Apresiasi Program Satu Keluarga Satu Sarjana Ganjar-Mahfud, Perindo: Wujudkan Indonesia Emas

Kamis, 18 Januari 2024 - 12:02 WIB
loading...
Apresiasi Program Satu Keluarga Satu Sarjana Ganjar-Mahfud, Perindo: Wujudkan Indonesia Emas
Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo Ike Julies Tiati atau Ike Suharjo mengatakan Program Satu Keluarga Satu Sarjana Ganjar Pranowo-Mahfud MD disambut antusias masyarakat. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Ike Julies Tiati atau Ike Suharjo mengatakan Program Satu Keluarga Satu Sarjana digaungkan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD disambut antusias masyarakat.

"Program satu keluarga satu sarjana sangat disambut antusias masyarakat," kata Ike, Kamis (18/1/2024).

Ike menilai terdapat tiga indikator menuju Indonesia Emas 2045, salah satunya Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas ditopang dari sisi pendidikan. Menurut Ike, SDM berkualitas itu tidak terlepas dari pendidikan.

Mulai dari pendidikan karakter sejak dini, pendidikan hard skill dan pendidikan soft skill hingga melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana. "Ada tiga indikator bagaimana negara kita tercinta ini bisa maju dan sejahtera, apalagi kita ingin menuju Indonesia Emas 2045," ujar Ike.



Ike yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sumatra Selatan II (Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Prabumulih, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Lahat, dan Empat Lawang) itu mengatakan untuk menjadi seorang sarjana memang tidak mudah bagi masyarakat kurang mampu. Untuk meraih gelar Strata I, bagi mereka yang ekonominya di bawah rata-rata tentu membutuhkan beasiswa.

"Ketika pandemi beberapa tahun silam, banyak mahasiswa dan mahasiswi saya tidak dapat melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi. Orang tuanya di PHK, susahnya mencari pekerjaan dan harus bekerja part time sambil kuliah," ucap Ike yang juga seorang dosen di salah satu universitas ternama di Jakarta.



Menurutnya program satu keluarga satu sarjana ini diluncurkan berdasarkan pengalaman Gubernur Jawa Tengah dua periode itu ketika masih menuntut ilmu di UGM dan Ganjar terpaksa cuti kuliah dikarena tidak adanya biaya.

"Mas Ganjar juga mempunyai pengalaman di masa lalu di mana beliau terpaksa cuti kuliah karena tidak ada biaya. Salah satu pengalaman inilah yang membuat program ini diluncurkan," ungkap dia yang juga merupakan salah satu Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1512 seconds (0.1#10.140)