Kemenag Gelar Sidang Isbat 10 Maret, Awal Ramadan 1445 Hijriah Berpotensi Beda?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penetapan awal Ramadan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Mengingat, dalam beberapa tahun terakhir terjadi perbedaan awal puasa antar kelompok.
Lalu, awal Ramadan 1445 Hijriah atau Puasa 2024 berpotensi beda?
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah pada 10 Maret 2024 Masehi. Sidang isbat bakal dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, sidang isbat awal Ramadan 2024 akan digelar secara hybrid atau daring dan luring. “Sidang isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah,” ungkapnya dilansir dari laman resmi Kemenag.go.id, Minggu (25/2/2024).
Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada 11 Maret, Idulfitri 1 Syawal pada 10 April, dan Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Iduladha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024. Keputusan penetapan itu dilakukan dengan menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.
Keputusan ini tertuang dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 ini ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti pada 12 Januari 2024.
Kemudian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan hasil analisisnya untuk penentuan awal Ramadan 1445 Hijriah yang memprakirakan potensi perbedaan jatuhnya awal Ramadan.
Analisis BMKG itu memberikan bertajuk Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam pada 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H.
Dalam laporannya, BMKG memberikan informasi mengenai waktu konjungsi (Ijtima') dan waktu terbenam matahari, peta ketinggian hilal, peta elongasi, peta umur bulan, peta lag, peta fraksi iluminasi bulan, objek astronomis lainnya yang berpotensi mengacaukan rukyat hilal, dan data hilal saat matahari terbenam untuk kota-kota di Indonesia.
BMKG menjelaskan secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal Ramadan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam 10 Maret 2024 bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam. Dan 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah Matahari terbenam.
Sementara, kata BMKG, bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal Ramadan 1445 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam 10 dan 11 Maret 2024 tersebut.
BMKG melaporkan ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat. Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.
Lalu, awal Ramadan 1445 Hijriah atau Puasa 2024 berpotensi beda?
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah pada 10 Maret 2024 Masehi. Sidang isbat bakal dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, sidang isbat awal Ramadan 2024 akan digelar secara hybrid atau daring dan luring. “Sidang isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah,” ungkapnya dilansir dari laman resmi Kemenag.go.id, Minggu (25/2/2024).
Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada 11 Maret, Idulfitri 1 Syawal pada 10 April, dan Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Iduladha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024. Keputusan penetapan itu dilakukan dengan menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.
Keputusan ini tertuang dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 ini ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti pada 12 Januari 2024.
Kemudian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan hasil analisisnya untuk penentuan awal Ramadan 1445 Hijriah yang memprakirakan potensi perbedaan jatuhnya awal Ramadan.
Analisis BMKG itu memberikan bertajuk Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam pada 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H.
Dalam laporannya, BMKG memberikan informasi mengenai waktu konjungsi (Ijtima') dan waktu terbenam matahari, peta ketinggian hilal, peta elongasi, peta umur bulan, peta lag, peta fraksi iluminasi bulan, objek astronomis lainnya yang berpotensi mengacaukan rukyat hilal, dan data hilal saat matahari terbenam untuk kota-kota di Indonesia.
BMKG menjelaskan secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal Ramadan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam 10 Maret 2024 bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam. Dan 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah Matahari terbenam.
Sementara, kata BMKG, bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal Ramadan 1445 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam 10 dan 11 Maret 2024 tersebut.
BMKG melaporkan ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat. Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.
(cip)