Dukung Visi Indonesia Emas 2045, CEO OPZ Gelar Forum Nasional untuk Perkuat Ekosistem Zakat
loading...
A
A
A
Mokhamad Mahdum, Wakil Ketua Baznas RI, dalam sambutannya mengatakan, pihaknya melihat pergerakan pertumbuhan lembaga amil zakat dalam 27 tahun terakhir berjalan dengan baik.
“Hampir semua sudah ada di seluruh wilayah Indonesia. Berdasar data kami ada sekitar 149 lembaga,” kata Mahdum.
Hanya saja pertumbuhan yang luar biasa tersebut, kata dia, kurang diimbangi dengan distribusi yang merata. Salah satu tujuan diadakanya forum ini, kata Mahdum, adalah memikirkan bersama agar pertumbuhan organisasi pengelola zakat tidak hanya secara kuantitas tapi juga kualitas.
Peserta CEO OPZ Forum menyanyikan lagu Indonesia Raya. (Foto: iNews.id/Yohanes Demo)
Mahdum juga mengingatkan kepada setiap OPZ dalam beroperasi harus dapat izin dari pemerintah, dan segaris dengan agenda-agenda pemerintah.
“Kita berharap di tahun 2045 Indonesia paling tidak menjadi negara yang nomor 5 di dunia secara pendapatan perkapita,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Prof. Dr. Waryono A. Ghafur berharap melalui CEO OPZ Forum kali ini sekaligus dapat memperbaiki kinerja OPZ dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Di mana, salah satu kendala yang saat ini dihadapi terkait dengan kinerja SDM.
“Secara umum gerakan zakat tak punya kendala yang berarti, hanya saja ada keterbatasan amil (petugas) yang belum punya kapasitas, makannya ini sedang kita usahakan bagaimana agar amil kita itu punya kompetensi yang kuat. Sehingga bekerja 25 jam, 25 jam, lho, ya. Bukan 24 jam, artinya tidak mengenal istirahat,” tuturnya.
Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution Bank BSI, percaya banyak program yang dapat dilakukan untuk membangun dan meningkatkan zakat, infaq, dan sedekah. BSI sendiri membuat program, salah satunya bisnis guest, bernama Sedekah Jumat Berkah di aplikasi BSI mobile banking.
Menurutnya, perbankan syariah hadir sebagai bagian dari ekosistem zakat, infaq, dan sedekah. “Maka kami juga harus mulai sekarang menempatkan diri dalam ekosistem itu. Saat ini, kami adalah satu-satunya bank yang memiliki food print di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Insyaallah ke depan kita akan hadir di seluruh provinsi, sehingga teman-teman tidak kesulitan menggunakan BSI sebagai jejaring untuk transaksi zakat, infaq, sedekah,” katanya.
“Hampir semua sudah ada di seluruh wilayah Indonesia. Berdasar data kami ada sekitar 149 lembaga,” kata Mahdum.
Hanya saja pertumbuhan yang luar biasa tersebut, kata dia, kurang diimbangi dengan distribusi yang merata. Salah satu tujuan diadakanya forum ini, kata Mahdum, adalah memikirkan bersama agar pertumbuhan organisasi pengelola zakat tidak hanya secara kuantitas tapi juga kualitas.
Peserta CEO OPZ Forum menyanyikan lagu Indonesia Raya. (Foto: iNews.id/Yohanes Demo)
Mahdum juga mengingatkan kepada setiap OPZ dalam beroperasi harus dapat izin dari pemerintah, dan segaris dengan agenda-agenda pemerintah.
“Kita berharap di tahun 2045 Indonesia paling tidak menjadi negara yang nomor 5 di dunia secara pendapatan perkapita,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Prof. Dr. Waryono A. Ghafur berharap melalui CEO OPZ Forum kali ini sekaligus dapat memperbaiki kinerja OPZ dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Di mana, salah satu kendala yang saat ini dihadapi terkait dengan kinerja SDM.
“Secara umum gerakan zakat tak punya kendala yang berarti, hanya saja ada keterbatasan amil (petugas) yang belum punya kapasitas, makannya ini sedang kita usahakan bagaimana agar amil kita itu punya kompetensi yang kuat. Sehingga bekerja 25 jam, 25 jam, lho, ya. Bukan 24 jam, artinya tidak mengenal istirahat,” tuturnya.
Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution Bank BSI, percaya banyak program yang dapat dilakukan untuk membangun dan meningkatkan zakat, infaq, dan sedekah. BSI sendiri membuat program, salah satunya bisnis guest, bernama Sedekah Jumat Berkah di aplikasi BSI mobile banking.
Menurutnya, perbankan syariah hadir sebagai bagian dari ekosistem zakat, infaq, dan sedekah. “Maka kami juga harus mulai sekarang menempatkan diri dalam ekosistem itu. Saat ini, kami adalah satu-satunya bank yang memiliki food print di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Insyaallah ke depan kita akan hadir di seluruh provinsi, sehingga teman-teman tidak kesulitan menggunakan BSI sebagai jejaring untuk transaksi zakat, infaq, sedekah,” katanya.