Risiko Perjuangan, Relawan Jokowi Dibuang demi Dukungan Lebih Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Habis manis sepah dibuang. Begitulah perasaan para relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Seperti diungkapkan Relawan Bersatu Jaga Jokowi (RBJJ) sendiri, pemantik kekecewaan itu adalah dicopotnya para relawan Jokowi dari jajaran petinggi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Buah yang mereka terima sebagai hasil jerih payah pemenangan Jokowi dalam kontestasi pemilihan presiden itu justru diambil setelah Jokowi menjabat. Koordinator RBJJ Aidil Fitri mengungkapkan ada sekitar 42 orang relawan Jokowi yang tersingkir dari jabatan komisaris di BUMN. ”Kita seperti kehilangan induk hari ini. Itu yang terjadi hari ini," ujarnya dalam jumpa pers, Senin (11/8/2020).
(Baca: Tersingkir dari Komisaris BUMN, Relawan Jokowi Merasa Kehilangan Induk)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai pencopotan para relawan Jokowi dari posisi komisaris BUMN itu merupakan konsekuensi logis dalam perjuangan kekuasaan politik.
"Itu risiko perjuangan. Ada yang bertahan, ada juga yang terbuang," ujar Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).
Kendati berpendapat sebaiknya dipertahankan, Ujang berpendapat semestinya para relawan sudah mengetahui betul risiko apa yang akan dihadapai. Menurut dia, seiring berjalannya waktu Presiden Jokowi membutuhkan dukungan partai-partai yang banyak dan besar.
(Baca: Relawan Sebut Jokowi Pantas Marah ke Menteri: Obatnya Reshuffle!)
Hal ini untuk menjamin agar pemeritahannya menjalankan berjalan dengan relatif stabil. Karena itu, akhirnya banyak jabatan komisaris diberikan pada ”orang-orang partai”.
"Karena banyak diberikan ke orang partai dan kelompok lain. Maka relawan-relawan Jokowi tersebut jadi tersingkir," ujar dia.
Buah yang mereka terima sebagai hasil jerih payah pemenangan Jokowi dalam kontestasi pemilihan presiden itu justru diambil setelah Jokowi menjabat. Koordinator RBJJ Aidil Fitri mengungkapkan ada sekitar 42 orang relawan Jokowi yang tersingkir dari jabatan komisaris di BUMN. ”Kita seperti kehilangan induk hari ini. Itu yang terjadi hari ini," ujarnya dalam jumpa pers, Senin (11/8/2020).
(Baca: Tersingkir dari Komisaris BUMN, Relawan Jokowi Merasa Kehilangan Induk)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai pencopotan para relawan Jokowi dari posisi komisaris BUMN itu merupakan konsekuensi logis dalam perjuangan kekuasaan politik.
"Itu risiko perjuangan. Ada yang bertahan, ada juga yang terbuang," ujar Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).
Kendati berpendapat sebaiknya dipertahankan, Ujang berpendapat semestinya para relawan sudah mengetahui betul risiko apa yang akan dihadapai. Menurut dia, seiring berjalannya waktu Presiden Jokowi membutuhkan dukungan partai-partai yang banyak dan besar.
(Baca: Relawan Sebut Jokowi Pantas Marah ke Menteri: Obatnya Reshuffle!)
Hal ini untuk menjamin agar pemeritahannya menjalankan berjalan dengan relatif stabil. Karena itu, akhirnya banyak jabatan komisaris diberikan pada ”orang-orang partai”.
"Karena banyak diberikan ke orang partai dan kelompok lain. Maka relawan-relawan Jokowi tersebut jadi tersingkir," ujar dia.
(muh)