBA juga berencana merekrut profesional senior dari kantor akuntan Deloitte China untuk memberikan layanan konsultasi bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia, serta membantu strategi investasi, pembiayaan, talenta, dan digitalisasi.

"Kami akan terus memperkenalkan para ahli industri internasional, pemerintah, dan akademisi, melalui platform yang ada. Kami berharap, kehadiran pusat konvensi dan pameran 38 provinsi di Bintan, akan membuat para investor, akademisi, serta sahabat dari seluruh belahan dunia, dapat melihat Indonesia dari tempat tersebut," pungkasnya.

Sekadar informasi, WFB adalah sebuah organisasi internasional yang telah berusia 74 tahun. Saat ini, keanggotaan WFB tersebar 40 negara. Sementara itu, YPDBK didirikan di Tanjung Pinang, Provinsi Kepri, tahun 2014. Organisasi ini mendukung berbagai kegiatan Jin Gang Shan di Indonesia.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2079 seconds (0.1#10.140)