Fachry Ali: Ini Sejumlah Keunggulan Erick Thohir Sebagai Cawapres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat politik Fachry Ali menilai Erick Thohir memiliki sejumlah keunggulan yang membuat Menteri BUMN tersebut layak memimpin bangsa. Dari mulai sisi manajerial, penguasaan dunia internasional serta penghubung generasi milenial.
Menurut dia, Erick sebagai kandidat kuat cawapres merupakan tokoh yang sangat layak memimpin bangsa karena kemampuan manajerialnya. Selain itu, hubungan dia dengan dunia global, penguasaan terhadap dunia global dan seterusnya, itu cukup bagus.
Hal pokok lainnya yang perlu dicatat pada diri Erick yakni dalam usia muda Erick melaju dengan cepat di atas struktur karier dunia usaha. Dia juga jelas sangat sedikit bersentuhan dengan fasilitas rezim Orde Baru.
“Ketika Erick menerjunkan diri ke dunia usaha para konglomerat ciptaan negara Orde Baru telah tumbuh mekar jauh hari sebelumnya," ucapnya.
Fachry juga menyoroti kesuksesan ketika Erick menjadi orang nomor satu Asian Games 2018. "Ketika menjadi Ketua Asian Games 2018, Erick tidak pernah berada di dalam negara. Ini berarti bahwa keseluruhan struktur karier dan dunia usaha yang dikelolanya berlangsung sepenuhnya di luar negeri," ujarnya.
Dalam basis konteks demografi, Erick adalah jembatan antara generasi nonmilenial dengan milenial. Dia adalah jembatan bukan reproduksi Orde Baru karena dia lahir ketika Orde Baru itu mulai mengkonsentrasikan kekuatan materialnya di tangan keluarga.
Hubungan dengan para pemuka agama khususnya kiai, ulama, dan warga Nahdliyin, Erick juga dinilai cukup dekat.
"Erick dapat diterima dengan baik di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, Erick pernah didapuk menjadi Ketua Panitia Peringatan 1 Abad NU. Kalau di NU itu kan harus dilihat indikasinya. Salah satu indikasinya dia Ketua Panitia Satu Abad NU. Kira-kira begitu, tapi kita nggak tahu satu per satu apa yang mereka katakan, tapi faktanya dia panitia Satu Abad NU," kata Fachry.
Menurut dia, Erick sebagai kandidat kuat cawapres merupakan tokoh yang sangat layak memimpin bangsa karena kemampuan manajerialnya. Selain itu, hubungan dia dengan dunia global, penguasaan terhadap dunia global dan seterusnya, itu cukup bagus.
Hal pokok lainnya yang perlu dicatat pada diri Erick yakni dalam usia muda Erick melaju dengan cepat di atas struktur karier dunia usaha. Dia juga jelas sangat sedikit bersentuhan dengan fasilitas rezim Orde Baru.
“Ketika Erick menerjunkan diri ke dunia usaha para konglomerat ciptaan negara Orde Baru telah tumbuh mekar jauh hari sebelumnya," ucapnya.
Fachry juga menyoroti kesuksesan ketika Erick menjadi orang nomor satu Asian Games 2018. "Ketika menjadi Ketua Asian Games 2018, Erick tidak pernah berada di dalam negara. Ini berarti bahwa keseluruhan struktur karier dan dunia usaha yang dikelolanya berlangsung sepenuhnya di luar negeri," ujarnya.
Dalam basis konteks demografi, Erick adalah jembatan antara generasi nonmilenial dengan milenial. Dia adalah jembatan bukan reproduksi Orde Baru karena dia lahir ketika Orde Baru itu mulai mengkonsentrasikan kekuatan materialnya di tangan keluarga.
Hubungan dengan para pemuka agama khususnya kiai, ulama, dan warga Nahdliyin, Erick juga dinilai cukup dekat.
"Erick dapat diterima dengan baik di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, Erick pernah didapuk menjadi Ketua Panitia Peringatan 1 Abad NU. Kalau di NU itu kan harus dilihat indikasinya. Salah satu indikasinya dia Ketua Panitia Satu Abad NU. Kira-kira begitu, tapi kita nggak tahu satu per satu apa yang mereka katakan, tapi faktanya dia panitia Satu Abad NU," kata Fachry.
(jon)