Perkuat AKHLAK, Majukan BUMN

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Namun, rendah hati juga bukan milik agama semata. Tapi juga manajemen organisasi mutakhir, seperti ditulis Lars Kolind dan Jacob Botler. Bahwa sudah bukan zamannya merasa hebat sendiri, membuat takut orang lain, merasa lebih unggul, atau bahkan merasa paling inovatif. Saat ini waktunya untuk bekerja sama, tua muda, berkolaborasi.

Adapun yang harus dibangun saat ini adalah kekeluargaan, saling rangkul, berdiri sejajar tanpa memikirkan jabatan, harta, keturunan, dan latar belakang lain. Itu harus ditanamkan kepada generasi tua maupun generasi muda kita.

Tidak dapat ditawar lagi, jika AKHLAK amat penting agar korporasi pemerintah betul-betul menjadi center of excellence, pabrik talenta yang piawai membangun kebersamaan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Raison d’etre
Hal lain yang juga penting ketika para talenta BUMN hendak melakukan internalisasi AKHLAK adalah berguru pada sejarah. Karena salah satu catatan yang sering kali disampaikan ketika talenta muda mengambil alih kepemimpinan maupun kesempatan adalah kurangnya pengetahuan soal sejarah. Karena itu wajar jika sejumlah pihak pun melontarkan kekhawatiran terhadap talenta muda di tubuh BUMN. Katanya, kaum muda terkadang lupa dengan sejarah masa lalu sehingga ahistoris ketika menelurkan kebijakan.

Kemajuan teknologi dan akses internet memang sangat memudahkan bagi talenta muda untuk menambah ilmu maupun melakukan skill up di kanal-kanal digital. Namun, terkadang tanpa disadari mereka juga tak berkutik ketika mendapat serbuan konten dan narasi negatif. Salah satu narasi negatif tersebut, seperti dikatakan Menteri PMK Muhadjir Effendy adalah keengganan kaum muda melewati proses sehingga memilih jalan pintas.

Menteri Erick Thohir perlu mengingatkan talenta muda BUMN tentang pentingnya menyelami sejarah masa lalu, tentang raison d’etre BUMN. Penting sekali mengajak mereka untuk kilas balik bahwa sejarah awal BUMN lekat dengan semangat nasionalisme dan kemandirian. Akhirnya, bukan cuma masa depan yang mereka ketahui tapi juga masa lalu. Lalu ketika mereka bertindak pun, menjadi tidak terburu-buru atau tidak menggunakan logika pragmatis semata melainkan juga realistis dan logis.

Jika sudah begitu, maka kita pun yakin jika talenta-talenta muda BUMN akan mampu membuat program PEN menjadi tepat sasaran. Selain itu, kita akan mampu keluar dari ancaman resesi dan membuat Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.
(ras)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0779 seconds (0.1#10.140)