Pasangan Capres-Cawapres Diingatkan Tak Jadikan Bansos Alat Politik Pilpres

Kamis, 14 Desember 2023 - 19:28 WIB
loading...
Pasangan Capres-Cawapres Diingatkan Tak Jadikan Bansos Alat Politik Pilpres
Peneliti Senior BRIN Prof Lili Romli menilai Bansos menjadi instrumen klintelisme untuk meraih suara untuk pemenangan pemilu dan pilpres. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Bantuan sosial (Bansos) pemerintah di tengah pemilu kerap dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan elektoral. Bahkan, Ketua Umum PAN Zulkfili Hasan berkampanye dengan narasi agar rakyat memilih Prabowo-Gibran agar Bansos dan BLT dilanjutkan.

Terkait hal ini, Peneliti Senior BRIN Prof Lili Romli menilai bahwa kampanye bernada ancaman Bansos seperti itu tidak etis. Alih-alih bagaimana agar rakyat makmur dan sejahtera seharusnya tidak mengandalkan Bansos dan kampanye model ini justru ingin melestarikan kemiskinan.

"Ini bisa dikatakan mereka ingin agar rakyat tetap miskin sehingga agar tergantung terus pada Bansos. Ini bentuk politik populis yang salah kaprah," tegas Prof Lili pada wartawan di Jakarta, Kamis (14/12/2023)

Menurutnya, kampanye politik seharusnya berfokus pada upaya menyejahterakan rakyat dengan seperti penciptaan lapangan usaha bagi rakyat, lapangan pekerjaan, peningkatan pendidikan sehingga rakyat bisa keluar dari jerat kemiskinan.

“Bukan terus menerus melestarikan bansos," ucapnya.

Menurutnya, kini program Bansos pun melenceng dari tujuan awal. "Sekarang Bansos sudah bersifat politis, sudah ditunggangi politik," paparnya.

Lili menjelaskan Bansos menjadi instrumen klintelisme untuk meraih suara untuk pemenangan pemilu dan pilpres. Padahal pendanaan Bansos bersumber dari uang rakyat.

"Anggaran negara, yang berasal dari pajak bahkan dapat dari utang luar negeri, disalahgunanakan, dimanipulasi dan dimanfaatkan untuk pemenangan pemilu. Ini sangat disayangkan," tegas Lili.

Lili menekankan pentingnya kesadaran publik untuk melihat Bansos secara jernih di tengah masa pemilu. Bahwa Bansos bukan berasal sosok atau sosok, melainkan negara.

"Moga rakyat sadar dan mengetahui bahwa Bansos bukan kemurahhatian penguasa, karena yang digunakan bukan uang pribadi tapi uang negara, yang hakekatnya adalah uang rakyat," katanya.

Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan Bansos dipakai untuk meraih kepercayaan publik sejak lama. “Bansos tinggi untuk meraih kepercayaan publik,“ kata Trubus, Kamis (14/12/2023).

Lebih dari sekadar untuk melanggengkan kekuasaan, kata dia, Bansos harus memberi harapan kepada masyarakat miskin jika disalurkan dengan tepat.

“Bahwa Bansos juga membawa harapan kepada masyarakat miskin untuk bertahan dalam mengarungi hidupnya,” jelas Trubus.

Tapi, lanjut dia, jika Bansos ini digaungkan terus oleh Paslon Nomor 2, tidak bisa dipungkiri karena ada anak Presiden Joko Widodo di situ, yang terus mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kerja-kerja bapaknya. Kelekatan antara Jokowi dan Bansos sudah begitu mengakar.

“Jujur saja masyarakat bawah bingung kalau Pak Jokowi tak lagi Presiden, Bansos masih mengalir atau tidak?” ungkap Trubus.

Apalagi, kata Trubus, bagi masyarakat yang tergolong miskin ekstrim. “Sehingga harapannya, bagaimana orang miskin ekstrim mendapatkan dua kali lebih banyak,” tuturnya.



Dia menambahkan capres dan cawapres yang berani menjanjikan Bansos, diminta untuk mencari dulu akar masalahnya agar tidak menjadi ketergantungan.

“Persoalannya apakah Bansos itu lama? Kan tidak mendidik kalau terus menerus dipelihara,” pungkas Trubus.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3322 seconds (0.1#10.140)