KSAD yang Pernah Duduki Jabatan Pangdam III/Siliwangi, Nomor 6 Promosi Kilat Jadi Panglima TNI

Minggu, 26 November 2023 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Pada tahun 2005 karier Pramono terus meningkat, dimana kala itu dia menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 2005. Dua tahun berselang jabatan Komandan Kopassus diembannya.

Namun, kariernya yang terlalu mulus ini membuat kebanyakan orang berpendapat karena latar belakang keluarganya yang mendukung dia mudah dalam naik pangkat dan menjabat posisi strategis. Apalagi ketika dia menjadi KSAD.

Dilansir dari demokrat.or.id, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 40/TNI/tahun 2011 mengangkat Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI George Toisutta.

Proses pengangkatannya sebagai KSAD saat itu menuai protes dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menganggap terdapat unsur nepotisme karena Pramono Edhie merupakan adik dari Ibu Negara Ani Yudhoyono atau ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun pendapat tersebut memang tak sepenuhnya benar mengingat banyaknya penghargaan yang diterimanya. Mulai dari bintang, satyalancana, hingga brevet dan wing.

Beberapa brevet yang disandangnya terdiri dari, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Utama, Brevet Free Fall, Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror, Brevet Kualifikasi Intai Tempur, Brevet Kualifikasi Intai Amfibi, Brevet Kualifikasi Komando Paskhas, Brevet Denjaka, Brevet Hiu Kencana, dan Wing Penerbang TNI AU.

Kemudian ada pula brevet yang didapatnya dari luar negeri seperti, Basic Military Freefall Parachutist Badge (US Army), Master Parachutist Badge (US Army), dan Pathfinder Badge (US Army).

Setelah pensiun dari militer, Pramono Edhie terjun ke dalam dunia politik dan bergabung dengan Partai Demokrat menjadi salah satu Anggota Dewan Pembina Partai pada tahun 2013.

Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo meninggal pada 13 Juni 2020, karena mengalami serangan jantung. Jenazah jenderal bintang empat ini dimakamkan pada 14 Juni 2020 di TMP Kalibata.

5. Jenderal TNI Moeldoko

KSAD yang Pernah Duduki Jabatan Pangdam III/Siliwangi, Nomor 6 Promosi Kilat Jadi Panglima TNI

Moeldoko juga merupakan Pangdam Siliwangi yang kariernya berhasil menanjak menjadi bintang empat. Lahir di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri, Jawa Timur, Moeldoko memilih berkarier sebagai tentara. Dia masuk Akabri Darat (kini Akmil) dan lulus pada 1981.

Prestasinya di Lembah Tidar itu sangat cemerlang. Moeldoko merupakan peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama.

Penugasan militernya beragam, namun sebagian besar langsung di teritorial (kewilayahan). Moeldoko mula-mula menjabat sebagai Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981), kemudian Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983), hingga Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana.

Perjalanan waktu mengantarkannya pada berbagai promosi jabatan. Semasa bintang dua, jabatan strategis yang diembannya antara lain Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010), Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi (2010).

Kariernya terus meroket. Bintang emas di pundaknya juga bertambah. Menyandang pangkat Letjen, Moeldoko dipasrahi tanggung jawab sebagai Wakil Gubernur Lemhannas (2011). Namanya kian melejit saat ditunjuk sebagai Wakil KSAD pada 2013.

Tak butuh lama, dia melesat menjadi orang nomor satu di matra Darat atau KSAD pada 2013. Moeldoko menggantikan seniornya, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.

Menariknya, jabatan superstrategis itu hanya dipegang hanya tiga bulan. Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya sebagai Panglima TNI.

Moeldoko menjabat sebagai orang nomor satu di militer dalam kurun 2013-2015. Selepas dari TNI, Moeldoko dipercaya Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf Presiden hingga kini.

Selama karier militernya, dia juga banyak memperoleh berbagai tanda jasa, di antaranya Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, dan Satya Lencana Kesetiaan.

Operasi militer yang pernah diikuti antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995. Dia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.

6. Jenderal TNI Agus Subiyanto

KSAD yang Pernah Duduki Jabatan Pangdam III/Siliwangi, Nomor 6 Promosi Kilat Jadi Panglima TNI

Agus Subiyanto merupakan mantan Pangdam Siliwangi terbaru yang berhasil menembus bintang empat dan orang nomor satu di TNI. Mantan Wakasad ini dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Istana Negara, Jakarta, Rabu 25 Oktober 2023 lalu.

