Usung Ganjar Jadi Capres 2024, PDIP: Kokoh Secara Ideologi, Visioner, dan Memahami Kehendak Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menyatakan berbagai usaha akan dilakukan untuk fokus mendukung Ganjar Pranowo menjadi Presiden 2024. PDIP merupakan partai yang menjadi tempat Ganjar meniti karier politiknya yang cemerlang, dan sudah sepantasnya PDIP mempercayakan amanah yang besar ini kepada Ganjar Pranowo.
"Tentu kita fokus pada bagaimana mempersiapkan infrastruktur dukungan untuk Mas Ganjar dan ke depan bersama calon wakil presidennya," ujar Andreas.
Dia menegaskan bahwa keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 sudah jelas dan harus dilaksanakan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa penetapan dukungan PDIP kepada calon presiden tidak hanya berpatok kepada aspek tinggi rendahnya elektoral kader. Variabel kepemimpinan yang harus diperhatikan ada banyak. Megawati punya kriteria berbeda dalam memilih capres untuk PDIP.
Megawati mencari sosok yang kokoh secara ideologi, visioner, dan mampu mendengar suara rakyat. "Yang dicari oleh Bu Mega adalah pemimpin yang kokoh secara ideologi, pemimpin yang visioner, dan pemimpin yang punya kemampuan profesional sekaligus memahami kehendak rakyat," ujar Hasto.
Bukan tanpa alasan PDIP memilih Ganjar sebagai capres yang didukung. Sebab di mata Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ganjar merupakan pemimpin yang dekat dengan rakyat, selalu turun ke bawah dan sangat ideologis.
PDIP merupakan partai yang telah sukses menciptakan banyak sekali pemimpin di tanah air. Perjuangannya dalam demokrasi sejak tahun 1999 hingga kini masih terasa dan dapat kita dapat kita jumpai di ranah politik.
Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum merubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999 agar dapat mengikuti pemilu dan berkantor pusat di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. PDIP didirikan dalam rangka diselenggarakannya pemilu tahun 1999. Dalam pemilu itu juga PDIP berhasil memperoleh peringkat teratas untuk suara DPR dengan memperoleh 154 kursi.
Pada 28 Maret 2005, Kongres II PDIP diadakan di Sanur, Bali. Kongres tersebut memilih Megawati sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDIP periode 2005-2010 secara aklamasi oleh 1.000 utusan PDIP dari seluruh Indonesia. Pencapaian pada pemilu anggota DPR tahun 2009, PDIP mendapatkan 95 kursi (16,96%) di DPR setelah mendapatkan 14.600.091 suara (14,0%) dan PDIP menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta kursi di DPR RI.
Hingga kini, PDIP masih terus memperjuangkan hak rakyat dan menyuarakan keinginan rakyat. Partai dengan citra memperjuangkan ‘wong cilik’ tersebut berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat selama satu dekade dengan dibuktikannya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode.
"Tentu kita fokus pada bagaimana mempersiapkan infrastruktur dukungan untuk Mas Ganjar dan ke depan bersama calon wakil presidennya," ujar Andreas.
Dia menegaskan bahwa keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 sudah jelas dan harus dilaksanakan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa penetapan dukungan PDIP kepada calon presiden tidak hanya berpatok kepada aspek tinggi rendahnya elektoral kader. Variabel kepemimpinan yang harus diperhatikan ada banyak. Megawati punya kriteria berbeda dalam memilih capres untuk PDIP.
Megawati mencari sosok yang kokoh secara ideologi, visioner, dan mampu mendengar suara rakyat. "Yang dicari oleh Bu Mega adalah pemimpin yang kokoh secara ideologi, pemimpin yang visioner, dan pemimpin yang punya kemampuan profesional sekaligus memahami kehendak rakyat," ujar Hasto.
Bukan tanpa alasan PDIP memilih Ganjar sebagai capres yang didukung. Sebab di mata Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ganjar merupakan pemimpin yang dekat dengan rakyat, selalu turun ke bawah dan sangat ideologis.
PDIP merupakan partai yang telah sukses menciptakan banyak sekali pemimpin di tanah air. Perjuangannya dalam demokrasi sejak tahun 1999 hingga kini masih terasa dan dapat kita dapat kita jumpai di ranah politik.
Profil PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau yang akrab disebut PDIP merupakan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, Soekarno pada 4 Juli 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), kemudian PNI bergabung dengan Partai Musyawarah Masyarakat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik sehingga membentuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum merubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999 agar dapat mengikuti pemilu dan berkantor pusat di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. PDIP didirikan dalam rangka diselenggarakannya pemilu tahun 1999. Dalam pemilu itu juga PDIP berhasil memperoleh peringkat teratas untuk suara DPR dengan memperoleh 154 kursi.
Pada 28 Maret 2005, Kongres II PDIP diadakan di Sanur, Bali. Kongres tersebut memilih Megawati sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDIP periode 2005-2010 secara aklamasi oleh 1.000 utusan PDIP dari seluruh Indonesia. Pencapaian pada pemilu anggota DPR tahun 2009, PDIP mendapatkan 95 kursi (16,96%) di DPR setelah mendapatkan 14.600.091 suara (14,0%) dan PDIP menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta kursi di DPR RI.
Hingga kini, PDIP masih terus memperjuangkan hak rakyat dan menyuarakan keinginan rakyat. Partai dengan citra memperjuangkan ‘wong cilik’ tersebut berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat selama satu dekade dengan dibuktikannya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode.
(zik)