Rembug Warga NU dan Muhammadiyah, Sampaikan Keprihatinan atas Pudarnya Etika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur menggelar acara rembug bersama, Sabtu (10/2/2024). Rembug bersama digelar untuk menyikapi perkembangan terakhir politik nasional sekaligus sebagai wujud keprihatinan atas memudarnya etika berbangsa dan bernegara yang dilakukan oleh sejumlah elite yang semuanya bersumber dari dalam Istana Kepresidenan.
Inisiator rembug warga NU dan Muhammadiyah, Muhammad Nur Rahman menyatakan bahwa Pemilu 2024 menghadapi ancaman serius dari kekuatan anti reformasi yang ingin membunuh demokrasi, dengan segala bentuk pelanggaran etika dan penyalahgunaan kekuasaan.
“Kami mengambil tema ‘Indonesia Lebih Baik Tanpa 02’, karena kami menganggap pasangan Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024 ini adalah representasi dari bersatunya kekuatan anti reformasi dan anti demokrasi yang ingin melanggengkan kekuasaan dan politik dinasti,” terang Nur Rahman yang juga kader muda NU ini.
Menurut Muhammad Nur Rahman, rembug ini didasarkan kepada keyakinan bahwa NU dan Muhammadiyah adalah pilar dan penjaga gawang tegaknya demokrasi karena NU dan Muhammadiyah berpegang teguh pada nilai dan prinsip adiluhung yang bersumber dari ajaran agamanya dalam usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara menuju “Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.
“Kami meyakini, ajaran dan prinsip adiluhung NU dan Muhammadiyah akan menolak segala bentuk upaya pelemahan demokrasi dan reformasi. Sebagai warganya yang juga warga negara Indonesia, kami bersepakat untuk tidak tinggal diam. Kami bersikap dan kami bergerak!” tegas Muhammad Nur Rahman, aktivis PMII Gresik ini.
Menurut Nur Rahman, inisiasi Rembug Warga NU dan Muhammadiyah ini diharapkan dapat diikuti secara serentak oleh warga NU dan Muhammadiyah di daerah-daerah lainnya untuk menyuarakan pemilu bermartabat dan semoga dapat membendung upaya pemenangan politik dinasti.
Rembug Warga NU dan Muhammadiyah di Gresik, Jawa Timur mengeluarkan beberapa sikap dan pernyataan yang meliputi:
1. Kami warga biasa dari organisasi keagamaan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah di kabupaten Gresik, Jawa Timur menyatakan : Demi mengawal reformasi dan demokrasi, demi melawan politik dinasti, demi menjaga bangsa dan negara dari perilaku nepotisme dan koruptif serta pelanggaran terhadap etika bernegara. Kami menyatakan menolak pasangan capres-cawapres Prabowo dan Gibran dan tidak akan memilihnya di Pilpres 14 Februari 2024.
2. Dari Gresik, kami warga biasa dari organisasi keagamaan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah berharap agar Presiden Joko Widodo mengakhiri masa pemerintahannya secara khusnul khatimah. Sungguh eman-eman, keberhasilan dalam memimpin pemerintahan yang sudah dilakukan selama ini pada akhirnya berujung secara tidak baik (Su’ul Khatimah) karena keinginan untuk melanggengkan kekuasaan dengan memaksakan anaknya menjadi cawapres berdampingan dengan Prabowo Subianto.
3. Dari Gresik, kami warga biasa dari organisasi keagamaan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah menyerukan kepada warga dan simpatisan NU dan Muhammadiyah seluruh Indonesia untuk:
1) Demi mencegah pelanggengan politik dinasti dan untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia, meminta kepada warga dan simpatisan NU dan Muhammadiyah seluruh Indonesia untuk tidak memilih pasangan Prabowo – Gibran dalam Pilpres 14 Februari 2024.
2) Meminta kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah untuk meningkatkan ukhuwah, menjalin komunikasi serta membangun inisiatif gerakan bersama di daerah masing-masing demi membendung upaya pelanggengan politik dinasti yang sangat potensial akan dilakukan dengan cara-cara kecurangan.
3) Meminta kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah untuk bergerak bersama mendirikan posko perlawanan politik dinasti di daerah masing-masing serta aktif mengajak keluarga, tetangga dan rekan-rekannya untuk tidak mendukung dan tidak memilih pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
4) Warga NU dan Muhammadiyah adalah garda terdepan dalam mengawal Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang bermartabat. Meminta kepada warga NU dan Muhammadiyah untuk berbondong-bondong datang ke TPS, menggunakan hak suaranya dengan tidak memilih Prabowo-Gibran serta berperan aktif melakukan pengawasan terhadap bahaya potensi kecurangan pemilu.
