Pentingnya Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Wathaniyah Jaga Persatuan Bangsa

Rabu, 28 Februari 2024 - 11:25 WIB
loading...
Pentingnya Ukhuwah Insaniyah...
Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Prof KH Muammar Bakry. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Prof KH Muammar Bakry mengingatkan pentingnya konsolidasi sesama anak bangsa, walaupun sebelumnya mungkin berada di pihak yang berbeda selama Pemilu 2024. Prof Muammar menekankan mengenai pentingnya ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dalam menjaga persatuan bangsa. Karena dua hal tersebut adalah jembatan yang dapat mempertemukan segala perbedaan yang ada, termasuk dalam pilihan politik.

"Kebetulan sekali kita saat ini berada di bulan Sya'ban. Bulan Sya'ban itu adalah bulan yang mengantar kita masuk bulan Ramadhan, sehingga sarat dengan makna persaudaraan dan perdamaian. Sya'ban itu juga berakar dari kata Sya'bun, yang berarti bangsa. Jadi bisa dimaknai bahwa kekuatan suatu negara itu terletak pada persaudaraan serta kebangsaannya," kata Prof Muammar Bakry di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Prof Muammar yang juga Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar ini menjelaskan pentingnya figur pemimpin dalam suatu negara. Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa 'apabila kalian bertiga keluar dari rumah atau dari kampung halaman, angkatlah satu pemimpin dalam perjalanan itu. Artinya, komunitas yang jumlahnya tiga orang saja dianjurkan memiliki pemimpin oleh Rasulullah.

"Eksistensi seorang pemimpin menjadi jauh lebih penting jika kita dudukkan persoalannya dalam komunitas bangsa yang besar seperti Indonesia. Negara yang memiliki hampir 300 juta jiwa penduduk seperti ini, tentu perlu ada pemimpin yang kuat melalui proses yang demokratis," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024 lalu dengan kondisi yang relatif aman dan stabil. Saat ini, masyarakat Indonesia sedang menunggu hasil hitung suara secara resmi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kiai yang juga Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mengkritik penggunaan politik identitas agama dalam kampanye. Hal ini, menurutnya, dapat mendiskreditkan agama dan mengurangi nilai sakralnya. Dirinya berpendapat bahwa agama memiliki konsep tersendiri dalam menjalankan nilai-nilainya, sementara politik punya jalannya yang tidak harus dibenturkan pada dogma agama.

"Masyarakat perlu diedukasi untuk memahami perbedaan antara nilai agama dan politisasi agama. Dengan begitu, publik semakin tercerahkan dengan edukasi yang baik, sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada agama, dan semakin dewasa dalam melihat hubungan agama dengan politik," kata Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan (Sekjen MUI Sulsel) ini.

Kiai Muammar berpendapat agama harus dijadikan nilai dan panutan dalam kehidupan tiap anak bangsa, karena memang itu fungsi dari agama. Agama yang nilai-nilai kebaikannya bisa menyinari segala aspek kehidupan manusia, tentunya tidak pantas jika kemudian dijadikan jargon untuk memenangkan kontestasi politik yang justru akan merendahkan posisi dari firman Tuhan itu sendiri.

Untuk itu pasca pemilu ini, Prof. Muammar pun mengajak masyarakat untuk kembali kepada konstitusi dan nilai-nilai agama, terutama dalam menjaga kedamaian serta memperkuat persatuan sesama anak bangsa.

"Itulah ciri-ciri yang ditunjukkan oleh orang dengan keimanan yang baik. Orang yang dikatakan beriman adalah mereka yang selalu menjaga kedamaian lingkungannya," katanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Buka Rapim TNI, Panglima...
Buka Rapim TNI, Panglima Agus Apresiasi Jajarannya Jaga Situasi Kondusif Pemilu 2024
KPU-Bawaslu Jakarta...
KPU-Bawaslu Jakarta Dapat Skor Indeks Kepatuhan Etik Penyelenggara Pemilu Terendah
Barikade 98 Dorong Perkuat...
Barikade 98 Dorong Perkuat Komitmen Persatuan Nasional
Momentum Natal Perekat...
Momentum Natal Perekat Persatuan Bangsa usai Pilpres dan Pilkada
Merajut Kembali Kebinekaan...
Merajut Kembali Kebinekaan demi Membangun Peradaban Indonesia
Semua Pihak Diajak Terima...
Semua Pihak Diajak Terima Hasil Pilkada Serentak 2024
PKB Sukses Raih 16 Juta...
PKB Sukses Raih 16 Juta Suara, Rustini Muhaimin Apresiasi Kinerja Perempuan Bangsa
Prabowo: Sekarang Saya...
Prabowo: Sekarang Saya Menang, Saya Ajak Semua Pihak, Ayo Bersatu!
Deretan Artis yang Menjadi...
Deretan Artis yang Menjadi Anggota DPR dan DPD, Lengkap dengan Perolehan Suara
Rekomendasi
Putri Nabila Meminta...
Putri Nabila Meminta Maaf pada Mantan Kekasih di Lagu Maaf
Ini 5 Fakultas/Sekolah...
Ini 5 Fakultas/Sekolah ITB dengan Keketatan Tertinggi pada SNBT 2025, Tertarik?
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Berita Terkini
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
8 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Infografis
7 Masjid Tua di Jakarta...
7 Masjid Tua di Jakarta yang Ikonik dan Sarat Sejarah Islam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved