Kemenag dan Diplomasi Perdamaian Global
loading...
A
A
A
Terinspirasi dari filosofi agama sebagai sumber inspirasi perdamaian, Kemenag menjadikan KMBAAA ini sebagai ajang pembuktian bahwa tokoh agama sejatinya menjadi penggerak perdamaian yang melampaui batas-batas geografis. Para tokoh agama harus menjadi aktor perdamaian di ruang-ruang publik, suara-suara mereka menjadi referensi bagi masyarakat.
Bahwa perdamaian global harus tercipta sebagai sebuah gerakan bersama antara satu negara dengan negara lainnya. Sebuah gerakan perdamaian yang lahir dari kesadaran bersama bahwa perdamaian adalah visi bersama yang harus diwujudkan lintas agama dan lintas bangsa.
Berbekal pengalaman pengarusutamaan moderasi beragama pada internal bangsa, penulis berkeyakinan bahwa Kemenag di bawah Gus Men mampu melebarkan sayap strategis memasifkan gerakan moderasi beragama pada konteks global. KMBAAA ini menjadi ikhtiar awal untuk menciptakan perdamaian dunia, setidaknya membangun persepsi yang sama antar negara yang berbeda dalam mengelola perdamaian.
Empat indikator moderasi beragama: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, akomodatif terhadap budaya, adalah nilai-nilai universal yang bisa dijabarkan oleh setiap bangsa yang berbeda. Indonesia, menurut penulis, pada akhirnya bisa menjadi role model bagi setiap negara yang dilanda konflik, terutama yang didasari oleh entitas agama.
Akhirnya, penulis berharap bahwa KMBAAA adalah "soft diplomacy" yang tidak hanya melahirkan rekomendasi-rekomendasi strategis, tetapi harus diikuti dengan gerakan-gerakan konkret dan terukur, sehingga perdamaian global dapat terwujud.
Bahwa perdamaian global harus tercipta sebagai sebuah gerakan bersama antara satu negara dengan negara lainnya. Sebuah gerakan perdamaian yang lahir dari kesadaran bersama bahwa perdamaian adalah visi bersama yang harus diwujudkan lintas agama dan lintas bangsa.
Berbekal pengalaman pengarusutamaan moderasi beragama pada internal bangsa, penulis berkeyakinan bahwa Kemenag di bawah Gus Men mampu melebarkan sayap strategis memasifkan gerakan moderasi beragama pada konteks global. KMBAAA ini menjadi ikhtiar awal untuk menciptakan perdamaian dunia, setidaknya membangun persepsi yang sama antar negara yang berbeda dalam mengelola perdamaian.
Empat indikator moderasi beragama: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, akomodatif terhadap budaya, adalah nilai-nilai universal yang bisa dijabarkan oleh setiap bangsa yang berbeda. Indonesia, menurut penulis, pada akhirnya bisa menjadi role model bagi setiap negara yang dilanda konflik, terutama yang didasari oleh entitas agama.
Akhirnya, penulis berharap bahwa KMBAAA adalah "soft diplomacy" yang tidak hanya melahirkan rekomendasi-rekomendasi strategis, tetapi harus diikuti dengan gerakan-gerakan konkret dan terukur, sehingga perdamaian global dapat terwujud.
(hdr)