Pencalonan Prabowo Jadi Kunci Peta Politik 2019
A
A
A
JAKARTA - Peta politik menjelang Pemilihan Presiden (2019) hingga saat ini masih berkutat pada dua sosok saja sebagai kandidat calon presiden (capres), yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Selebihnya nama lain yang muncul masih berkutat pada perebutan posisi calon wakil presiden (cawapres). Direktur Lembaga Survei Indo Barometer M Qodari menyebut, karena Jokowi sudah dipastikan bakal maju kembali sebagai capres, kini sosok penentunya adalah Prabowo Subianto.
Menurutnya, Prabowo masih men jadi calon terkuat untuk maju sebagai capres 2019, selain Jokowi. Alasannya, dari hasil survei sejumlah lembaga survei, nama Prabowo selalu masuk dalam dua besar. “Itu artinya potensi menangnya masih sangat tinggi,” ujar Qodari di sela diskusi 20 Tahun Reformasi Indonesia di Hotel Harris SuittesFX, Jakarta, kemarin.
Selain selalu masuk dua besar survei, Prabowo juga punya kendaraan sendiri. “Orang punya elektabilitas tinggi kalau tidak punya kendaraan mau maju lewat apa? Independen tidak mungkin,” katanya. Ketiga, kata Qodari, untuk mencari parpol koalisi sebagai pengusung juga dibilang gampang karena Gerinda hanya membutuhkan satu parpol koalisi misalnya PKS atau PAN. “Beda misalnya Pak SBY mau mencalonkan AHY itu tidak mudah karena harus menggandeng minimal dua parpol misalnya PAN dan PKB. Enggak bisa PAN saja atau PKB saja. Jadi kalau per hari ini, kita semua masih menunggu langkah Prabowo.
Kalau Prabowo sudah mengambil sikap, kita bisa melihat peta politik yang lebih jelas. Sekarang ini masih bingung semua. Kalau Prabowo maju bisa mengerucut semua karena pilihannya tidak banyak,” tuturnya.
Langkah Prabowo juga dinilai berpengaruh terhadap muncul dan tidak poros ketiga. Menurutnya, jika Prabowo maju, kemungkinan besar hanya akan ada dua poros yakni poros Jokowi dan Prabowo. Namun, jika Prabowo tidak maju, kemungkinan bisa dua, bisa juga tiga poros. “Kemunculan poros ketiga juga tergantung langkah Prabowo,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menyatakan hal senada. Dia mengatakan, saat ini semua pihak masih menunggu langkah politik yang akan diambil oleh Prabowo. Kemungkinan Prabowo maju sebagai capres atau menjadi king maker dengan menyerahkan mandat kepada orang lain untuk maju sebagai capres masih terbuka sama besar.
“Pembicaraan (Prabowo jadi king maker) secara khusus belum, kan kita punya pengalaman Pilgub DKI. Pilgub DKI kan jelas Gerindra keputusannya Pak Sandi untuk DKI 1, ternyata bisa berubah untuk DKI 2. Tentu saya tak katakan peluang Pak Prabowo untuk RI-1, tidak ada sama sekali, tapi sangat mungkin Pak Prabowo bisa juga memberikan mandat yang diterima dari Gerindra untuk diberikan pada calon presiden yang lain yang diyakini lebih mampu,” kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta kemarin.
Tapi, lanjut HNW, apakah nan ti Prabowo akan tetap memegang posisi sebagai capres atau memberikan mandat ini kepada orang lain sebelum resmi didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) semua ke putusan masih mungkin terjadi. Hal itu pastinya akan di bahas bersama-sama antara Gerindra dan PKS. “Kita liat juga siapa yang akan diberikan. Kalau ternyata itu tokoh yang PKS tidak bisa terima, ya tidak mendukung (PKS batalkan koalisi). Tapi, itu kan masih wacana dan kemungkinan-kemungkinan. Beragam hal yang barangkali untuk diomongkan mungkin sambil ngabuburit,” ucapnya.
Adapun cawapres, HNW menjelaskan, sampai hari ini antara Gerindra dan PKS masih terus mengkaji dan mendengarkan masukan. Nama-nama yang masuk bursa cawapres juga terus dibahas bersama-sama, tapi belum pada keputusan menentukan cawapres definitif. Ada sembilan nama yang diajukan PKS dan ada juga nama baru yang muncul sebagai wacana. “Semua orang punya persepsi, tapi kami punya persepsi sembilan nama itu punya loyalis-loyalis yang luar biasa dan semuanya adalah kader-kader PKS,” tegasnya. (Abdul Rochim/ Kiswondari)
Selebihnya nama lain yang muncul masih berkutat pada perebutan posisi calon wakil presiden (cawapres). Direktur Lembaga Survei Indo Barometer M Qodari menyebut, karena Jokowi sudah dipastikan bakal maju kembali sebagai capres, kini sosok penentunya adalah Prabowo Subianto.
