Hasto Ungkap Kisah Kontemplasi Megawati Jelang Duetkan Mahfud dengan Ganjar

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 20:12 WIB
loading...
Hasto Ungkap Kisah Kontemplasi Megawati Jelang Duetkan Mahfud dengan Ganjar
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto/Felldy Utama
A A A
JAKARTA - Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sudah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan PDIP langsung bergerak melakukan konsolidasi dengan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Sumatera Selatan.

Pesan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto, mendorong semua kader, simpatisan, hingga parpol pengusung Ganjar-Mahfud untuk bekerja keras, bergotong royong turun ke rakyat.

"Ibu Mega selain menyampaikan salam, juga menitipkan pesan agar seluruh kader-kader PDI Perjuangan, agar setelah penetapan pak Ganjar dan prof Mahfud MD diumumkan, maka tiada hari tanpa pergerakan. Sanggup?" kata Hasto kepada para pengurus partai dan kader PDIP di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (20/10/2023).

"Sanggup… merdeka," teriakan 1.300-an pengurus kader PDIP se-Sumsel yang hadir di lokasi itu.

Hasto pun menjelaskan, bagaimana sehari setelah pendaftaran Ganjar-Mahfid ke KPU dia langsung minta izin kepada Bu Mega untuk terjun ke Sumatera Selatan melakukan konsolidasi.

"Kemarin sore setelah mendaftarkan Pak Ganjar dan Prof Mahfud MD saya izin sama beliau langsung gerak cepat ke Sumatera Selatan, karena ini provinsi yang sangat penting, yang ikut membangun rekam jejak sejarah PDIP karena Pak almarhum Pak Taufik Kiemas berasal dari Sumatera Selatan ini," ungkap Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini pun memastikan bahwa semangat juang untuk pemenangan Ganjar-Mahfid maupun pemenangan Pileg akan terus berkobar, karena tiada hari tanpa terjun bersama rakyat.

Pada kesempatan itu, Hasto mengatakan ditetapkannya Ganjar Pranowo-Prof. Mahfud MD setelah melalui proses panjang dan pemikiran berbasis pada rakyat, bukan semata-mata berbasis pada pertimbangan elektoral.

Pasangan itu diusung tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan elektoral, kekuatan dana, apalagi ambisi kekuasaan. "Ketika bicara politik nasional, banyak yang hanya bicara elektoral. Padahal elektoral bisa dibangun kalau seseorang punya kekuatan dana," jelasnya.

"Bisa membuat iklan, baliho, bahkan dengan ambisi kekuasaannya tanpa permisi ada yang memasang baliho pak Jokowi dan mas Gibran. Itu ketika kekuasaan hanya ditempatkan sebagai ambisi," tambahnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1594 seconds (0.1#10.140)