Komisi l DPR: Transformasi Digital Terkendala SDM dan Infrastruktur

Kamis, 25 Januari 2024 - 15:13 WIB
loading...
Komisi l DPR: Transformasi Digital Terkendala SDM dan Infrastruktur
anggota Komisi I DPR Subarna menyebut transformasi digital di Indonesia terkendala SDM dan infrastruktur. Foto/SINDONews
A A A
JAKARTA - Transformasi digital telah menjadi tren global terutama saat pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia. Hal itu telah mendorong perubahan diberbagai aspek kehidupan.

Namun demikian, transformasi digital tak lepas dari berbagai tantangan, salah satunya kesiapan masyarakat menyambut pesatnya perkembangan arus digital.

Hal itu terungkap dalam diskusi NGOBRAS atau Ngobrol Bareng Legislator dengan tema “Tantangan Transformasi Digital” yang diselenggarakam Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) pada Rabu, 24 Januari 2024.



"Masih terdapat tantangan dalam menerapkan transformasi digital di Indonesia, di antaranya pembangunan infrastruktrur, pemanfaatan secara produktif aplikasi dan konten lokal, serta sumber daya manusia yang kompeten," ujar anggota Komisi I DPR Subarna, Kamis (25/1/2024).

Saat ini pemerintah tengah membangun 83.000 BTS, dengan kualitas broadband yang mumpuni. Untuk wilayah perkotaan infrastruktur sudah mumpuni, namun di wilayah pinggiran infrastruktur belum optimal. "Efek transformasi menyebabkan perubahan paradigma dalam segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Pada 2022, ekonomi digital mencapai USD77 miliar atau meningkat 22% dari 2021," katanya.



Subarna menyebut, Indonesia merupakan salah satu pemain utama ekonomi digital yang menguasai hampir 40% pasar digital ASEAN.

“Risiko dan tantangan juga mengintai saat digital digunakan secara luas seperti, kesenjangan, disrupsi, teknologi, isu data dan keamanan, isu kedaulatan digital. Karena itu, perlu dilakukan langkah mitigasi yang efektif dan menyeluruh,” ungkapnya.

Meski pemerintah terus menggencarkan transformasi digital, namun literasi digital belum merata terutama dalam industri UMKM baik pelaku bisnis maupun customer. Sebagai pasar terbesar dalam industri digital, Indonesia masih kalah dari Singapura dan Vietnam.

Founder Bebek Is Back Achmad Budiman Sudarsono menambahkan, apa yang terjadi pada pedagang Tanah Abang yang menolak Tiktok merupakan salah satu contoh yang menandakan transformasi digital belum sampai pada sasaran. Padahal jika dimanfaatkan dengan benar dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.

"Karena itu pedagang diimbau dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan yang ada, dengan melakukan persiapan, yang dimulai dengan perbaikan pondasi digital dan menetapkan standar dalam teknologi inovasi agar berkesinambungan," katanya.

Founder dan CEO WisataSekolah Irwan Tamrin menyebut tantangan tak hanya menerpa industri UMKM, namun juga industri pariwisata. Menurut Irwan Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang berevolusi dan bertransformasi, namun belum tergarap optimal.

Hal ini, karena pihak-pihak terkait belum siap. Padahal, pariwisata merupakan salah satu sektor yang pertama melakukan digitalisasi. “Karena itu, perlu memperbaiki pola pikir yang sejalan dengan perubahan tata kelola konvensional menjadi digital,” ujar Irwan.

Saat ini, kata Irwan, sosial media menjadi salah satu tools penting karena memiliki jangkauan lebih luas dan cepat. Sehingga, diperlukan digital mindset karena transformasi menjadi keniscayaan seiring dengan perkembangan teknologi dan ketatnya persaingan bisnis, baik di tingkat nasional maupun global.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1119 seconds (0.1#10.140)