Tantangan Berubah Karena IKN, Ganjar-Mahfud Pilih Perkuat Pertahanan Indonesia
loading...
A
A
A
Untuk melakukan transformasi pertahanan menjadi Garda Samudera, Indonesia membutuhkan anggaran pertahanan hingga 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Saat ini Indonesia masih jauh dari upaya modernisasi karena anggarannya masih berada di bawah 1% dari PDB.
"Ini jauh di bawah anggaran pertahanan negara-negara tetangga maupun negara adidaya, sehingga belum optimal dalam menghadapi gejolak geopolitik. Kebijakan pengadaan alutsista juga belum sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya (user)," kata Anggota Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud, Reine Prihandoko.
Indonesia juga masih harus menghadapi sejumlah tantangan dalam melakukan modernisasi pertahanan, salah satunya ditandai dengan pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) yang tidak sesuai dengan target.
"Menurut data dari KKIP, pada tahun 2023, capaian MEF Indonesia hanya sebesar 65,49% dari target, yang bahkan sudah disesuaikan ulang menjadi hanya sebesar 79%. Target MEF diragukan dapat terpenuhi selama satu tahun ini (2024)," tandas Reine.
"Ini jauh di bawah anggaran pertahanan negara-negara tetangga maupun negara adidaya, sehingga belum optimal dalam menghadapi gejolak geopolitik. Kebijakan pengadaan alutsista juga belum sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya (user)," kata Anggota Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud, Reine Prihandoko.
Indonesia juga masih harus menghadapi sejumlah tantangan dalam melakukan modernisasi pertahanan, salah satunya ditandai dengan pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) yang tidak sesuai dengan target.
"Menurut data dari KKIP, pada tahun 2023, capaian MEF Indonesia hanya sebesar 65,49% dari target, yang bahkan sudah disesuaikan ulang menjadi hanya sebesar 79%. Target MEF diragukan dapat terpenuhi selama satu tahun ini (2024)," tandas Reine.
(abd)