Kemenhan Siap Mengoptimalkan Industri Pertahanan dalam Negeri
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeberkan capaian kinerja selama tiga tahun di bawah naungan Kabinet Kerja Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
Lembaga yang dipimpin Menhan Ryamizard Ryacudu itu mengklaim program prioritas yang ditargetkan mengalami peningkatan cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Kemenhan memiliki lima kebijakan pertahanan prioritas di antaranya, membangun TNI profesional, mewujudkan perdamaian dunia, pengamanan daerah perbatasan, industri pertahahan dalam negeri, hingga mewujudkan bela negara.
Dalam rangka membentuk profesionalitas TNI, Kemenhan berupaya meningkatkan pemenuhan kekuatan pokok atau MEF. Dari tahun 2014-2017 peningkatan persentase pemenuhan kekuatan pokok TNI mencapai 50,9 persen dari semua matra TNI.
TNI yang profesional juga harus ditopang dengan pemenuhan kesejahteraan, salah satunya dalam bentuk bangunan rumah untuk para prajurit.
"Di tahun 2017 Kemenhan sudah 7.761 unit dari 4.946 unit rumah di tahun 2014," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Totok Sugiharto, dalam keteranganya, Minggu (31/12/2017).
Sedangkan untuk pengamanan daerah perbatasan, beber Totok, Kemenhan juga sudah berhasil membangun Jalan Inspeksi dan Patroli keamanan sepanjang 1246 Km di tahun 2017.
Pembangun jalan tersebut termasuk perpanjangan Runway Lanud R. Sajad, Natuna, Dermaga Posal Sei Pancang, Sebatik, dan Dermaga Macan Tutul, Merauke.
Sementara itu, khusus pembangunan pos perbatasan kini pihak Kementerian Pertahanan sudah berhasil mendirikan 80 Pos Pamtas di Kalimantan, Papua, NTT pada tahun 2017.
Keterlibatan Indonesa dalam upaya menjaga perdamaian dunia di tahun 2017 juga semakin meningkat. Selaras dengan hal tersebut, pada tahun 2017 ini keterlibatan Indonesia dalam bidang kerjasama dengan Kemenhan dari negara lain juga rutin dilakukan.
"Kementerian Pertahanan Indonesia aktif dalam kerja sama seperti, Eyes-in-the-Sky (EiS), Intelligence serta Exchange Group (IEG), Patroli Laut Indomalphi, hingga Patroli Udara Trilateral," ucap Totok.
Peningkatan juga datang dari sektor industri pertahanan dalam negeri. Totok mengatakan, kontribusi industri pertahanan dalam negeri terhadap kekuatan pokok minimum pada tahun 2016 mencapai 44,6 persen.
Terakhir, Kemenhan juga berhasil mengupayakan kesadaran bela negara di Indonesia. Kesadaran bela negara menjadi salah fokus kementerian lantaran merupakan pertahanan terakhir dalam menjaga bangsa dan negara.
Lembaga yang dipimpin Menhan Ryamizard Ryacudu itu mengklaim program prioritas yang ditargetkan mengalami peningkatan cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Kemenhan memiliki lima kebijakan pertahanan prioritas di antaranya, membangun TNI profesional, mewujudkan perdamaian dunia, pengamanan daerah perbatasan, industri pertahahan dalam negeri, hingga mewujudkan bela negara.
Dalam rangka membentuk profesionalitas TNI, Kemenhan berupaya meningkatkan pemenuhan kekuatan pokok atau MEF. Dari tahun 2014-2017 peningkatan persentase pemenuhan kekuatan pokok TNI mencapai 50,9 persen dari semua matra TNI.
TNI yang profesional juga harus ditopang dengan pemenuhan kesejahteraan, salah satunya dalam bentuk bangunan rumah untuk para prajurit.
"Di tahun 2017 Kemenhan sudah 7.761 unit dari 4.946 unit rumah di tahun 2014," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Totok Sugiharto, dalam keteranganya, Minggu (31/12/2017).
Sedangkan untuk pengamanan daerah perbatasan, beber Totok, Kemenhan juga sudah berhasil membangun Jalan Inspeksi dan Patroli keamanan sepanjang 1246 Km di tahun 2017.
Pembangun jalan tersebut termasuk perpanjangan Runway Lanud R. Sajad, Natuna, Dermaga Posal Sei Pancang, Sebatik, dan Dermaga Macan Tutul, Merauke.
Sementara itu, khusus pembangunan pos perbatasan kini pihak Kementerian Pertahanan sudah berhasil mendirikan 80 Pos Pamtas di Kalimantan, Papua, NTT pada tahun 2017.
Keterlibatan Indonesa dalam upaya menjaga perdamaian dunia di tahun 2017 juga semakin meningkat. Selaras dengan hal tersebut, pada tahun 2017 ini keterlibatan Indonesia dalam bidang kerjasama dengan Kemenhan dari negara lain juga rutin dilakukan.
"Kementerian Pertahanan Indonesia aktif dalam kerja sama seperti, Eyes-in-the-Sky (EiS), Intelligence serta Exchange Group (IEG), Patroli Laut Indomalphi, hingga Patroli Udara Trilateral," ucap Totok.
Peningkatan juga datang dari sektor industri pertahanan dalam negeri. Totok mengatakan, kontribusi industri pertahanan dalam negeri terhadap kekuatan pokok minimum pada tahun 2016 mencapai 44,6 persen.
Terakhir, Kemenhan juga berhasil mengupayakan kesadaran bela negara di Indonesia. Kesadaran bela negara menjadi salah fokus kementerian lantaran merupakan pertahanan terakhir dalam menjaga bangsa dan negara.
(maf)