Fakta-fakta Letjen TNI (Purn) Himawan Soetanto, Nomor 1 Anak Pejuang Kemerdekaan

Senin, 16 Oktober 2023 - 06:20 WIB
loading...
Fakta-fakta Letjen TNI...
Fakta-fakta mengenai Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Raden Himawan Soetanto yang diulas dalam artikel ini menarik untuk diketahui. Foto/Facebook Prabowo Subianto
A A A
JAKARTA - Fakta-fakta mengenai Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Raden Himawan Soetanto yang diulas dalam artikel ini menarik untuk diketahui. Nomor 1 dalam artikel ini tentang dirinya yang merupakan anak dari seorang pejuang kemerdekaan .

Himawan lahir di Desa Gorang-Gareng, Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur pada 14 September 1929. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta pada pukul 09.51 WIB, Rabu, 20 Oktober 2010 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Bandung.

Jabatan terakhirnya di militer sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Ya, dia adalah Kasum ABRI yang pertama, menjabat pada Maret 1983 hingga 10 November 1984.


Nah, berikut fakta-fakta mengenai Letjen TNI (Purn) Himawan Soetanto:

1. Anak Pejuang Kemerdekaan


Himawan merupakan anak seorang pejuang kemerdekaan, Mayjen TNI Mohammad Mangoendiprodjo yang merupakan pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Jawa Timur dan tokoh peristiwa 10 November 1945. Ayah Himawan diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 7 November 2014.

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Lampung, Mangoendiprodjo meninggal dunia di Bandar Lampung pada 13 Desember 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Karang, Bandar Lampung. Selain itu, Himawan juga merupakan kakak ipar dari Jenderal TNI (HOR) (Purn) Soesilo Soedarman, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

Himawan sudah bergabung dalam pasukan Sawunggaling sejak umur 16 tahun untuk bertempur bersama ayahnya di Palagan Surabaya. Pertama kalinya dirinya mulai menembakkan senjata saat melawan tentara Inggris pada 28 Oktober 1945 di Wonokromo, Surabaya.

Kemudian, Himawan menjadi kadet militer akademi di Yogjakarta dan turut bergabung dengan pasukan Siliwangi saat berlong march kembali ke Jawa Barat. Selanjutnya, pada 1946-1948, 1954, 1956, 1966, dia berkarier di TNI mulai dari bawah dengan pangkat Letnan Muda (sekarang Letnan Dua) mengikuti pelatihan dan pendidikan di dalam negeri.

Lalu, pada Juli-Oktober 1946, dia sebagai Taruna Militer Akademi (MA) Jogyakarta dan lulus pada 1948, mengikuti penugasan operasi menghadapi Belanda di front Subang atau Bandung Utara.

2. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Berbagai jabatan di militer pernah dipercayakan kepada Himawan. Salah satunya adalah Perwira Staf MBKD, Staf Artileri Penempatan Sebagai Perwira Artileri di Yon Artileri C/Divisi I/Brawijaya (1948-1949).

Setelah itu, dia menjabat Danton Kompi 5 Yon 4/Tengkorak Menjadi Yon 305 Brigif 14/Siliwangi (1949-1951), Danki Yonif 204 TT Kodam II/Sriwijaya (1951-1955), dan Perwira Operasi Resimen Infanteri Kodam II/Sriwijaya (1955-1957).

Saat masih berpangkat Kapten, Himawan pernah menjabat Danki Taruna AMN (1957-1959). Pangkatnya pun naik menjadi Mayor. Berbagai jabatan pernah diemban Himawan ketika berpangkat Mayor, yakni Wakil Asisten Pendidikan/Gumil AMN (1959-1960), Perwira Operasi Markas Pasukan PBB Kongo/UNOC (1960-1961), dan Danyon 330/Kujang I Kodam VI/Siliwangi (1961-1964).

Di samping itu, dia juga pernah dipercaya sebagai Kastaf Brigif 15/Tirtayasa Kodam VI/Siliwangi (1964-1966) dan Danbrigif 17 Lintas Udara Kodam VI/Siliwangi (1967-1968) saat berpangkat Letnan Kolonel.

Ketika berpangkat Kolonel, dirinya pernah menjabat Asops Kodam VI/Siliwangi (1968-1970). Pangkatnya naik menjadi Bintang 1. Salah satu jabatan yang pernah dia emban saat berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI adalah Wakil Gubernur AKABRI Umum dan Darat Bidang Operasi dan Pendidikan (1970-1971).

Selain itu, dia juga pernah menjadi Pangdam IV/Sriwijaya (1971-1974) dan Komandan Brigade Pasukan Darurat PBB (UNEF 2) di Suez, Mesir. Kariernya di militer cemerlang.

Bintang emas di pundaknya bertambah satu, menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) TNI. Saat berpangkat Mayjen TNI, Himawan pernah menjadi Panglima Kostrad (1974-1975) dan Pangdam VI/Siliwangi (1975-1978).

