Hate Free Day Dinilai Bisa Redam Ujaran Kebencian

Jum'at, 11 Mei 2018 - 14:47 WIB
Hate Free Day Dinilai Bisa Redam Ujaran Kebencian
Hate Free Day Dinilai Bisa Redam Ujaran Kebencian
A A A
JAKARTA - Pada tahun politik seperti ini banyak golongan masyarakat menggunakan ujaran kebencian (hate speech) untuk kepentingan kelompok mereka.

"Perang" ujaran kebencian membuat dunia maya di Indonesia seakan sesak. Propaganda, fitnah, menjelek-jelekkan, saling menjatuhkan, menjadi santapan sehari-hari. Alhasil, masyarakat pun dibuat resah dan bingung oleh permainan para elite demi untuk mendapatkan simpatik dan dukungan.

Fakta itulah yang mendorong harus adanya langkah untuk menghentikan maraknya ujaran kebencian tersebut. Hate free day atau hari anti ujaran kebencian sepertinya bisa menjadi solusi untuk mengerem ujaran kebencian sekaligus mengajak masyarakat untuk menahan diri dalam bermedia sosial. Langkah ini seperti yang kini sedang tren, yaitu car free day atau hari bebas kendaraan.

Pengasuh Pondok Pesantren Fatihatul Quran Muhammad Monib pada Rabu 9 Mei 2018 mengatakan, hate free day bisa menjadi salah satu solusi untuk mengampanyekan satu hari tanpa ujaran kebencian. Dengan hate free day, kata dia, masyarakat bisa introspeksi dan saling merangkul untuk menguatkan persatuan dan kesatuan.

“Kebencian terjadi karena ketidakpahaman akal, pikiran, dan wawasan seseorang. Dengan adanya hate free day, masyarakat bisa berkomunikasi dan berdiskusi secara langsung sehingga tidak timbul salah paham dan sebagainya,” ujar Monib.

Monib mengungkapkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi orang sehingga sangat mudah terpengaruh ujaran kebencian. Hal ini tergantung pemahaman keagamaan masyarakat dan dapat juga diperparah oleh faktor politik.

Selain itu, menurut dia, ujaran kebencian bisa membuat orang menjadi radikal meski bukan faktor tunggal). Ada beberapa faktor lain yang memengaruhinya, salah satunya dangkalnya ilmu dan pemahaman agama sehingga menyebabkan seseorang menjadi ekstrem. Orang-orang seperti ini sangat mudah diperalat atau dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

“Kalau ada hari anti ujaran kebencian itu bisa membuat orang lebih dapat mengendalikan diri saat bermedia sosial,” kata Monib.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3561 seconds (0.1#10.140)