Partai Perindo: Legitimasi Pemilu 2024 Dipertaruhkan Jika PSI Dipaksakan Lolos ke Senayan

Minggu, 03 Maret 2024 - 11:42 WIB
loading...
Partai Perindo: Legitimasi...
Ketua DPP Bidang Politik Partai Perindo, Yusuf Lakaseng menanggapi perihal suara untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Ketua DPP Bidang Politik Partai Perindo , Yusuf Lakaseng menanggapi perihal suara untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir.Menurut Yusuf, jika hal tersebut dibiarkan dan tidak diusut maka legitimasi Pemilu 2024 akan dipertaruhkan.

"Tapi kita akan lihat dulu sampai finish hasil perhitungan manual berjenjang itu seberapa hasil akhir dari PSI. Dan menurut saya kalau PSI dipaksakan untuk lolos ini adalah pertaruhannya terhadap legitimasi pemilu," ujar Yusuf kepada iNews Media Group, Minggu (3/3/2024).



Yusuf berpandangan saat ini sudah banyak kontroversi yang terjadi pada Pemilu 2024. Salah satu di antaranya cawe-cawe politik yang diduga telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memenangkan salah satu pasangan capres-cawapres.

Yusuf meyakini masyarakat tidak akan tinggal diam jika benar PSI lolos ke Senayan dengan bantuan yang diduga diberikan oleh pihak-pihak tertentu.

"Karena sudah banyak kontroversinya banyak desain cawe-cawe kecurangan. Kalau pileg dipaksakan semacam ini tentu publik tidak akan diam melihat ini," kata Yusuf.

Yusuf menjelaskan seharusnya berdasarkan ilmu statistik, perolehan suara PSI tidak bisa naik secara signifikan. Sebab, katanya, data rekapitulasi dari KPU telah masuk lebih dari 50%.

"Itu makin tidak berubah secara drastis. Kalo misalnya naik naik sedikit ada perubahannya tinggal sedikit-sedikit sudah stabil untuk data itu," jelasnya.

Kejanggalan kenaikan suara PSI, kata Yusuf, juga telah dibuktikan oleh Pakar Telematika Roy Suryo. "Nah kemarin waktu satu forum juga dengan Roy Suryo. Roy Suryo menghitung ketika kenaikan suara PSI juga ada di 110 TPS naik menjadi 19 ribu."



"Ternyata kalau dilihat TPS hanya 300 mestinya nggak sebegitu naiknya. Kalau begitu naiknya, isi TPS-nya 700 ratus pemilih dan itu sudah sangat aneh," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1139 seconds (0.1#10.140)