Menurutnya, Prabowo masih men jadi calon terkuat untuk maju sebagai capres 2019, selain Jokowi. Alasannya, dari hasil survei sejumlah lembaga survei, nama Prabowo selalu masuk dalam dua besar. “Itu artinya potensi menangnya masih sangat tinggi,” ujar Qodari di sela diskusi 20 Tahun Reformasi Indonesia di Hotel Harris SuittesFX, Jakarta, kemarin.
Selain selalu masuk dua besar survei, Prabowo juga punya kendaraan sendiri. “Orang punya elektabilitas tinggi kalau tidak punya kendaraan mau maju lewat apa? Independen tidak mungkin,” katanya. Ketiga, kata Qodari, untuk mencari parpol koalisi sebagai pengusung juga dibilang gampang karena Gerinda hanya membutuhkan satu parpol koalisi misalnya PKS atau PAN. “Beda misalnya Pak SBY mau mencalonkan AHY itu tidak mudah karena harus menggandeng minimal dua parpol misalnya PAN dan PKB. Enggak bisa PAN saja atau PKB saja. Jadi kalau per hari ini, kita semua masih menunggu langkah Prabowo.
Kalau Prabowo sudah mengambil sikap, kita bisa melihat peta politik yang lebih jelas. Sekarang ini masih bingung semua. Kalau Prabowo maju bisa mengerucut semua karena pilihannya tidak banyak,” tuturnya.
Langkah Prabowo juga dinilai berpengaruh terhadap muncul dan tidak poros ketiga. Menurutnya, jika Prabowo maju, kemungkinan besar hanya akan ada dua poros yakni poros Jokowi dan Prabowo. Namun, jika Prabowo tidak maju, kemungkinan bisa dua, bisa juga tiga poros. “Kemunculan poros ketiga juga tergantung langkah Prabowo,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menyatakan hal senada. Dia mengatakan, saat ini semua pihak masih menunggu langkah politik yang akan diambil oleh Prabowo. Kemungkinan Prabowo maju sebagai capres atau menjadi king maker dengan menyerahkan mandat kepada orang lain untuk maju sebagai capres masih terbuka sama besar.
“Pembicaraan (Prabowo jadi king maker) secara khusus belum, kan kita punya pengalaman Pilgub DKI. Pilgub DKI kan jelas Gerindra keputusannya Pak Sandi untuk DKI 1, ternyata bisa berubah untuk DKI 2. Tentu saya tak katakan peluang Pak Prabowo untuk RI-1, tidak ada sama sekali, tapi sangat mungkin Pak Prabowo bisa juga memberikan mandat yang diterima dari Gerindra untuk diberikan pada calon presiden yang lain yang diyakini lebih mampu,” kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta kemarin.
Tapi, lanjut HNW, apakah nan ti Prabowo akan tetap memegang posisi sebagai capres atau memberikan mandat ini kepada orang lain sebelum resmi didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) semua ke putusan masih mungkin terjadi. Hal itu pastinya akan di bahas bersama-sama antara Gerindra dan PKS. “Kita liat juga siapa yang akan diberikan. Kalau ternyata itu tokoh yang PKS tidak bisa terima, ya tidak mendukung (PKS batalkan koalisi). Tapi, itu kan masih wacana dan kemungkinan-kemungkinan. Beragam hal yang barangkali untuk diomongkan mungkin sambil ngabuburit,” ucapnya.
Adapun cawapres, HNW menjelaskan, sampai hari ini antara Gerindra dan PKS masih terus mengkaji dan mendengarkan masukan. Nama-nama yang masuk bursa cawapres juga terus dibahas bersama-sama, tapi belum pada keputusan menentukan cawapres definitif. Ada sembilan nama yang diajukan PKS dan ada juga nama baru yang muncul sebagai wacana. “Semua orang punya persepsi, tapi kami punya persepsi sembilan nama itu punya loyalis-loyalis yang luar biasa dan semuanya adalah kader-kader PKS,” tegasnya. (Abdul Rochim/ Kiswondari)
(nfl)