Hanura: Rakyat Butuh Program Baru, Bukan Hasil Jiplakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cawapres Gibran Rakabuming Raka merinci beberapa program yang akan dilakukannya apabila dirinya dan Prabowo memenangkan kontestasi Pilpres 2024 . Program-program tersebut antara lain Dana Abadi Pesantren, Kartu Indonesia Sehat untuk Orang Lanjut Usia (KIS Lansia), dan Kartu Anak Sehat.
Ketua Divisi Kampanye Nasional Bappilu DPP Partai Hanura Jimmy Charles Kawengian mengatakan, yang dibutuhkan saat ini adalah program baru yang benar-benar menyentuh di lapisan masyarakat. Bukan program andalan yang sudah dijalankan pemerintah sebelumnya.
"Kan terlihat pasangan Prabowo-Gibran yang terlalu menjiplak bahkan meneruskan program-program dari ayahnya dengan menambahkan sedikit ya sama saja dengan menambahkan sedikit bumbu lah. Nah kalau seperti itu sama saja dia tidak punya program baru," katanya di Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Jimmy menilai semua lapisan masyarakat sudah ter-cover dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) . Yang jadi pertanyaan adalah mengapa Prabowo-Gibran membuat KIS Lansia.
"Rakyat Indonesia membutuhkan program-program baru yang benar-benar menyentuh di semua kalangan. Bukan program sudah lama, lalu dijiplak dan dikasih bumbu tapi semuanya sama saja," ujarnya.
Untuk diketahui, Dijen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan KIS Lansia sebenarnya tidak diperlukan karena sudah terakomodir dalam program KIS. Para lansia dari keluarga tidak mampu sudah tercover dalam data program keluarga harapan (PKH) alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Oleh karena itu, mereka sudah otomatis terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Sementara Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu Andin Hadiyanto mengatakan Dana Abadi Pesantren tidak terpisahkan dari Dana Abadi Pendidikan. Dia mengatakan Dana Abadi Pendidikan saat ini berjumlah Rp106,1 triliun
Lalu, dari total dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ada Rp134,1 triliun yang dicairkan. Khusus untuk pesantren, belanja tahun ini dialokasikan Rp250 miliar.
Ketua Divisi Kampanye Nasional Bappilu DPP Partai Hanura Jimmy Charles Kawengian mengatakan, yang dibutuhkan saat ini adalah program baru yang benar-benar menyentuh di lapisan masyarakat. Bukan program andalan yang sudah dijalankan pemerintah sebelumnya.
"Kan terlihat pasangan Prabowo-Gibran yang terlalu menjiplak bahkan meneruskan program-program dari ayahnya dengan menambahkan sedikit ya sama saja dengan menambahkan sedikit bumbu lah. Nah kalau seperti itu sama saja dia tidak punya program baru," katanya di Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Jimmy menilai semua lapisan masyarakat sudah ter-cover dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) . Yang jadi pertanyaan adalah mengapa Prabowo-Gibran membuat KIS Lansia.
"Rakyat Indonesia membutuhkan program-program baru yang benar-benar menyentuh di semua kalangan. Bukan program sudah lama, lalu dijiplak dan dikasih bumbu tapi semuanya sama saja," ujarnya.
Untuk diketahui, Dijen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan KIS Lansia sebenarnya tidak diperlukan karena sudah terakomodir dalam program KIS. Para lansia dari keluarga tidak mampu sudah tercover dalam data program keluarga harapan (PKH) alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Oleh karena itu, mereka sudah otomatis terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Sementara Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu Andin Hadiyanto mengatakan Dana Abadi Pesantren tidak terpisahkan dari Dana Abadi Pendidikan. Dia mengatakan Dana Abadi Pendidikan saat ini berjumlah Rp106,1 triliun
Lalu, dari total dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ada Rp134,1 triliun yang dicairkan. Khusus untuk pesantren, belanja tahun ini dialokasikan Rp250 miliar.
(poe)