Pengamat Soroti Gibran di Debat: Santunnya Kamuflase, Tak Beretika, dan Gagal Paham Persoalan

Senin, 22 Januari 2024 - 11:59 WIB
loading...
Pengamat Soroti Gibran di Debat: Santunnya Kamuflase, Tak Beretika, dan Gagal Paham Persoalan
Pengamat Politik Airlangga Pribadi Kusman menyoroti penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres yang digelar KPU pada Minggu (21/1/2024) malam. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Pengamat Politik Airlangga Pribadi Kusman menyoroti penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres yang digelar KPU pada Minggu (21/1/2024) malam. Menurutnya, manuver Gibran dalam debat cawapres kedua itu tidak merepresentasikan etika seorang pemimpin.

Selain itu, Gibran dianggap tidak memahami persoalan. Menurut Airlangga, penampilan Gibran justru membongkar kamuflase kesantunan yang selama ini ingin ditampilkan Gibran kepada publik.

“Kita bisa menyaksikan saat ketika Gibran berusaha menjatuhkan Cak Imin dengan menyebut pertanyaan dapat bocoran dari Pak Tom Lembong jelas tidak ada fakta, dan memperlihatkan minusnya tata krama dengan menyebut orang lain dengan tujuan menjatuhkan orang,” katanya dikutip Senin (22/1/2024).





Blunder serangan Gibran selanjutnya adalah ketika Gibran bertanya terkait inflasi hijau (greenflation) kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Airlangga menuturkan, penjelasan Gibran yang terkesan menggurui Prof Mahfud justru tidak memberikan kejelasan.

“Sudah tepat ketika Prof Mahfud menyatakan pertanyaan dan pernyataan recehan untuk jawaban Gibran. Hal ini justru menunjukkan lemahnya etika, etiket dan kegagalan memahami persoalan dari Gibran yang membongkar kamuflase kesantunan yang selama ini ditampilkan,” imbuhnya.

Dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini mengatakan, Gibran tidak berangkat dari penjelasan, namun langsung melompat dengan memberikan contoh aksi demonstrasi di Prancis. Sebaliknya, jawaban dari Mahfud MD sudah tepat.

Airlangga menjelaskan, makna dari greenflation itu adalah ketika biaya untuk renewable and green economy dalam transisi ekonomi naik melebihi kalkulasi market, sehingga membuat pelaku ekonomi enggan untuk melakukan transisi menuju ekonomi hijau.

“Justru jawaban Prof Mahfud dalam hal ini benar, kultur Madura yang terbiasa dalam melakukan recycle barang ekonomi dan mengelolanya bagi ekonomi hijau, justu memiliki peran sebagai cultural capital (modal budaya) yang penting untuk menurunkan inflasi hijau,” katanya.

Dia menambahkan, langkah Gibran yang agresif dan cenderung menyerang dilakukan untuk membalas penampilan Prabowo yang terkesan emosional dan kalah dalam debat capres kedua.

“Kalau saya lihat langkah agresif cenderung menyerang dari Gibran ini untuk membalas dalam debat capres kemarin ketika Prabowo terkesan emosional dan kalah dalam debat terkait dengan isu kepemilikan lahan dan transparansi anggaran Kemenhan,” kata Airlangga.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)