Tak berselang lama, Jokowi kemudian mengusulkan Agus Subiyanto menjadi calon tunggal Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono ke DPR. Setelah melewati fit and proper test dan disetujui di Rapat Paripurna DPR, Agus Subiyanto resmi dilantik Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta pada Rabu 22 November 2023.

Pelantikan Agus berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 102/TNI/2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Keppres tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 November 2023.

Pengangkatan Agus dari Wakasad menjadi KSAD hingga menduduki posisi Panglima TNI terbilang kilat. Hanya butuh waktu satu bulan mengantarkannya dari pucuk pimpinan Angkatan Darat menjadi orang nomor satu di TNI.

Abituren Akademi Militer (Akmil) 1991 ini ditunjuk menjadi Wakil KSAD atau Wakasad pada 4 Februari 2022. Agus Subiyanto mendapatkan amanah sebagai Wakasad berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/66/1/2022 tertanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.

Prajurit yang berpengalaman di bidang Infanteri (Kopassus) itu menggantikan Letjen TNI Bakti Agus Fadjari yang menduduki jabatan sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI.

Lahir di keluarga militer, Agus Subiyanto menempuh pendidikan seperti anak lain pada umumnya. Pria kelahiran 5 Agustus 1967 itu belajar di SDN Baros Mandiri 4 Cimahi, Jawa Barat dari 1974 hingga 1980. Lulus SD, putra Serka (Purn) Deddy Unadi itu kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 2 Cimahi (1980-1983) dan diteruskan ke SMAN 13 Bandung (1983-1986).

Selepas SMA, Agus Subiyanto ingin mengikuti jejak ayahnya sebagai tentara. Ia pun melanjutkan pendidikan di Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada 1991.

Agus kemudian mengikuti Kursus Dasar Kecabangan (Sussarcab) Infanteri dan masuk dalam anggota Kopassus. Agus mengawali karier militernya sebagai Kasiops Sektor A di Timor Timur, kemudian menjadi Danyon 22 Grup 2 Kopassus, hingga menjadi Kepala Penerangan Kopassus.

Dia kemudian mendapat promosi menjadi Dandim 0735/Surakarta (2009-2011), Waasops Divif 1 Kostrad, Asops Divif 1 Kostrad, Asops Kasdam 1/BB, Danrimdam 2 Kodam 2 Sriwijaya. Agus mendapat amanah menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako (2017-2018), Paban 3/Latga Sops TNI, Wadan Pusenif, Danrem 061 Surya Kencana, Danpaspampres (2020-2021), dan Pangdam III/Siliwangi (2020-2022).

Agus Subiyanto pernah mengikuti Novelty Shot Exhibition. Ia keluar sebagai juara pada Novelty Shot Exhibition pada lomba khusus yang digelar pada pembukaan AARM ke-30 tahun 2022 di National Military Training Center, Hanoi, Vietnam.

Lomba menembak tersebut diikuti oleh para Wakil KSAD negara-negara ASEAN untuk kategori menembak pistol dengan sasaran plat baja. Lomba ini diselenggarakan sebagai pembuka sekaligus penyemangat bagi para kontingen TNI AD negara ASEAN yang berlaga pada ASEAN Armies Rifle Meet (AARM).

AARM merupakan kejuaraan lomba tembak antar-Angkatan Darat negara-negara ASEAN yang rutin digelar setiap tahun, dengan tuan rumah yang diatur secara bergilir sebagai penyelenggara kegiatan lomba. Selain pengalaman tempur, Agus Subiyanto juga kerap bertugas dalam kegiatan kemanusiaan.

Mantan Danrem 061 Surya Kencana ini terjun langsung ikut menangani bencana alam di sejumlah daerah. Antara lain bencana alam di Bantul, Solo, Gunung Merapi, Gunung Siosar Medan, tsunami Palu, dan longsor di Bogor.



Selama menjalankan tugas, Agus pernah mendapat sejumlah penghargaan, di antaranya sewaktu berpangkat Letda bertugas di Timor Timur pada 1995, kemudian saat menjabat Danyon 22 Kopassus mendapat penghargaan dalam menangani gempa bumi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), serta mendapatkan penghargaan dalam menanggulangi bencana alam di Palu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2762 seconds (0.1#10.140)
pixels