Ganjar-Mahfud Tidak Terpengaruh Hasil Survei, TPN: Fokus Dekati Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Nasional ( TPN) Ganjar-Mahfud , Arsjad Rasjid menyatakan tak terpengaruh dengan hasil survei elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang baru saja dirilis. TPN tetap fokus memenangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Hal ini ditegaskan Arsjad Rasjid menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia dan CSIS. Hasil survei keduanya berbeda, Indikator menempatkan Ganjar-Mahfud di posisi kedua, sedangkan CSIS di urutan ketiga.
"Jangan percaya pada hasil survei. Kami fokus pada pekerjaan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud dan biarkan masyarakat memilih sesuai hati nuraninya. Kami yakin Ganjar-Mahfud adalah pilihan rakyat karena dekat dan turun selalu ke bawah. Ini faktor pembeda Ganjar-Mahfud dari pasangan lain," kata Arsjad Rasjid dalam keterangannya, Rabu (27/12/2023).
Untuk diketahui, dua lembaga survei baru saja merilis hasil survei. Terbaru, CSIS mengumumkan hasil survei dengan mengambil data pada periode 13–18 Desember 2023. Pada hasil survei tersebut, elektabilitas Ganjar Mahfud sekitar 19,4% atau tertinggal dari kedua pasangan capres-cawapres lainnya.
Dalam konferensi pers, Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan, survei tersebut dilakukan sehari setelah debat capres pertama berlangsung. Ketiga calon masih memiliki waktu dan harapan dalam menentukan kerja politik. Situasi politik tersebut bisa saja dapat mengubah elektabilitas, baik naik maupun turun, termasuk karena faktor debat.
Berbeda dengan CSIS, Indikator Politik juga merilis hasil elektabilitas dengan sample yang lebih relevan pada periode 23–24 Desember 2023. Elektabilitas Ganjar Mahfud berada di posisi kedua, dengan total 24,5%.
Sebelumnya, Ketua Badang Pengurus SETARA Institute Ismail Hasani menyerukan agar lembaga survei bersikap netral dalam kinerja masing-masing terkait Pemilu 2024. Sebab, belakangan ini masyarakat disuguhkan dengan beragam survei tentang elektabilitas capres dan cawapres yang dinilai semakin tidak masuk akal.
"Posisi lembaga survei ini tidak pernah kita tahu, apakah mereka merangkap sebagai konsultan politik, juru kampanye yang berlindung di balik survei atau agitator yang ditugasi untuk menggiring opini," katanya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Hal ini ditegaskan Arsjad Rasjid menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia dan CSIS. Hasil survei keduanya berbeda, Indikator menempatkan Ganjar-Mahfud di posisi kedua, sedangkan CSIS di urutan ketiga.
"Jangan percaya pada hasil survei. Kami fokus pada pekerjaan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud dan biarkan masyarakat memilih sesuai hati nuraninya. Kami yakin Ganjar-Mahfud adalah pilihan rakyat karena dekat dan turun selalu ke bawah. Ini faktor pembeda Ganjar-Mahfud dari pasangan lain," kata Arsjad Rasjid dalam keterangannya, Rabu (27/12/2023).
Untuk diketahui, dua lembaga survei baru saja merilis hasil survei. Terbaru, CSIS mengumumkan hasil survei dengan mengambil data pada periode 13–18 Desember 2023. Pada hasil survei tersebut, elektabilitas Ganjar Mahfud sekitar 19,4% atau tertinggal dari kedua pasangan capres-cawapres lainnya.
Dalam konferensi pers, Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan, survei tersebut dilakukan sehari setelah debat capres pertama berlangsung. Ketiga calon masih memiliki waktu dan harapan dalam menentukan kerja politik. Situasi politik tersebut bisa saja dapat mengubah elektabilitas, baik naik maupun turun, termasuk karena faktor debat.
Berbeda dengan CSIS, Indikator Politik juga merilis hasil elektabilitas dengan sample yang lebih relevan pada periode 23–24 Desember 2023. Elektabilitas Ganjar Mahfud berada di posisi kedua, dengan total 24,5%.
Sebelumnya, Ketua Badang Pengurus SETARA Institute Ismail Hasani menyerukan agar lembaga survei bersikap netral dalam kinerja masing-masing terkait Pemilu 2024. Sebab, belakangan ini masyarakat disuguhkan dengan beragam survei tentang elektabilitas capres dan cawapres yang dinilai semakin tidak masuk akal.
"Posisi lembaga survei ini tidak pernah kita tahu, apakah mereka merangkap sebagai konsultan politik, juru kampanye yang berlindung di balik survei atau agitator yang ditugasi untuk menggiring opini," katanya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(abd)