Kampanyekan Gerakan Nasional Literasi Digital, Kemkominfo Gelar Webinar untuk Pelajar di Tangerang

Kamis, 29 Februari 2024 - 17:33 WIB
loading...
Kampanyekan Gerakan...
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan Webinar Literasi Digital bertajuk Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu! di Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024).
A A A
JAKARTA - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan Webinar Literasi Digital bertajuk 'Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!' di Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024).

Webinar yang dihadiri oleh kurang lebih 1.000 siswa madrasah tsanawiyah di Kabupaten Tangerang ini sebagai bentuk peran aktif Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang mengacu pada kerangka kerja dalam Road Map Literasi Digital 2020-2024, disebutkan bahwa pada tahun 2022 Indonesia masih berada dalam kategori 'sedang' dengan angka 3.49 dari 5.00. Dalam upaya mendukung transformasi digital, Kemenkominfo menyelenggarakan 'Workshop Literasi Digital' dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu Kecakapan digital, Etika digital, Budaya digital, dan Keamanan digital.

Webinar dimulai dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan yang menekankan pentingnya peningkatan literasi digital untuk mendorong perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia.

"Dalam upaya perwujudan transformasi digital, talenta digital Indonesia perlu dipersiapkan agar mampu menghadapi perubahan serta memanfaatkan perkembangan digital. Tak kalah penting, talenta digital Indonesia diharapkan memiliki kemampuan menanggulangi resiko yang muncul dalam proses transformasi digital," kata Samuel.

Menurutnya, akselerasi literasi digital ditujukan pada masyarakat umum, pemerintahan dan pendidikan yang mengacu pada empat pilar utama program literasi digital, yaitu Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital dan Etika Digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Arie Setiadi membuka webinar sekaligus memberi sambutan dengan memaparkan data indeks literasi Indonesia yang berada di angka 3.64 dari skala 5 atau tingkat 'sedang'.

Budi Arie mengatakan, kondisi ini mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia untuk membuka kesadaran masyarakat akan peran penting literasi digital baik dalam kehidupan sehari-hari hingga mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.

Menkominfo mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan literasi digital untuk mewujudkan Indonesia #MakinCakapDigital , terkoneksi dan semakin maju.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kabupaten Tangerang Abdullah Hasyim dalam paparannya mengatakan, pentingnya mengedepankan etika. "Selayaknya di kehidupan nyata, sopan santun, mawas diri serta kemampuan memilah hal positif dan negatif juga harus diterapkan di dunia digital," katanya.

Menurutnya, dalam menggunakan media digital, anak-anak harus diberi pemahaman sedari dini untuk bisa mawas diri, paham akan budaya Indonesia serta memberi informasi mengenai bahaya cyber bullying.

“Kita harus bisa meningkatkan literasi digital kita untuk mengejar kecerdasan, ingat bahwa ketika kita menggunakan teknologi harus mengutamakan yang namanya etika, sebagai manusia kita harus bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak, agar bisa menjadi wadah yang baik di kehidupan kita sendiri dan
orang lain,” ujar Abdullah.

Maraknya kejahatan digital yang kerap terjadi dewasa ini, menjadi keprihatinan Beavola Kusumasari, Sekjen IAPA dan Dosen Senior di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM. Sebagai narasumber kedua kegiatan webinar, Beavola menyampaikan cara menggunakan media digital dengan aman terutama untuk anak.

Menurut Bealova, digital safety perlu diterapkan sedari dini untuk mencegah tersebarnya informasi pribadi ke pihak tidak bertanggung jawab. Selain itu, juga perlu membangun kebiasaan menggunakan media digital secara aman dengan mengidentifikasi informasi. Pastikan informasi yang diakses berasal dari sumber yang terpercaya dan kredibel, lalu periksa ulang informasi melalui sumber lain untuk mendapatkan validasi.

“Keamanan digital memang agak sedikit ribet, tapi yang sedikit ribet itu yang bisa membuat keamanan kita terjaga. Jangan mudah percaya dengan apa yang kita lihat di media sosial, karena tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resikonya sedapat mungkin. Selalu berfikir kritis, jangan mudah memberi informasi dan menerima informasi dari orang lain,” tutur Beavola.

Sejalan dengan paparan Beavola, Khanza Putri sebagai seorang Key Opinion Leader (KOL) juga menyampaikan urgensi menggunakan teknologi secara bijak, terutama untuk anak. Sebagai narasumber ketiga, Khanza mengingatkan para pengguna media digital untuk tidak malas membaca dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.

Dia mengajak untuk bijak dalam menggunakan teknologi termasuk bersosial media. Pemahaman akan jenis sosial media, seperti Facebook, Instagram dan Youtube perlu disampaikan oleh orang tua, sembari membimbing, mengawasi dan membatasi anak dalam mengakses sosial media yang sesuai dengan usia.

“Kesimpulannya adalah kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital, dengan mengetahui dan memahami kedua lanskap digital ini kita akan bisa lebih paham cara penggunaan teknologi,” tutur Khanza.

Kegiatan webinar juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan siswi adalah, bagaimana cara agar kita tidak menjadi korban cyber bullying di sosial media.

Pertanyaan ini dijawab oleh Abdullah Hasyim. Menurutnya, pelaku cyber bullying ataupun cyber stalking adalah orang yang tidak beretika dan tidak jujur pada diri sendiri karena seringkali menggunakan akun palsu.

"Kita sebagai pengguna teknologi harus menjadi diri sendiri, miliki satu akun saja serta gunakan teknologi secara bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain," ucapnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia #MakinCakapDigital melalui berbagai kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut silahkan kunjungi Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo , Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)