Kisah Suryo Prabowo Saksikan Sang Saka Merah Putih Berkibar Terakhir Kalinya di Timor Timur

Selasa, 07 November 2023 - 15:56 WIB
loading...
Kisah Suryo Prabowo Saksikan Sang Saka Merah Putih Berkibar Terakhir Kalinya di Timor Timur
Kisah Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo menyaksikan sang saka merah putih terakhir kalinya di Timor-Timur. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo merupakan salah satu tokoh militer yang disegani oleh masyarakat Indonesia. Dia pernah terjun ke medan pertempuran demi menyelamatkan kedaulatan negara.

Jenderal kelahiran Semarang, Jawa Tengah pada 15 Juni 1954 ini adalah lulusan dari SMA Pangudi Luhur 1 Jakarta 1972. Usai lulus, Suryo langsung mendaftarkan diri sebagai Taruna Akademi Militer (Akmil), karena itu bagian dari cita-citanya.

Berangkat dari cita-citanya, Surya pun belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh hingga meraih Adhi Makayasa 1976 dari kesatuan Infanteri Kopassus. Dari situlah karier Suryo di militer mulai mentereng.

Beberapa jabatan yang pernah diraihnya di antaranya Asintel Paspampres, Wadan Pasukan Pengamanan Presiden, Pangdam I/Bukit Barisan, Pangdam Jaya/Jayakarta hingga menjadi Kepala Staf Umum TNI.



Sebelum menduduki sejumlah jabatan penting tersebut, Suryo lebih dulu telah mengalami pahit manisnya kehidupan sebagai prajurit. Salah satu kenangan yang masih diingatnya hingga sekarang adalah menyaksikan sang saka merah putih terakhir kalinya di Timor-Timur.

Kisah Suryo Prabowo Melihat Bendera Merah Putih Terakhir di Timor-Timur


Dalam kisah militernya, Suryo pernah diterjunkan dalam Operasi Seroja di Timtim. Mantan wakil KSAD TNI ini pernah bertempur melawan kelompok bersenjata Fretilin.

Saat menjadi TNI di Timor-Timur, Suryo pernah juga menduduki jabatan sipil. Hal tersebut bisa terjadi karena pengajuan dari DPRD Provinsi Timor Timur yang kemudian melantiknya sebagai Wakil Gubernur KDH tk-I Provinsi Timor Timur sebelum dilaksanakan Referendum.



Singkat cerita, jabatan tersebut tidak lama diembannya. Pada 28 Oktober 1998, pria berumur 69 tahun ini memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wagub karena berseberangan dengan pemerintahan Presiden B.J Habibie.

Tindakan tersebut merupakan hal yang langka dan baru pertama kali terjadi di waktu Suryo. Meski kehilangan dari jabatan penting itu, Suryo masih bertugas di TNI bersama Yonif Linud 700.

Waktu itu, Suryo Prabowo mendampingi Brigjen Pol J.D. Sitorus dalam organisasi ITFET menggantikan Penguasa Darurat Militer Timor Timur Mayjen TNI Kiki Syahnakri. ITFET sendiri bertugas mengawal transisi penyerahan Timor Timur kepada UNTAET (United Nations Transitional Administration in East Timor).

Suryo sendiri menjadi perwira TNI terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah negara tersebut pisah dari Indonesia. Sebagai perwira TNI yang terakhir di sana, dia juga menjadi pembawa dan mengemasi Sang Saka Merah Putih di wilayah itu.

Dalam proses penurunan bendera dilakukanlah upacara militer sederhana. Upacara tersebut dihadiri perwakilan dari UNTAET dan INTERFET (International Force for East Timor) pada 30 Oktober 1999.

Upacara tersebut menjadi akhir kedaulatan Indonesia atas Timor Timur. Sikap Patriotisme Suryo pun masih dikenang oleh para koleganya hingga sekarang. Termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Yang saya lihat, dari sejak Letnan, Kapten, Mayor, ia terus berada di daerah operasi. Sampai dengan jadi Brigjen pun, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur, sebagai Wadanrem Timor Timur, beliau ada di lapangan di saat-saat genting. Beliau merupakan perwira tinggi terakhir dari TNI yang meninggalkan Timor Timur. Beliau membawa Bendera Merah Putih yang terakhir diturunkan di daerah Timor Timur,” ucap Prabowo dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)