Pemilu 2024, Mahfud MD Imbau Hindari Golput
loading...
A
A
A
Menurut Arief Budiman, salah satu tokoh kunci dalam gerakan ini, kelahiran gerakan golput terinspirasi oleh kurangnya demokrasi pada Pemilu 1971. Pemerintah pada saat itu membatasi jumlah partai politik, menciptakan suasana yang tidak demokratis.
Penting untuk dicatat bahwa istilah "golput" sendiri muncul dari rekan Arief, yaitu Imam Waluyo, yang juga turut serta dalam gerakan tersebut. Sejak saat itu, gerakan golput menjadi suatu fenomena dalam dinamika politik Indonesia, mengakar dari rasa ketidakpuasan terhadap keterbatasan demokrasi pada masa itu.
Masyarakat yang bersikap apatis terhadap politik cenderung menjadi penyebab tingginya angka golput. Mereka kehilangan minat dalam urusan politik dan tidak mencari tahu mengenai golput serta risikonya dalam setiap pemilihan umum.
Ketidakpedulian ini dipicu oleh rasa tidak percaya bahwa partisipasi dalam pemilihan dapat membawa dampak positif bagi mereka.
Sentimen ini semakin diperkuat oleh seringnya terjadi kasus korupsi di kalangan pemimpin dan wakil rakyat, yang hanya memperbesar ketidakpedulian masyarakat terhadap pejabat publik.
Namun, golput bukanlah solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Menggunakan hak pilih pada pemilihan umum adalah cara bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang berintegritas dan berkomitmen antikorupsi.
Dengan demikian, pemerintahan dapat dijalankan dengan bersih, adil, dan merata. Masyarakat juga perlu aktif dalam menciptakan pemerintahan yang berintegritas dengan menolak politik uang, sehingga proses pemilu dapat berlangsung secara jujur dan transparan.
Sikap jujur dan penolakan terhadap politik uang akan membentuk pemerintahan yang lebih bersih dan lebih peduli terhadap kebutuhan dan harapan rakyat.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
Penting untuk dicatat bahwa istilah "golput" sendiri muncul dari rekan Arief, yaitu Imam Waluyo, yang juga turut serta dalam gerakan tersebut. Sejak saat itu, gerakan golput menjadi suatu fenomena dalam dinamika politik Indonesia, mengakar dari rasa ketidakpuasan terhadap keterbatasan demokrasi pada masa itu.
Apatis Terhadap Politik, Salah Satu Alasan Golput
Masyarakat yang bersikap apatis terhadap politik cenderung menjadi penyebab tingginya angka golput. Mereka kehilangan minat dalam urusan politik dan tidak mencari tahu mengenai golput serta risikonya dalam setiap pemilihan umum.
Ketidakpedulian ini dipicu oleh rasa tidak percaya bahwa partisipasi dalam pemilihan dapat membawa dampak positif bagi mereka.
Sentimen ini semakin diperkuat oleh seringnya terjadi kasus korupsi di kalangan pemimpin dan wakil rakyat, yang hanya memperbesar ketidakpedulian masyarakat terhadap pejabat publik.
Namun, golput bukanlah solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Menggunakan hak pilih pada pemilihan umum adalah cara bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang berintegritas dan berkomitmen antikorupsi.
Dengan demikian, pemerintahan dapat dijalankan dengan bersih, adil, dan merata. Masyarakat juga perlu aktif dalam menciptakan pemerintahan yang berintegritas dengan menolak politik uang, sehingga proses pemilu dapat berlangsung secara jujur dan transparan.
Sikap jujur dan penolakan terhadap politik uang akan membentuk pemerintahan yang lebih bersih dan lebih peduli terhadap kebutuhan dan harapan rakyat.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
(zik)