Sampel Katering Diduga Bermasalah Diserahkan ke Lab Arab Saudi

Selasa, 19 September 2017 - 09:39 WIB
Sampel Katering Diduga Bermasalah Diserahkan ke Lab Arab Saudi
Sampel Katering Diduga Bermasalah Diserahkan ke Lab Arab Saudi
A A A
MADINAH - Adanya dugaan jamaah keracunan makanan dan minuman di Hotel Elyas El Fidhi, Sektor 2 Madinah membuat Daker Madinah bertindak cepat. Bersama Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, mereka menggelar investigasi bersama. Berdasarkan data KKHI Madinah, ada 23 jamaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 17 Embarkasi Batam (BTH 17) yang mengalami gejala diare dan mual-mulai pada Minggu (17/9). Empat orang di antaranya harus diinfus dan satu orang dilarikan ke KKHI Madinah.

Kasie Katering Daker Madinah, Iin Kurniawati Hamidah mengatakan, pihaknya sebelum kejadian sudah melakukan pengecekan sampel makanan dari perusahaan katering Al Yasirah. Pengecekan dilakukan sebelum didistribusikan ke jamaah. Al Yasirah merupakan perusahaan yang menyuplai kebutuhan katering jamaah haji Kloter BTH 17.

“Hasil pengecekan, makanan yang disajikan layak untuk dimakan,” klaimnya, Senin, 18 September 2017 sore.

Pihaknya, kata dia memiliki prosedur sebelum menyerahkan makanan kepada jamaah. Menurutnya sampel yang diberikan di Daker akan diteliti layak dikonsumsi atau tidak dari tekstur, warna, dan rasa.

"Lalu kami infokan ke sana (sektornya). Dan kantor sektor juga tidak asal menerima, mereka ikut melakukan pengecekan ulang," katanya.

Dia mengatakan sampai sekarang, pihaknya masih melakukan penyelidikan penyebab banyak jamaah mengalami sakit diare. Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil perbincangan dengan dengan beberapa jamaah, ada yang membeli makanan dari luar pada pagi hari.

"Lalu dimakan bersama dengan makanan katering. Makanan apa kami tidak tahu. Nanti dicek lagi," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama General Manajer PT Al Yasirah, Doni Syarif Pramono mengatakan, perusahaan kateringnya memasak sudah sesuai standar. Mulai dari memasak sampai penyajian dan pendistribusiannya.

Derajat panasnya saat dilakukan ditempat penyimpanan benar-benar dihitung cermat. Di tempat penyimpanan panasnya sekitar 100 derajat dan di tangan jamaah diyakini paling rendah 80 derajat, sehingga menghindari makanan cepat basi.

"Malamnya dihubungi lalu kami melakukan tindakan preventif. Untuk memastikan penyebabnya, kami inisiatif mengirim sampel ke Departemen Kesehatan Arab Saudi. Mudah-mudahan dalam waktu 1–2 hari hasilnya akan keluar," harapnya.

Dia berjanji, jika mereka yang salah, perusahaan siap menindaklanjuti arahan dari Daker Madinah. “Atau bisa juga ada faktor di jamaah,” tegas Doni.
Setiap melakukan produksi ada sampel yang disimpan di dalam lemari pendingin. Hal ini bertujuan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kasus dugaan keracunan seperti sekarang.

Dia menambahkan, kasus ini aneh karena kejadiannya tidak terjadi pada semua jamaah yang dilayani. Padahal pada saat bersamaan ada ribuan jamaah lain dari berbagai kloter yang menyantap menu sama. Tetapi mereka tidak mengalami muntah dan diare seperti jamaah Kloter BTH 17.

“Pada waktu itu ada 3.600 porsi dari 12 kloter yang kami pasok makanannya,” katanya. (Baca: Perjuangan Anak Melayani Ibunya Saat Berhaji)

Sementara itu, tim investigasi KKHI Madinah mengakui bahwa proses pemasakan, pengepakan hingga distribusi di dapur PT Al Yasirah sudah bagus dan sesuai prosedur.

“Dari dapur ini kami ketahui sudah bagus. Kini kami ingin tahu sanitasi dari hotel. Karena asumsinya kalau makanannya bermasalah, maka semua jamaah kena,”
beber anggota tim investigasi KKHI Madinah yang melihat langsung proses di dapur PT Al Yasirah, Ahmad I Mohune.

Di samping itu, mereka juga mendapat informasi jamaah mengonsumsi makanan di lorong-lorong hotel yang belum terjamin kebersihannya. “Ada informasi juga jamaah makan pakai tangan. Jamaah juga makannya jam dua siang,” pungkasnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1977 seconds (0.1#10.140)