Jokowi Bilang Hukuman Penjara Tak Bikin Koruptor Jera
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan bahwa hukuman penjara tidak membuat koruptor jera. Dia melihat saat ini kejahatan korupsi justru semakin canggih, bahkan dilakukan lintas negara.
"Apakah hukuman penjara membuat jera? Ternyata tidak. Karena memang korupsi sekarang makin canggih, makin kompleks bahkan lintas negara dan multiyuridiksi dan menggunakan teknologi mutakhir," kata Jokowi dalam sambutannya pada puncak Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Jokowi mengatakan butuh upaya dari semua pihak yang lebih sistematis dan masif serta memanfaatkan teknologi terkini untuk mencegah tindak pidana korupsi. "Kita butuh perkuat sistem pencegahan termasuk memperbaiki kualitas SDM (sumber daya manusia, red), APH (aparat penegak hukum, red) kita. Sistem pengadaan barang dan jasa sistem perizinan, pengawasan internal dan lain-lain," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan platform katalog elektronik. Dia menambahkan, berdasarkan laporan lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah (LKPP) sudah ada 7,5 juta batang yang masuk e-katalog.
"Kemudian juga online single submission (OSS), jangan sampai ketemu pengusaha dengan pejabat ini juga sangat membantu. One map policy, memang belum selesai tapi sudah 60-70% dan 2024 ini akan sangat membantu memagari orang untuk tidak korupsi," kata Jokowi.
Jokowi juga mengapresiasi penyelenggaraan perpajakan dan sertifikat yang dilakukan secara elektronik. Hal tersebut katanya menjadi salah satu bentuk upaya pencegahan korupsi.
"Tadi Bapak ketua (KPK) menyampaikan mengenai SIPD pencegahan. Kemudian sistem logistik nasional, coba dibandingkan sebelum dan setelah ini apa yang telah kita perbaiki, simbara untuk batu bara kemudian nanti masuk ke nikel bauksit tembaga. Saya kira ini akan kita bisa mengontrol berapa banyak SDA kita yang sudah dieksploitasi di ekspor dan lain-lain," ungkapnya.
Lihat Juga: 4 Kapolri Sebelum Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ada yang Menjabat di Era SBY dan Jokowi
"Apakah hukuman penjara membuat jera? Ternyata tidak. Karena memang korupsi sekarang makin canggih, makin kompleks bahkan lintas negara dan multiyuridiksi dan menggunakan teknologi mutakhir," kata Jokowi dalam sambutannya pada puncak Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Jokowi mengatakan butuh upaya dari semua pihak yang lebih sistematis dan masif serta memanfaatkan teknologi terkini untuk mencegah tindak pidana korupsi. "Kita butuh perkuat sistem pencegahan termasuk memperbaiki kualitas SDM (sumber daya manusia, red), APH (aparat penegak hukum, red) kita. Sistem pengadaan barang dan jasa sistem perizinan, pengawasan internal dan lain-lain," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan platform katalog elektronik. Dia menambahkan, berdasarkan laporan lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah (LKPP) sudah ada 7,5 juta batang yang masuk e-katalog.
"Kemudian juga online single submission (OSS), jangan sampai ketemu pengusaha dengan pejabat ini juga sangat membantu. One map policy, memang belum selesai tapi sudah 60-70% dan 2024 ini akan sangat membantu memagari orang untuk tidak korupsi," kata Jokowi.
Jokowi juga mengapresiasi penyelenggaraan perpajakan dan sertifikat yang dilakukan secara elektronik. Hal tersebut katanya menjadi salah satu bentuk upaya pencegahan korupsi.
"Tadi Bapak ketua (KPK) menyampaikan mengenai SIPD pencegahan. Kemudian sistem logistik nasional, coba dibandingkan sebelum dan setelah ini apa yang telah kita perbaiki, simbara untuk batu bara kemudian nanti masuk ke nikel bauksit tembaga. Saya kira ini akan kita bisa mengontrol berapa banyak SDA kita yang sudah dieksploitasi di ekspor dan lain-lain," ungkapnya.
Lihat Juga: 4 Kapolri Sebelum Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ada yang Menjabat di Era SBY dan Jokowi
(rca)