5) Meminta kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah untuk melaporkan segala bentuk potensi kecurangan Pemilu melalui berbagai aplikasi dan saluran pengawasan pemilu yang dikembangkan oleh banyak Civil Society.
Inisiator rembug warga NU dan Muhammadiyah, Muhammad Nur Rahman menyatakan bahwa Pemilu 2024 menghadapi ancaman serius dari kekuatan anti reformasi yang ingin membunuh demokrasi, dengan segala bentuk pelanggaran etika dan penyalahgunaan kekuasaan.
“Kami mengambil tema ‘Indonesia Lebih Baik Tanpa 02’, karena kami menganggap pasangan Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024 ini adalah representasi dari bersatunya kekuatan anti reformasi dan anti demokrasi yang ingin melanggengkan kekuasaan dan politik dinasti,” terang Nur Rahman yang juga kader muda NU ini.
Menurut Muhammad Nur Rahman, rembug ini didasarkan kepada keyakinan bahwa NU dan Muhammadiyah adalah pilar dan penjaga gawang tegaknya demokrasi karena NU dan Muhammadiyah berpegang teguh pada nilai dan prinsip adiluhung yang bersumber dari ajaran agamanya dalam usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara menuju “Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.
“Kami meyakini, ajaran dan prinsip adiluhung NU dan Muhammadiyah akan menolak segala bentuk upaya pelemahan demokrasi dan reformasi. Sebagai warganya yang juga warga negara Indonesia, kami bersepakat untuk tidak tinggal diam. Kami bersikap dan kami bergerak!” tegas Muhammad Nur Rahman, aktivis PMII Gresik ini.
Menurut Nur Rahman, inisiasi Rembug Warga NU dan Muhammadiyah ini diharapkan dapat diikuti secara serentak oleh warga NU dan Muhammadiyah di daerah-daerah lainnya untuk menyuarakan pemilu bermartabat dan semoga dapat membendung upaya pemenangan politik dinasti.
Rembug Warga NU dan Muhammadiyah di Gresik, Jawa Timur mengeluarkan beberapa sikap dan pernyataan yang meliputi:
1. Kami warga biasa dari organisasi keagamaan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah di kabupaten Gresik, Jawa Timur menyatakan : Demi mengawal reformasi dan demokrasi, demi melawan politik dinasti, demi menjaga bangsa dan negara dari perilaku nepotisme dan koruptif serta pelanggaran terhadap etika bernegara. Kami menyatakan menolak pasangan capres-cawapres Prabowo dan Gibran dan tidak akan memilihnya di Pilpres 14 Februari 2024.
2. Dari Gresik, kami warga biasa dari organisasi keagamaan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah berharap agar Presiden Joko Widodo mengakhiri masa pemerintahannya secara khusnul khatimah. Sungguh eman-eman, keberhasilan dalam memimpin pemerintahan yang sudah dilakukan selama ini pada akhirnya berujung secara tidak baik (Su’ul Khatimah) karena keinginan untuk melanggengkan kekuasaan dengan memaksakan anaknya menjadi cawapres berdampingan dengan Prabowo Subianto.
3. Dari Gresik, kami warga biasa dari organisasi keagamaan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah menyerukan kepada warga dan simpatisan NU dan Muhammadiyah seluruh Indonesia untuk:
1) Demi mencegah pelanggengan politik dinasti dan untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia, meminta kepada warga dan simpatisan NU dan Muhammadiyah seluruh Indonesia untuk tidak memilih pasangan Prabowo – Gibran dalam Pilpres 14 Februari 2024.
2) Meminta kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah untuk meningkatkan ukhuwah, menjalin komunikasi serta membangun inisiatif gerakan bersama di daerah masing-masing demi membendung upaya pelanggengan politik dinasti yang sangat potensial akan dilakukan dengan cara-cara kecurangan.
3) Meminta kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah untuk bergerak bersama mendirikan posko perlawanan politik dinasti di daerah masing-masing serta aktif mengajak keluarga, tetangga dan rekan-rekannya untuk tidak mendukung dan tidak memilih pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
4) Warga NU dan Muhammadiyah adalah garda terdepan dalam mengawal Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang bermartabat. Meminta kepada warga NU dan Muhammadiyah untuk berbondong-bondong datang ke TPS, menggunakan hak suaranya dengan tidak memilih Prabowo-Gibran serta berperan aktif melakukan pengawasan terhadap bahaya potensi kecurangan pemilu.
5) Meminta kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah untuk melaporkan segala bentuk potensi kecurangan Pemilu melalui berbagai aplikasi dan saluran pengawasan pemilu yang dikembangkan oleh banyak Civil Society.
(rca)