Jamaah Haji: Biaya Murah, Layanan Luar Biasa

Senin, 18 September 2017 - 07:35 WIB
Jamaah Haji: Biaya Murah, Layanan Luar Biasa
Jamaah Haji: Biaya Murah, Layanan Luar Biasa
A A A
MADINAH - Kerja keras Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam melayani jamaah haji Indonesia menuai hasil positif. Bahkan, pelaksanaan haji tahun ini dianggap berbiaya murah, tapi layanannya terhadap jamaah luar biasa.

Pelayanan yang dimaksud bukan hanya selama di Tanah Suci, juga saat proses pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sebesar Rp34.890.312 (USD2.617 dengan kurs Rp13.331). Sementara BPIH Khusus mencapai USD8.000 atau setara Rp106,98 juta.

"Yth tim haji 2017. Saya Iwan - Sub 34. Pagi ini kami akan kembali ke Tanah Air. Terima kasih atas pelayanan istimewa selama mulai proses awal pelunasan sampai saat ini. Terutama selama di Madinah dan Mekkah. Spesial puncak haji armina. Dengan pelayanan yang luar biasa dengan biaya yang sangat terjangkau. Kami bangga. Semoga pelayanan ini selalu dipertahankan," tulis Iwan R Hidayat ke WhatsApp (WA) Center Kantor Urusan Haji Indonesia, Sabtu (16/9/2017).

"Terima kasih sekali lagi. Jujur saja, saya sudah pernah haji di 2010. Melihat layanan 2017 ini layanannya begitu berubah drastis 180 derajat. Sangat sangat luar biasa. Tim sangat ramah dan sabar. Selalu mendengar keluhan jamaah. Pengalaman diskusi dengan jamaah dari negara lain, saya jadi semakin bangga dengan tim haji Indonesia," lanjutnya dalam pesan WA tersebut.

Dikatakannya, tidak masuk akal dengan biaya terjangkau tersebut, jamaah haji mendapatkan layanan yang jauh lebih baik. "Semoga tim haji selalu mendapatkan limpahan rahmat, keselamatan, dan kesehatan, sehingga masih bisa melayani jamaah," ujarnya.

Jamaah haji dari Kelompok Terbang (Kloter) 34 Embarkasi Surabaya (SUB 34) ini pun meminta PPIH menjaga kondisinya agar bisa terus melayani jamaah secara maksimal. "Kami akan sebarkan pengalaman kami selama haji ke jamaah lain. Inilah layanan pemerintah Indonesia untuk haji," katanya lagi.

Saat tim Media Center Haji (MCH) mengonfirmasi langsung kepada Iwan R Hidayat, dia memberikan penilaian berdasarkan pengalamannya berhaji. Pada 2010 berangkat haji melalui jalur reguler gelombang kedua. Lalu, empat tahun kemudian mengikuti jamaah haji khusus.

"Tahun ini saya haji reguler di gelombang pertama keberangkatan," sebutnya seraya mengatakan, dia berangkat bersama isteri tercintanya.

Menurut dia, layanan lebih baik juga tergambar saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. "Tendanya di Arafah sangat layak dengan blower plus spray water. Untuk tinggal selama wukuf sudah layak," kata Iwan.

Disinggung soal makanan, menurutnya itu adalah relatif. "Baik khusus dan biasa ndak ada bedanya. Kadang kalau bosan ya sama-sama makan mi instan. Distribusinya juga tepat waktu," katanya tertawa.

Iwan menambahkan, sistem makanan di Armina ada inovasi yang diterapkan. "Jauh lebih baik. Jika pakai prasmanan malah banyak mubazir terbuang. Air panas sudah pakai keran," pujinya.

Tak Kalah dengan Haji Khusus
Salah satu perbedaan mencolok adalah waktu ibadah antara jamaah haji khusus dengan reguler. "Waktu ibadah khusus, sejauh saya tahu rata-rata 25 hari. Sedangkan jamaah haji biasa sekitar 40 hari. Artinya untuk dapat menikmati ibadah di Mekkah dan Madinah, jamaah reguler lebih puas," paparnya.

Begitu pun dengan jiwa sosial yang tumbuh di jamaah reguler. Karena merasa senasib akhirnya timbul rasa keberasamaan. "Di saat jatah makanan katering dihentikan, kami jadi lebih akrab. Karena ada waktu di mana kami masak bersama. Sementara haji khusus makanan disediakan semua," tuturnya.

Layanan transportasu lebih baik juga dirasakan jamaah haji reguler ketika berada di Mekkah. "Kalau jamaah haji khusus sewa sendiri (busnya). Jadi ndak anytime bisa ke Masjidil Haram. Kalau haji reguler kapan saja bisa, busnya banyak (Bus Shalawat)," ucapnya.

Meski menuai pujian, adasejumlah saran yang diberikan supaya layanan menjadi lebih baik lagi. "Personil standby di jalanan Mina untuk jamaah yang tersesat sebaiknya diperbanyak. Katering lauknya perlu diimprovisasi. Ayam dan daging sangat istimewa. Tapi kalau dibuat olahan maka tidak bosan. Misal daging dibuat perkedel, oseng oseng, sambal goreng, dan lain-lain. Artinya bukan hanya daging yang dipotong," sarannya.

Sebelumnya, Kementerian Agama melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji tahun ini menyatakan, terus berupaya mendongkrak sejumlah layanan bagi jamaah haji reguler. Khususnya layanan haji tahun ini, antara lain bus yang di-upgrade kualitasnya sehingga membuat jamaah nyaman saat perjalanan panjang.

"Tenda di Arafah dan Mina diperbarui dengan sejumlah peningkatan fasilitas seperti pendingin udara. Selain itu, kuota katering yang juga ditambah dengan menu bercita rasa Nusantara," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4483 seconds (0.1#10.140)