Generasi Muda Diharapkan Jadi Perintis Bukan Pewaris dengan Privilege
loading...
A
A
A
Setelah lulus dari UI, pria asal Tegal, Jawa Tengah ini melanjutkan kuliah Magister (S2) Development Studies di London School of Economics and Political Science (LSE), London, Inggris, hingga lulus, berbekal beasiswa LPDP usai merebut gelar Abang Jakarta 2018.
Di sisi lain, Mujab menegaskan, Generasi Perintis mencoba mencari solusi dengan mengangkat pertanyaan, bagaimana sebaiknya agar aspirasi generasi muda selaku kaum non privilege bisa tersampaikan. Hal inilah yang menurut Mujab menjadi daya tarik diskusi.
Dari keseluruhan diskusi di 25 kota, tercatat sekurangnya 1.300 peserta telah mengikuti kegiatan aktivasi darat yang diinisiasi oleh Generasi Perintis.
Tercatat diskusi pemuda yang dinisiasi Generasi Perintis ini, telah dilaksanakan di Bandung, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Karawang, Indramayu, Bekasi, Majalengka, Semarang, Solo, Tegal, Blora, Rembang, Jepara, Demak, Surabaya, Bangkalan, Gresik, Malang, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Ngawi, dan Madiun.
Ada pun kegiatan aktivasi darat yang dilakukan oleh Generasi Perintis tersebut bertujuan untuk membaca secara utuh karakter generasi muda Indonesia sekaligus menjadi forum berjejaring generasi muda setempat.
Mujab juga menyatakan, program Generasi Perintis tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga telah dibuat berbagai program seperti webinar, pelatihan, lokakarya, dan program beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa perguruan tinggi dan siswa SMA/SMK.
"Kami juga memberikan beasiswa berupa program pembinaan kepada para perintis (sebutan untuk para peserta) dan ekosistem yang suportif untuk para perintis yang akan melalui seleksi," kata Mujab menjelaskan.
Diharapkan dari gerakan ini, jumlah Generasi Perintis bisa lebih besar lagi dan memberikan kontribusi lebih baik bagi kemajuan Indonesia ke depannya.
"Generasi Perintis akan selalu aktif membuat dialog berjejaring, melakukan kajian kebijakan, agar masa depan pemuda Indonesia lebih terbuka dan setara," tutupnya.
Founder dan CEO Blora Gens, Yetty Novita Ekasari mengatakan, dirinya memiliki visi yang sama dengan Generasi Perintis, hingga memunculkan kolaborasi antara kedua komunitas yang bergerak di bidang pendidikan serta pengembangan sumber daya manusia khususnya pemuda Indonesia.
Di sisi lain, Mujab menegaskan, Generasi Perintis mencoba mencari solusi dengan mengangkat pertanyaan, bagaimana sebaiknya agar aspirasi generasi muda selaku kaum non privilege bisa tersampaikan. Hal inilah yang menurut Mujab menjadi daya tarik diskusi.
Dari keseluruhan diskusi di 25 kota, tercatat sekurangnya 1.300 peserta telah mengikuti kegiatan aktivasi darat yang diinisiasi oleh Generasi Perintis.
Tercatat diskusi pemuda yang dinisiasi Generasi Perintis ini, telah dilaksanakan di Bandung, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Karawang, Indramayu, Bekasi, Majalengka, Semarang, Solo, Tegal, Blora, Rembang, Jepara, Demak, Surabaya, Bangkalan, Gresik, Malang, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Ngawi, dan Madiun.
Ada pun kegiatan aktivasi darat yang dilakukan oleh Generasi Perintis tersebut bertujuan untuk membaca secara utuh karakter generasi muda Indonesia sekaligus menjadi forum berjejaring generasi muda setempat.
Mujab juga menyatakan, program Generasi Perintis tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga telah dibuat berbagai program seperti webinar, pelatihan, lokakarya, dan program beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa perguruan tinggi dan siswa SMA/SMK.
"Kami juga memberikan beasiswa berupa program pembinaan kepada para perintis (sebutan untuk para peserta) dan ekosistem yang suportif untuk para perintis yang akan melalui seleksi," kata Mujab menjelaskan.
Diharapkan dari gerakan ini, jumlah Generasi Perintis bisa lebih besar lagi dan memberikan kontribusi lebih baik bagi kemajuan Indonesia ke depannya.
"Generasi Perintis akan selalu aktif membuat dialog berjejaring, melakukan kajian kebijakan, agar masa depan pemuda Indonesia lebih terbuka dan setara," tutupnya.
Founder dan CEO Blora Gens, Yetty Novita Ekasari mengatakan, dirinya memiliki visi yang sama dengan Generasi Perintis, hingga memunculkan kolaborasi antara kedua komunitas yang bergerak di bidang pendidikan serta pengembangan sumber daya manusia khususnya pemuda Indonesia.