Alumni Perguruan Muhammadiyah Ajak Awasi Potensi Kecurangan Pemilu

Selasa, 06 Februari 2024 - 16:30 WIB
loading...
Alumni Perguruan Muhammadiyah...
Alumni Perguruan Muhammadiyah (APM). Foto/Muhammad Farhan
A A A
JAKARTA - Alumni Perguruan Muhammadiyah (APM) mengajak para pemilih yang terdiri warga dan simpatisan Muhammadiyah untuk melakukan tobat politik, jika sampai saat ini masih mendukung pasangan calon capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran. APM juga mengajak mengawasi potensi kecurangan Pemilu 2024 .

Koordinator Nasional (Koornas) APM Hardiansyah menjelaskan sikap politik warga Muhammadiyah harus menggunakan hak pilihnya yang sesuai Keputusan Muktamar 48 Muhammadiyah di Surakarta pada tahun 2022. Keputusan tersebut menegaskan, Muhammadiyah mendorong para pemimpin memiliki orientasi pada nilai Pancasila, agama, dan kepribadian bangsa yang mendalam dan autentik.

"Atas dasar keputusan dan panduan politik Muhammadiyah serta demi kepentingan besar menyelamatkan bangsa, kami APM meminta kepada anggota, pengurus dan eksponen Muhammadiyah lainnya, yang saat ini mendukung dan menjadi bagian dari pemenangan Prabowo-Gibran untuk bertobat (tobat politik) dengan tidak lagi mendukung dan memenangkan Prabowo-Gibran," tutur Hardiansyah saat membacakan petisi di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).

Hardiansyah menjelaskan, sikap APM yang mengajak warga Muhammadiyah untuk tidak mendukung Prabowo-Gibran, lantaran keduanya merupakan paslon yang didukung oleh kekuatan Istana untuk memperpanjang kekuasaan selama tiga periode hingga mengakali undang-undang melalui Mahkamah Konstitusi (MK) untuk meloloskan berjalannya politik dinasti.



"Alumni Perguruan Muhammadiyah menganggap pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah pemberi harapan palsu bagi masa depan Indonesia," tutur Hardiansyah.

Dia pun mengungkapkan, APM mengajak agar para warga Muhammadiyah untuk berbondong-bondong datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), dengan tidak memilih Prabowo-Gibran serta berperan aktif turut mengawasi terhadap bahaya potensi kecurangan pemilu.

"Kami juga meminta kepada seluruh warga dan simpatisan Muhammadiyah pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk menghapus pasangan Prabowo-Gibran dari opsi pilihannya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tanggal 14 Februari 2024," kata Hardiansyah.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1148 seconds (0.1#10.140)