Generasi Muda Diharapkan Jadi Perintis Bukan Pewaris dengan Privilege

Kamis, 28 Desember 2023 - 06:41 WIB
loading...
Generasi Muda Diharapkan Jadi Perintis Bukan Pewaris dengan Privilege
Diskusi pemuda yang diinisiasi oleh Generasi Perintis, dengan mengusung tagline GuePerintis, KitaPerintis, BukanPewaris, di Jakarta, Rabu 27 Desember 2023. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pemuda merupakan suatu momentum untuk sebuah harapan yang lebih baik. Pemuda atau generasi muda adalah indvidu atau kelompok yang perlu diberikan kesempatan, namun bukan sebagai pewaris dengan yang memilikiprivilege.

Fenomena inilah yang kemudian menjadi garis besar diskusi pemuda yang diinisiasi oleh Generasi Perintis, dengan mengusung tagline GuePerintis, KitaPerintis, BukanPewaris, di Jakarta, Rabu 27 Desember 2023.

Salah satu isu yang selalu diangkat pada saat diskusi adalah permasalahan privilege (hak istimewa) dan nonprivilege yang dialami oleh kaum muda. Serta hambatan struktural yang seringkali dihadapi oleh kalangan yang tidak memiliki privilege.

"Fenomena privilege dan non privilege ini memang menjadi keresahan di kalangan perintis muda," kata co-founder Generasi Perintis, Muhammad Syaeful Mujab dalam keterangannya, Kamis (28/12/2023).



"Salah satu keresahan itu diawali oleh majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres RI di Pilpres 2024. Anak presiden yang akan habis masa jabatannya mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden telah mencederai semangat para perintis," tambahnya.

Kata dia, generasi perintis muncul sebagai sarana berjejaring pemuda Indonesia, untuk mendukung satu sama lain. Pemuda Indonesia tidak perlu takut merintis walau bukan siapa-siapa (anak presiden).

"Karena kita tidak bisa memilih lahir dari orang tua yang memiliki jabatan atau warisan. Bung Karno dan Bung Hatta dahulu bukan siapa-siapa. Demi tujuan Indonesia merdeka, mereka merintis dan tidak takut dengan penjajah Belanda," ujar Mujab, Ketua BEM UI 2017.

Perlu diketahui, keluarga Mujab adalah penerima bantuan langsung tunai (BLT) di mana ibunya harus mencari nafkah usai bercerai dengan ayahnya sejak ia berumur empat tahun. Sejak SMP, Mujab diasuh neneknya karena ibunya harus merantau jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Mujab juga menerima bantuan pendidikan sejak SD, serta beasiswa Bidikmisi dan Rumah Kepemimpinan saat kuliah dan hingga menyelesaikan pendidikan S1 di FISIP Universitas Indonesia (UI).

Setelah lulus dari UI, pria asal Tegal, Jawa Tengah ini melanjutkan kuliah Magister (S2) Development Studies di London School of Economics and Political Science (LSE), London, Inggris, hingga lulus, berbekal beasiswa LPDP usai merebut gelar Abang Jakarta 2018.

Di sisi lain, Mujab menegaskan, Generasi Perintis mencoba mencari solusi dengan mengangkat pertanyaan, bagaimana sebaiknya agar aspirasi generasi muda selaku kaum non privilege bisa tersampaikan. Hal inilah yang menurut Mujab menjadi daya tarik diskusi.

Dari keseluruhan diskusi di 25 kota, tercatat sekurangnya 1.300 peserta telah mengikuti kegiatan aktivasi darat yang diinisiasi oleh Generasi Perintis.

Tercatat diskusi pemuda yang dinisiasi Generasi Perintis ini, telah dilaksanakan di Bandung, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Karawang, Indramayu, Bekasi, Majalengka, Semarang, Solo, Tegal, Blora, Rembang, Jepara, Demak, Surabaya, Bangkalan, Gresik, Malang, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Ngawi, dan Madiun.

Ada pun kegiatan aktivasi darat yang dilakukan oleh Generasi Perintis tersebut bertujuan untuk membaca secara utuh karakter generasi muda Indonesia sekaligus menjadi forum berjejaring generasi muda setempat.

Mujab juga menyatakan, program Generasi Perintis tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga telah dibuat berbagai program seperti webinar, pelatihan, lokakarya, dan program beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa perguruan tinggi dan siswa SMA/SMK.

"Kami juga memberikan beasiswa berupa program pembinaan kepada para perintis (sebutan untuk para peserta) dan ekosistem yang suportif untuk para perintis yang akan melalui seleksi," kata Mujab menjelaskan.

Diharapkan dari gerakan ini, jumlah Generasi Perintis bisa lebih besar lagi dan memberikan kontribusi lebih baik bagi kemajuan Indonesia ke depannya.

"Generasi Perintis akan selalu aktif membuat dialog berjejaring, melakukan kajian kebijakan, agar masa depan pemuda Indonesia lebih terbuka dan setara," tutupnya.

Founder dan CEO Blora Gens, Yetty Novita Ekasari mengatakan, dirinya memiliki visi yang sama dengan Generasi Perintis, hingga memunculkan kolaborasi antara kedua komunitas yang bergerak di bidang pendidikan serta pengembangan sumber daya manusia khususnya pemuda Indonesia.

"Saya juga seorang perintis, melangkah dari nol. Ada rasa takut saat memulai, tapi sebagai pemuda kita harus tahu cara menjaganya untuk mencapai tujuan, karena perjalanan panjang, ada ujian, ada hambatan, membutuhkan energi dan upaya. Modalnya adalah terus berjuang, keberanian, tekad, kegigihan," urai Vita.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1458 seconds (0.1#10.140)