Bintang emas di pundaknya bertambah menjadi tiga atau Letnan Jenderal (Letjen) TNI dan menjabat Panglima Kostranas (1978-1981), Panglima Kowilhan III Sulawesi/Kaltim (1981-1983), Kepala Staf Operasi Dephankam (1983-1984), serta Kepala Staf Umum ABRI (1984).

Pada 1984-1988, dia menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia. Terakhir, pada 1993–1998, Himawan sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Dikutip dari Ensiklopedia Pramuka, Himawan aktif menjadi Waka Kwarnas pada masa kepengurusan Mashudi dan pada Munas Gerakan Pramuka 1993 di Jayapura terpilih menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menggantikan Mashudi.

3. Gemar Membaca Buku-buku Sejarah


Himawan Soetanto merupakan pria yang gemar membaca buku-buku sejarah. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam unggahan di Facebook pribadinya pada 24 Maret 2023.

“Saya ingin sedikit bercerita tentang seorang jenderal TNI yang sedikit banyak memberikan pengaruh, membentuk dan mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan yang hingga saat ini menjadi pedoman bagi saya. Beliau merupakan senior ketika saya masih aktif di angkatan, beliau adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Himawan Soetanto,” kata Prabowo di akun Facebooknya dengan menyertakan foto Himawan.

Prabowo mengaku pertama kali mengenal Himawan Soetanto sewaktu masuk AKABRI pada 1970. Kata Prabowo, Himawan pada waktu itu menjabat sebagai Wakil Gubernur AKABRI bidang operasi pendidikan. “Beliau ini sangat well educated,” tuturnya.

Prabowo mengungkapkan bahwa kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda Himawan bagus. Bahkan, lanjut dia, Prabowo juga menguasai sedikit bahasa Jepang. Karena Himawan sempat mengalami pada masa penjajahan Jepang.

“Beliau juga gemar membaca buku-buku sejarah. Sekali lagi para tokoh-tokoh hebat yang saya kenal adalah para pembaca buku. Leader is a Reader. ‘Pemimpin yang baik harus rajin membaca’ begitu bunyi adagium yang terkenal. Di rumahnya terdapat banyak buku. Kalau bertemu, beliau selalu berdiskusi tentang buku dengan saya,” ungkap Prabowo.

Fakta-fakta Letjen TNI (Purn) Himawan Soetanto, Nomor 1 Anak Pejuang Kemerdekaan

Politikus Gerindra Fadli Zon sedang berbincang denganHimawan Soetanto. Foto/Twitter Fadli Zon

4. Menjadi Inspirasi di Kalangan Tentara


Masih dalam pengakuan Prabowo. Prabowo mengaku terkesan dengan Himawan karena penampilannya selalu rapi, wajah selalu penuh senyum, senang humor, tenang tapi percaya diri, dan dekat dengan anak buah. “Terlihat benar beliau ini memiliki pengalaman tempur yang panjang,” imbuhnya.

Salah satu nilai yang didapat Prabowo dari Himawan Soetanto adalah komandan harus dekat dengan anak buah. “Komandan harus bersama mereka dari bangun pagi sampai tidur. Komandan harus cek bagaimana kondisi anak buah, mulai dari dapur, kamar mandi, bahkan harus juga periksa pakaian dalam anak buah,” ucapnya.

Prabowo mengakui karier Himawan Soetanto ini memang sangat tersohor. “Beliau menjadi inspirasi di kalangan tentara. Saya sangat dekat dengan beliau. Sampai dengan beliau pensiun saya tetap dekat. Beliau salah satu mentor saya,” tuturnya.

Hari-hari terakhir sebelum Himawan meninggal, Prabowo sempat membesuk Himawan di rumah sakit. “Saya mendengar penjelasan dari putranya, selain keluarga, saya juga yang dicari oleh beliau. ‘Di mana panglima perang itu?’ Anak-anak beliau bingung siapa yang dimaksud dengan panglima perang. Di antara mereka ada yang menanyakan apakah yang dimaksud adalah Prabowo, beliau lalu mengangguk,” jelasnya.

Prabowo pun terharu mendengar cerita tersebut. “Karena itu, begitu saya datang untuk menjenguk, dengan sikap sempurna saya hormat penuh kepada beliau. Dalam kesempatan itu saya sampaikan, ‘You are the real general, Sir!’. Saya sampaikan demikian karena kami sering berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Beliau meneteskan air mata,” katanya.

Saat itu, ujar Prabowo, Himawan sudah tidak bisa berbicara. “Itu kenangan saya terhadap Pak Himawan Soetanto. Suatu kehormatan besar bagi saya, jenderal yang saya kagumi masih mencari saya pada saat-saat sebelum meninggal dunia,” pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)