Aksi Prank Youtuber dan Kasus Anji Bikin Ketua Umum Muhammadiyah Prihatin

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 22:06 WIB
loading...
Aksi Prank Youtuber dan Kasus Anji Bikin Ketua Umum Muhammadiyah Prihatin
Ketua Umum Pimpinan Pusat Haedar Nashir. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengungkapkan keprihatinannya terhadap penggunaan media sosial yang melampaui batas kewajaran hanya karena ingin popularitas dan uang.

Melalui akun Twitternya, Haedar mengungkapkan keprihatinannya dengan menyinggung aksi dua remaja yang bermain jahil atau "prank" membagikan bungkus plastik berisi sampah kepada orang lain.

Akibat ulah sembarangan itu keduanya digelandang ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Diketahui, pelaku melakukan itu karena ingin chanell Youtubenya memiliki banyak subcriber dan viewers.

Haidar juga menyoroti kehebohan wawancara seorang musisi dengan orang yang disebut professor ahli mikrobiologi yang diklaim berhasil menemukan obat herbal antibodi yang mampu menyembuhkan dan mencegah Covid-19 dalam hitungan 2-3 hari.

Buntutnya, keduanya diadukan dan diperkarakan ke polisi hingga menjadi urusan hukum. Kabarnya ancamannya cukup berat melanggar UU ITE. "Boleh jadi masih terdapat kasus sejenis yang bermain di dunia media sosial berujung menjadi keresahan publik dan perkara hukum. Gara-gara ambisi ingin dapat pelanggan (subscribe) dan penonton (viewers) sebanyak mungkin yang ujungnya meraih popularitas dan uang yang besar," kata Haedar melalui cuitan di akun Twitterya, @HaedarNS, Jumat 7 Agustus 2020.

Menurut dia, mengejar popularitas dan uang sah-sah saja karena manusia hidup tidak lepas dari hasrat inderawi yang alamiah, baik tersembunyi maupun terang-terangan. "Namun mengejar apa pun mesti ada koridor atau pagarnya. Tidak bisa semaunya sendiri," cuit Haedar.

"Apa yang Dikejar?" sambung Haedar bertanya.( )

Menurut dia, memperjuangan kepentingan sendiri wajar. Tapi jangan sampai merugikan kepentingan orang lain. Manusia hidup bersama orang lain, tidak sendirian. "Inilah hukum dasar bersosial sebagai homo Sapiens, yang membedakan manusia dengan hewan," katanya.

Hewan saja, kata dia, punya dunia yang saling menghormati satu sama lain berdasar insting dan habitatnya. Apalagi manusia yang berakal-budi. Allah mengingatkan kaum beriman jangan berbuat curang yang merugikan sesama. "Celakalah bagi orang-orang yang curang" (QS Al-Muthafifin: 1). Boleh bekerjasama dalam kebaikan dan taqwa, tapi jangan bekerjasama dalam dosa dan tercela (QS Al-Maidah: 2)" cuit Haedar menyampaikan ayat dalam Alquran.

Kedua, sambug Haedar, manusia memiliki norma dan nilai yang berdasar pada agama dan keadaban budaya. Manusia, apalagi insan beriman, memiliki patokan hidup mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Manusia beradab dan beriman tidak bisa bertindak semaunya sendiri yang liar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2077 seconds (0.1#10.140)