Pengamat Sebut Bansos Sangat Membantu Masyarakat Terdampak Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berencana memberikan bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai Rp600 ribu pada pekerja yang bergaji di bawah Rp5 juta. Ini adalah salah satu program untuk mempercepat penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
(Baca juga: Pemerintah Bantu Buruh Bergaji di Bawah Rp5 juta, KSPI: Harus Tepat Sasaran)
Terkait dengan program itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Retno Tanding memberikan apresiasi positif. Retno menyatakan, dampak dari pandemi virus Corona (Covid-19) tidak hanya pada kesehatan tapi juga kegiatan yang melambat.
(Baca juga: Dinilai Terburu-buru, Buruh Ragukan Rencana Pemerintah Kasih Duit Rp600 Ribu untuk Pekerja)
"Itulah yang saat ini terjadi di masyarakat. Ketika anggaran pemerintah dalam bentuk program kerja itu bisa dilaksanakan maka akan terjadi trickle-down effect," kata Retno, Jumat (7/8/2020).
Retno menjelaskan, trickle-down effect merupakan teori ekonomi yang menyatakan pertumbuhan ekonomi berfokus pada pemilik uang yang akhirnya akan merembes ke lapisan masyarakat termiskin dan bermanfaat bagi semuanya.
"Dengan kata lain kegiatan ekonomi yang lebih besar diharapkan dapat memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi di bawahnya yang memiliki lingkup lebih kecil," ucapnya.
Hal ini diharapkan sambung Retno, bisa mendorong dan memberikan insentif pada kegiatan ekonomi agar terus berjalan. Pasar di tingkat bawah akan bergerak karena daya beli masyarakat terjaga atau tumbuh.
"Rp600 ribu ini bisa sebagai insentif maupun sebagai stimulus untuk kembali menggerakkan ekonomi, sehingga orang bisa punya uang untuk dibelanjakan," tegas Retno.
"Belanja masyarakat menjadi sangat penting karena akan memutar roda ekonomi di tingkat bawah. Sebenarnya kita itu ingin mendorong supaya orang tuh beli-beli, karena ekonomi akan berjalan ketika orang itu belanja," tambahnya.
Menurut Retno, wacana pemberian bantuan Rp600 ribu kepada karyawan yang bergaji di bawah Rp 5 juta juga bertujuan untuk mempercepat penyerapan anggaran dana sosial. "Benefit-nya salah satunya untuk penyerapan dana sosial untuk membantu karyawan yang terdampak Covid-19," ungkapnya.
Selain itu lanjut Retno, bantuan tersebut juga menjadi salah satu stimulus ekonomi. Sehingga karyawan yang memperoleh bantuan tersebut bisa membelanjakan uang itu.
Ekonomi Indonesia kata dia, terus diperjuangkan untuk tumbuh kembali. Pemerintah menepis asumsi negatif sebagian orang yang menyebut perekonomian makin parah. Banyak program digelar, termasuk untuk menyiasati ancaman kontraksi ekonomi kuartal III seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak.
"Intinya, pada masa pandemi Covid-19, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai stimulus ekonomi terus disampaikan. Apabila semua program bantuan pemerintah bisa berjalan maksimal maka pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali positif. "Penyerapan anggaran yang bagus itu imbasnya pada ekonomi juga," pungkasnya.
(Baca juga: Pemerintah Bantu Buruh Bergaji di Bawah Rp5 juta, KSPI: Harus Tepat Sasaran)
Terkait dengan program itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Retno Tanding memberikan apresiasi positif. Retno menyatakan, dampak dari pandemi virus Corona (Covid-19) tidak hanya pada kesehatan tapi juga kegiatan yang melambat.
(Baca juga: Dinilai Terburu-buru, Buruh Ragukan Rencana Pemerintah Kasih Duit Rp600 Ribu untuk Pekerja)
"Itulah yang saat ini terjadi di masyarakat. Ketika anggaran pemerintah dalam bentuk program kerja itu bisa dilaksanakan maka akan terjadi trickle-down effect," kata Retno, Jumat (7/8/2020).
Retno menjelaskan, trickle-down effect merupakan teori ekonomi yang menyatakan pertumbuhan ekonomi berfokus pada pemilik uang yang akhirnya akan merembes ke lapisan masyarakat termiskin dan bermanfaat bagi semuanya.
"Dengan kata lain kegiatan ekonomi yang lebih besar diharapkan dapat memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi di bawahnya yang memiliki lingkup lebih kecil," ucapnya.
Hal ini diharapkan sambung Retno, bisa mendorong dan memberikan insentif pada kegiatan ekonomi agar terus berjalan. Pasar di tingkat bawah akan bergerak karena daya beli masyarakat terjaga atau tumbuh.
"Rp600 ribu ini bisa sebagai insentif maupun sebagai stimulus untuk kembali menggerakkan ekonomi, sehingga orang bisa punya uang untuk dibelanjakan," tegas Retno.
"Belanja masyarakat menjadi sangat penting karena akan memutar roda ekonomi di tingkat bawah. Sebenarnya kita itu ingin mendorong supaya orang tuh beli-beli, karena ekonomi akan berjalan ketika orang itu belanja," tambahnya.
Menurut Retno, wacana pemberian bantuan Rp600 ribu kepada karyawan yang bergaji di bawah Rp 5 juta juga bertujuan untuk mempercepat penyerapan anggaran dana sosial. "Benefit-nya salah satunya untuk penyerapan dana sosial untuk membantu karyawan yang terdampak Covid-19," ungkapnya.
Selain itu lanjut Retno, bantuan tersebut juga menjadi salah satu stimulus ekonomi. Sehingga karyawan yang memperoleh bantuan tersebut bisa membelanjakan uang itu.
Ekonomi Indonesia kata dia, terus diperjuangkan untuk tumbuh kembali. Pemerintah menepis asumsi negatif sebagian orang yang menyebut perekonomian makin parah. Banyak program digelar, termasuk untuk menyiasati ancaman kontraksi ekonomi kuartal III seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak.
"Intinya, pada masa pandemi Covid-19, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai stimulus ekonomi terus disampaikan. Apabila semua program bantuan pemerintah bisa berjalan maksimal maka pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali positif. "Penyerapan anggaran yang bagus itu imbasnya pada ekonomi juga," pungkasnya.
(maf)