3 Perspektif Menarik Mahfud MD tentang Nilai Penting Pancasila, Apa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahfud MD , cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, merupakan tokoh politikus dan juga ahli hukum yang menjunjung tinggi Pancasila. Mahfud pun memiliki perspektif tentang nilai-nilai Pancasila.
Pancasila merupakan landasan ideologi bagi masyarakat Indonesia. Ideologi adalah prinsip-prinsip yang digunakan sebagai panduan untuk menjalani kehidupan bersama yang telah diterima secara umum.
Hal ini disebabkan karena terdapat prinsip-prinsip yang mendasari cara hidup yang tidak selalu bersifat universal dan disetujui oleh semua orang. Sebagai contoh, agama dapat dianggap sebagai panduan hidup, namun bukan sebagai ideologi karena tidak semua individu mendukung agama orang lain.
Pengalamannya di bidang hukum memberi masukan dan saran mengenai Pancasila, berikut 3 perspektif yang diberi Mahfud MD:
1. Pancasila Mengandung Nilai Etis
Mahfud MD ikut memperingati Hari Lahir Pancasila, yang selalu diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap 1 Juni. Menurutnya, Pancasila berasal dari pengalaman konkret dan nilai-nilai keagamaan di Indonesia.
Dalam sambutannya saat menggantikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Ende, Kabupaten Ende, NTT, Kamis (1/6/2023), Mahfud menyatakan bahwa Pancasila adalah sesuatu yang muncul secara alami di Indonesia, memiliki dimensi etika yang mendalam, dan memiliki legitimasi kuat dari segi filsafat, politik, dan sejarah.
Mahfud menekankan pentingnya mengaktualisasikan semangat dan prinsip-prinsip Pancasila dalam setiap tindakan, pemikiran, dan interaksi individu. Hal ini dianggap sebagai kunci untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas dalam masyarakat.
2. Penting Aktualisasi Pancasila
Semua individu harus mengimplementasikan semangat dan prinsip-prinsip Pancasila dalam cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi dalam masyarakat. Ini akan membantu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas bangsa.
Mahfud MD menekankan bahwa setiap bagian dari masyarakat harus menyadari betapa pentingnya membentuk karakter nasional yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Fondasi nilai-nilai Pancasila yang diletakkan oleh Bung Karno harus terus dikembangkan dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.
3. Pancasila Harus Dipahami sebagai Kesatuan Majemuk Tunggal, Tidak Bisa Berdiri Sendiri Secara Sila
Pancasila perlu dipahami sebagai satu kesatuan yang terintegrasi, di mana tidak ada satu sila pun yang berdiri sendiri. Dalam esensinya, keseluruhan konsep Pancasila dapat disimpulkan sebagai berikut: Indonesia ingin menciptakan persatuan dalam keberagaman, yang tercermin dalam pengakuan atas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai landasan yang menerima keberagaman keyakinan agama.
Artinya, setiap individu dihormati dalam keyakinan agama yang berbeda-beda, dan perbedaan ini merupakan sumber kekuatan yang menggabungkan kita.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan ide bahwa meskipun kita beragam, kita harus memperlakukan satu sama lain dengan adil dan beradab. Selanjutnya, sila Persatuan Indonesia menunjukkan pentingnya bersatu dalam keberagaman agama dan menjunjung tinggi persatuan dalam perbedaan, yang tercermin dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menggarisbawahi pentingnya memelihara keberagaman melalui pemerintahan yang demokratis. Sementara sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menyoroti perlunya menciptakan keadilan sosial untuk seluruh warga negara, dalam kerangka persatuan dalam demokrasi.
"Ini membuktikan kekuatan Pancasila dan kehebatan bangsa Indonesia. Ke depan kita akan mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Impian Indonesia 2085, yaitu menjadi bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang kecerdasannya mengungguli bangsa lain," jelasnya.
Pancasila merupakan landasan ideologi bagi masyarakat Indonesia. Ideologi adalah prinsip-prinsip yang digunakan sebagai panduan untuk menjalani kehidupan bersama yang telah diterima secara umum.
Hal ini disebabkan karena terdapat prinsip-prinsip yang mendasari cara hidup yang tidak selalu bersifat universal dan disetujui oleh semua orang. Sebagai contoh, agama dapat dianggap sebagai panduan hidup, namun bukan sebagai ideologi karena tidak semua individu mendukung agama orang lain.
Pengalamannya di bidang hukum memberi masukan dan saran mengenai Pancasila, berikut 3 perspektif yang diberi Mahfud MD:
1. Pancasila Mengandung Nilai Etis
Mahfud MD ikut memperingati Hari Lahir Pancasila, yang selalu diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap 1 Juni. Menurutnya, Pancasila berasal dari pengalaman konkret dan nilai-nilai keagamaan di Indonesia.
Dalam sambutannya saat menggantikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Ende, Kabupaten Ende, NTT, Kamis (1/6/2023), Mahfud menyatakan bahwa Pancasila adalah sesuatu yang muncul secara alami di Indonesia, memiliki dimensi etika yang mendalam, dan memiliki legitimasi kuat dari segi filsafat, politik, dan sejarah.
Mahfud menekankan pentingnya mengaktualisasikan semangat dan prinsip-prinsip Pancasila dalam setiap tindakan, pemikiran, dan interaksi individu. Hal ini dianggap sebagai kunci untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas dalam masyarakat.
2. Penting Aktualisasi Pancasila
Semua individu harus mengimplementasikan semangat dan prinsip-prinsip Pancasila dalam cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi dalam masyarakat. Ini akan membantu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas bangsa.
Mahfud MD menekankan bahwa setiap bagian dari masyarakat harus menyadari betapa pentingnya membentuk karakter nasional yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Fondasi nilai-nilai Pancasila yang diletakkan oleh Bung Karno harus terus dikembangkan dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.
3. Pancasila Harus Dipahami sebagai Kesatuan Majemuk Tunggal, Tidak Bisa Berdiri Sendiri Secara Sila
Pancasila perlu dipahami sebagai satu kesatuan yang terintegrasi, di mana tidak ada satu sila pun yang berdiri sendiri. Dalam esensinya, keseluruhan konsep Pancasila dapat disimpulkan sebagai berikut: Indonesia ingin menciptakan persatuan dalam keberagaman, yang tercermin dalam pengakuan atas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai landasan yang menerima keberagaman keyakinan agama.
Artinya, setiap individu dihormati dalam keyakinan agama yang berbeda-beda, dan perbedaan ini merupakan sumber kekuatan yang menggabungkan kita.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan ide bahwa meskipun kita beragam, kita harus memperlakukan satu sama lain dengan adil dan beradab. Selanjutnya, sila Persatuan Indonesia menunjukkan pentingnya bersatu dalam keberagaman agama dan menjunjung tinggi persatuan dalam perbedaan, yang tercermin dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menggarisbawahi pentingnya memelihara keberagaman melalui pemerintahan yang demokratis. Sementara sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menyoroti perlunya menciptakan keadilan sosial untuk seluruh warga negara, dalam kerangka persatuan dalam demokrasi.
"Ini membuktikan kekuatan Pancasila dan kehebatan bangsa Indonesia. Ke depan kita akan mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Impian Indonesia 2085, yaitu menjadi bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang kecerdasannya mengungguli bangsa lain," jelasnya.
(zik)