2024 Jokowi Diyakini Tak Mungkin 'Endorse' Figur di Luar PDIP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Jokowi diduga tengah mencari penerus dirinya pada Pilpres 2024 mendatang. Hal itu dikatakan pakar hukum Tata Negara, Refly Harun dalam chanel Youtubnya.
Refly mengatakan, orang yang bakal 'diendors' Jokowi adalah orang yang dekat di lingkaran kekuasaan. Refly pun menilai, tiga menteri yakni Menhan Prabowo Subianto, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN, Erick Thohir berpeluang disebutnya menjadi 'putra mahkota' Jokowi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyatakan, selama Jokowi masih menjadi kader PDI Perjuangan tak mungkin 'mengendors' figur di luar PDIP pada 2024 nanti.
"Itu menyalahi fatsoen politik dan memancing kegaduhan," kata Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (6/8/2020). ( )
Untuk itu, Adi menilai, tak usah 'memprovokasi' Jokowi dengan menyebut potensial mendukung calon di luar PDIP. Itu dianggapnya tak masuk akal. Beda ceritanya jika Jokowi bukan kader PDIP, maka mantan Gubernur DKI Jakarta itu bebas untuk mengendorse siapa pun.
Di sisi lain, kata Adi, setelah purna tugas 2024, pengaruh Jokowi diprediksi akan luntur, tak sekuat sekarang. Dengan kata lain, momentum Jokowi berakhir setelah paripurna sebagai orang nomor satu di Indonesia.
"Jadi, tak usah latah dengan Jokowi terus. Pilpres 2024 pasti banyak sosok baru lain yang akan menjadi magnet," ujar analis politik UIN Jakarta ini. ( )
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
Refly mengatakan, orang yang bakal 'diendors' Jokowi adalah orang yang dekat di lingkaran kekuasaan. Refly pun menilai, tiga menteri yakni Menhan Prabowo Subianto, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN, Erick Thohir berpeluang disebutnya menjadi 'putra mahkota' Jokowi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyatakan, selama Jokowi masih menjadi kader PDI Perjuangan tak mungkin 'mengendors' figur di luar PDIP pada 2024 nanti.
"Itu menyalahi fatsoen politik dan memancing kegaduhan," kata Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (6/8/2020). ( )
Untuk itu, Adi menilai, tak usah 'memprovokasi' Jokowi dengan menyebut potensial mendukung calon di luar PDIP. Itu dianggapnya tak masuk akal. Beda ceritanya jika Jokowi bukan kader PDIP, maka mantan Gubernur DKI Jakarta itu bebas untuk mengendorse siapa pun.
Di sisi lain, kata Adi, setelah purna tugas 2024, pengaruh Jokowi diprediksi akan luntur, tak sekuat sekarang. Dengan kata lain, momentum Jokowi berakhir setelah paripurna sebagai orang nomor satu di Indonesia.
"Jadi, tak usah latah dengan Jokowi terus. Pilpres 2024 pasti banyak sosok baru lain yang akan menjadi magnet," ujar analis politik UIN Jakarta ini. ( )
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
(mhd)