Frans Magnis Suseno Soroti Calon Pemimpin yang Tak Peduli Etika
loading...
A
A
A
Magnis Suseno melihat ada pihak yang ingin membuat ucapan tersebut seperti biasa saja dan tidak perlu dilebih-lebihkan.
"Akan tetapi etika itu membedakan manusia dengan binatang, etika itu membedakan antara baik dan jahat, adil tidak adil, perbuatan terpuji atau tercela. Apakah kita mau menyerahkan negara ini ke tangan yang membuang etika ke tempat sampah," ujarnya.
Terkait gerakan akademisi dan guru besar sejumlah universitas dan sekolah tinggi, Magnis Suseno melihat ada kekhawatiran yang melatarbelakangi akademisi tersebut bersikap.
"Jangan-jangan pemilihan ini mau diatur sedemikian, sehingga hasilnya sudah jelas apa pun yang dipilih oleh rakyat. Itu yang perlu kita cegah, kita ingin menagih bahwa Pemilu ini seperti yang dikatakan teman-teman saya betul-betul jujur adil transparan tanpa intimidasi, di mana rakyat dapat menyatakan pendapatnya, terima kasih," kata Franz Magnis Suseno.
"Akan tetapi etika itu membedakan manusia dengan binatang, etika itu membedakan antara baik dan jahat, adil tidak adil, perbuatan terpuji atau tercela. Apakah kita mau menyerahkan negara ini ke tangan yang membuang etika ke tempat sampah," ujarnya.
Terkait gerakan akademisi dan guru besar sejumlah universitas dan sekolah tinggi, Magnis Suseno melihat ada kekhawatiran yang melatarbelakangi akademisi tersebut bersikap.
"Jangan-jangan pemilihan ini mau diatur sedemikian, sehingga hasilnya sudah jelas apa pun yang dipilih oleh rakyat. Itu yang perlu kita cegah, kita ingin menagih bahwa Pemilu ini seperti yang dikatakan teman-teman saya betul-betul jujur adil transparan tanpa intimidasi, di mana rakyat dapat menyatakan pendapatnya, terima kasih," kata Franz Magnis Suseno.
(abd)