Bawaslu Terima Ribuan Laporan Intimidasi saat Pemilu: Belum Ada dari Aparat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyebut ada ribuan laporan dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) telah terjadi intimidasi . Bawaslu menyebut intimidasi itu tidak sejauh ini bukan dilakukan aparat.
"Sampai saat ini belum ada (laporan aparat mengintimidasi) belum ada informasi itu," ujar Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, Jumat (15/2/2024).
Bagja tak menjawab detail siapa-siapa saja sosok pelaku intimidasi. Dia hanya menyebut bahwa intimidasi dilakukan mayoritas kepada penyelenggara pemilu. Salah satunya adalah adanya laporan mengenai kotak suara DPRD yang dibuang di daerah Maluku.
"Ketika ada kesalahan dari teman-teman penyelenggara tolong diingatkan kan ada pengawas TPS di situ. Mereka yang akan mencatat. Tidak usah tegang-tegangan apalagi harus banting-banting," jelasnya.
Bagja juga belum merinci soal temuan Bawaslu mengenai adanya mobilisasi pemilih untuk memilih palon tertentu. Menurutnya, permasalahan ini masih diteluri.
"Detailnya (ada mobilisasi) dari daerah mana saja, belum bisa kami sampaikan," tutur dia.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkap terdapat permasalahan yang terjadi selama pemungutan suara Pemilu 2024. Salah satunya yaitu adanya intimidasi terhadap pemilih dan penyelenggara Pemilu dan adanya mobilisasi untuk memilih.
Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty merinci permasalahan terhadap intimidasi baik kepada pemilih maupun penyelenggara pemilu didapati di sebanyak 2.271 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Terdapar 2.271 TPS terjadi intimidasi kepada pemilih dan atau penyelenggara pemilu di TPS," jelasnya.
Sementara, sebanyak 2.632 TPS juga melaporkan adanya mobilisasi dan atau mengarahkan pilihan pemilih. Mobilisasi ini dilakukan baik oleh tim sukses, peserta pemilu, hingga penyelenggara.
"Sampai saat ini belum ada (laporan aparat mengintimidasi) belum ada informasi itu," ujar Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, Jumat (15/2/2024).
Baca Juga
Bagja tak menjawab detail siapa-siapa saja sosok pelaku intimidasi. Dia hanya menyebut bahwa intimidasi dilakukan mayoritas kepada penyelenggara pemilu. Salah satunya adalah adanya laporan mengenai kotak suara DPRD yang dibuang di daerah Maluku.
"Ketika ada kesalahan dari teman-teman penyelenggara tolong diingatkan kan ada pengawas TPS di situ. Mereka yang akan mencatat. Tidak usah tegang-tegangan apalagi harus banting-banting," jelasnya.
Bagja juga belum merinci soal temuan Bawaslu mengenai adanya mobilisasi pemilih untuk memilih palon tertentu. Menurutnya, permasalahan ini masih diteluri.
"Detailnya (ada mobilisasi) dari daerah mana saja, belum bisa kami sampaikan," tutur dia.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkap terdapat permasalahan yang terjadi selama pemungutan suara Pemilu 2024. Salah satunya yaitu adanya intimidasi terhadap pemilih dan penyelenggara Pemilu dan adanya mobilisasi untuk memilih.
Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty merinci permasalahan terhadap intimidasi baik kepada pemilih maupun penyelenggara pemilu didapati di sebanyak 2.271 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Terdapar 2.271 TPS terjadi intimidasi kepada pemilih dan atau penyelenggara pemilu di TPS," jelasnya.
Sementara, sebanyak 2.632 TPS juga melaporkan adanya mobilisasi dan atau mengarahkan pilihan pemilih. Mobilisasi ini dilakukan baik oleh tim sukses, peserta pemilu, hingga penyelenggara.
(kri)