Komjen Polisi Bergelar Doktor, Nomor 3 Peraih Adhi Mayakasa Akpol 1988
loading...
A
A
A
Jabatan prestisius lain yang pernah diemban Rudy yakni Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri pada 2017 dan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri pada 2018.
Rotasi jabatan di tubuh Polri pada 10 Desember 2020 kembali membuat Rudy berpindah jabatan. Dia menggantikan Irjen Fiandar menjabat Kapolda Banten. Cukup lama Rudy memimpin Polda Banten, hingga 14 Oktober 2023, ia diangkat menjadi Sekjen KKP.
Di luar kinerjanya yang cemerlang sebagai polisi, Rudy juga seorang pembelajar. Hal itu dibuktikan dengan gelar yang disandang. Rudy melanjutkan kuliah hingga S3 dan mendapatkan gelar doktor pidana umum. Bahkan, Rudy juga dianugerahi gelar profesor oleh almamaternya, Unila Lampung pada 19 Februari 2022 lalu. Dosen tidak tetap di Fakultas Hukum Unila itu dikukuhkan menjadi Guru Besar di bidang Ilmu Media Kepolisian.
FOTO/IST
Komjen Polisi bergelar doktor selanjutnya adalah Komjen Pol Mohammad Rycko Amelza Dahniel. Penyandang gelar doktor di bidang Kajian Ilmu Kepolisian dari Universitas Indonesia (UI) itu sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak 3 April 2023.
Rycko Amelza Dahniel lahir dan tumbuh di Cibonong, Bogor. Selepas SMA, pria kelahiran 14 Agustus 1966 itu melanjutkan pendidian di Akpol dan lulus pada 1988. Tak sekadar lulus, Rycko meraih predikat Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.
Di sela menjalani tugas sebagai seorang polisi, Rycko melanjutkan pendidikan pascasarjana. Ia mengambil S2 Ilmu Administrasi di UI dan lulus pada 2001. Selanjutnya ia mengambil pendidikan doktoral pada Kajian Ilmu Kepolisian UI dan lulus pada 2008 dengan predikat Cum Laude.
Rycko yang berpengalaman di bidang reserse diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor di Bidang Ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak 1 Agustus 2020.
Di luar pendidikan umumnya yang cemerlang, Rycko juga termasuk polisi dengan karier bagus. Ia mengemban tugas pertama di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akpol Semarang.
Pada 1993, dia mengikuti pendidikan di PTIK dan lulus dengan predikat terbaik. Kemudian, kembali berdinas di Polres Metro Jakarta Pusat, Jabatan lainnya yakni Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Selatan lalu Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.
Pada 2002, dia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis. Rycko juga pernah menduduki jabatan strategis antara lain Kapolres Metro Jakarta Utara, Kepala Lembaga Kerja Sama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, kemudian Wakapolda Jabar, Kepala STIK dulu dikenal PTIK.
Rotasi jabatan di tubuh Polri pada 10 Desember 2020 kembali membuat Rudy berpindah jabatan. Dia menggantikan Irjen Fiandar menjabat Kapolda Banten. Cukup lama Rudy memimpin Polda Banten, hingga 14 Oktober 2023, ia diangkat menjadi Sekjen KKP.
Di luar kinerjanya yang cemerlang sebagai polisi, Rudy juga seorang pembelajar. Hal itu dibuktikan dengan gelar yang disandang. Rudy melanjutkan kuliah hingga S3 dan mendapatkan gelar doktor pidana umum. Bahkan, Rudy juga dianugerahi gelar profesor oleh almamaternya, Unila Lampung pada 19 Februari 2022 lalu. Dosen tidak tetap di Fakultas Hukum Unila itu dikukuhkan menjadi Guru Besar di bidang Ilmu Media Kepolisian.
3. Komjen Pol Prof Dr Mohammad Rycko Amelza Dahniel, MSi
FOTO/IST
Komjen Polisi bergelar doktor selanjutnya adalah Komjen Pol Mohammad Rycko Amelza Dahniel. Penyandang gelar doktor di bidang Kajian Ilmu Kepolisian dari Universitas Indonesia (UI) itu sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak 3 April 2023.
Rycko Amelza Dahniel lahir dan tumbuh di Cibonong, Bogor. Selepas SMA, pria kelahiran 14 Agustus 1966 itu melanjutkan pendidian di Akpol dan lulus pada 1988. Tak sekadar lulus, Rycko meraih predikat Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.
Di sela menjalani tugas sebagai seorang polisi, Rycko melanjutkan pendidikan pascasarjana. Ia mengambil S2 Ilmu Administrasi di UI dan lulus pada 2001. Selanjutnya ia mengambil pendidikan doktoral pada Kajian Ilmu Kepolisian UI dan lulus pada 2008 dengan predikat Cum Laude.
Rycko yang berpengalaman di bidang reserse diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor di Bidang Ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak 1 Agustus 2020.
Di luar pendidikan umumnya yang cemerlang, Rycko juga termasuk polisi dengan karier bagus. Ia mengemban tugas pertama di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akpol Semarang.
Pada 1993, dia mengikuti pendidikan di PTIK dan lulus dengan predikat terbaik. Kemudian, kembali berdinas di Polres Metro Jakarta Pusat, Jabatan lainnya yakni Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Selatan lalu Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.
Pada 2002, dia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis. Rycko juga pernah menduduki jabatan strategis antara lain Kapolres Metro Jakarta Utara, Kepala Lembaga Kerja Sama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, kemudian Wakapolda Jabar, Kepala STIK dulu dikenal PTIK.