Profil Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kepercayaan Jokowi yang Punya Kepedulian Sosial Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI (HOR) Purnawirawan Luhut Binsar Pandjaitan merupakan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi yang meniti karier di militer. Pria kelahiran Toba Samosir, 28 September 1947 ini menduduki sejumlah jabatan penting di kabinet Presiden Jokowi.
Sebelum Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut menjabat Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno pada 12 Agustus 2015. Sebelumnya Luhut menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dari 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.
Tak lama menjabat Menko Polhukam, Luhut diangkat menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi ketika reshuffle Kabinet Kerja Jilid II bergulir pada 27 Juli 2016. Saat itu Luhut diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
Luhut terbilang menteri kepercayaan Presiden Jokowi dalam kabinet. Bahkan, ketika Presiden Jokowi memberhentikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar pada tanggal 15 Agustus 2016 terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS), Luhut dipercaya menjabat Plt Menteri ESDM.
Bahkan Luhut kerap dipercaya Jokowi dalam berbagai isu strategis nasional yang bukan bidangnya. Seperti penanganan pandemi Covid-19, penyelesaian konflik Papua, hingga perbaikan kualitas udara Jakarta. Tak heran Luhut kerap dijuluki Menteri Segala Urusan.
Terlepas dari julukan itu, Luhut merupakan menteri dengan kepedulian sosial yang tinggi. Luhut diketahui sering membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, seperti korban bencana alam, anak yatim piatu, atau veteran perang. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial, seperti Yayasan Pendidikan Harapan Papua, Yayasan Pendidikan Anak Bangsa Bisa, Yayasan Pendidikan Anak Negeri, dan lain-lain.
Pada tahun 2001 Luhut membangun yayasan dan sekolah untuk masyarakat yang membutuhkan. Bersama istrinya, Devi, Luhut membuat sebuah yayasan misi sosial bernama Yayasan Del. Tujuannya untuk mengoptimalkan sumber daya manusia Indonesia agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.
Yayasan Del bergerak di sektor pendidikan, teknologi, kesehatan, kemanusiaan dan membangun panti asuhan. Selain itu, Del juga memberikan program beasiswa tanpa membedakan status maupun golongan.
Program pertamanya adalah dengan mendirikan Politeknik Informatika Del yang kini telah menjadi Institut Teknologi Del, di tepi Danau Toba. Tepatnya di Sitoluama, Laguboti, Kabupaten Tobasa. Sekarang IT Del telah membuka program studi baru, yaitu: S1 Teknik Manajemen Rekayasa, Teknik Bioproses, Sistem Informasi dan Teknik Informatika, serta D3 Teknik Informatika.
Institut Teknologi DEL, ditujukan untuk anak berbakat dan dari keluarga tidak mampu Indonesia. Sejak didirikan, Institut Teknologi DEL bekerjasama dengan ITB Bandung, NIT India, dan Wollongong University Australia.
Luhut juga mendirikan Yayasan Luhur Bakti Pertiwi yang sudah melahirkan 250 alumni generasi muda berjiwa pemimpin berintegritas tinggi dari 23 provinsi. Selain itu Luhut juga mendirikan Yayasan Lingkar Bina Prakarsa sebagai lembaga independen dan non-partisan untuk menjadi Pusat Studi Kebijakan dan Pendampingan Strategis.
Sebelum masuk Kabinet Jokowi, Luhut Pandjaitan juga pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan periode 2000–2001 saat era Presiden Abdurrahman Wahid. Luhut juga pernah menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.
Putra Batak ini merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Pada Tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Pada tahun 1970 Luhut lulus dengan meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.
Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya, mulai dari Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor). Satuan tersebut dikenal sebagai pasukan elite antiteror milik TNI Angkatan Darat dan menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.
-Komandan Peleton Batalyon Siliwangi Di Kalimantan Barat, Pada Operasi -Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972).
-Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
-Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (Konga VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973–Oktober 1974).
-Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (Konga VI), Mesir (Desember 1973–Oktober 1974).
-Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975).
-Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda pada Elemen Satgas Tempur Khusus Operasi Seroja (1976).
-Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat.
-Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
-Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981).
-Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983).
-Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984).
-Pendiri dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus). Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986).
-Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi dan Predikat Sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik di Timor-Timur.
-Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud Pusdikpassus, Kopassus (1987).
-Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989).
-Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus (1990).
-Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993).
-Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, Meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik (1995).
-Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri.
-Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996-1997).
-Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1998).
-Duta Besar RI Berkuasa Penuh intuk Singapura (1999-2000).
-Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000-2001)
-Kepala Staf Kepresidenan RI (2014-2015).
-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI (2015-2016).
-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2016 hinggasekarang).
Sebelum Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut menjabat Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno pada 12 Agustus 2015. Sebelumnya Luhut menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dari 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.
Tak lama menjabat Menko Polhukam, Luhut diangkat menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi ketika reshuffle Kabinet Kerja Jilid II bergulir pada 27 Juli 2016. Saat itu Luhut diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
Luhut terbilang menteri kepercayaan Presiden Jokowi dalam kabinet. Bahkan, ketika Presiden Jokowi memberhentikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar pada tanggal 15 Agustus 2016 terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS), Luhut dipercaya menjabat Plt Menteri ESDM.
Bahkan Luhut kerap dipercaya Jokowi dalam berbagai isu strategis nasional yang bukan bidangnya. Seperti penanganan pandemi Covid-19, penyelesaian konflik Papua, hingga perbaikan kualitas udara Jakarta. Tak heran Luhut kerap dijuluki Menteri Segala Urusan.
Terlepas dari julukan itu, Luhut merupakan menteri dengan kepedulian sosial yang tinggi. Luhut diketahui sering membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, seperti korban bencana alam, anak yatim piatu, atau veteran perang. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial, seperti Yayasan Pendidikan Harapan Papua, Yayasan Pendidikan Anak Bangsa Bisa, Yayasan Pendidikan Anak Negeri, dan lain-lain.
Pada tahun 2001 Luhut membangun yayasan dan sekolah untuk masyarakat yang membutuhkan. Bersama istrinya, Devi, Luhut membuat sebuah yayasan misi sosial bernama Yayasan Del. Tujuannya untuk mengoptimalkan sumber daya manusia Indonesia agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.
Yayasan Del bergerak di sektor pendidikan, teknologi, kesehatan, kemanusiaan dan membangun panti asuhan. Selain itu, Del juga memberikan program beasiswa tanpa membedakan status maupun golongan.
Baca Juga
Program pertamanya adalah dengan mendirikan Politeknik Informatika Del yang kini telah menjadi Institut Teknologi Del, di tepi Danau Toba. Tepatnya di Sitoluama, Laguboti, Kabupaten Tobasa. Sekarang IT Del telah membuka program studi baru, yaitu: S1 Teknik Manajemen Rekayasa, Teknik Bioproses, Sistem Informasi dan Teknik Informatika, serta D3 Teknik Informatika.
Institut Teknologi DEL, ditujukan untuk anak berbakat dan dari keluarga tidak mampu Indonesia. Sejak didirikan, Institut Teknologi DEL bekerjasama dengan ITB Bandung, NIT India, dan Wollongong University Australia.
Luhut juga mendirikan Yayasan Luhur Bakti Pertiwi yang sudah melahirkan 250 alumni generasi muda berjiwa pemimpin berintegritas tinggi dari 23 provinsi. Selain itu Luhut juga mendirikan Yayasan Lingkar Bina Prakarsa sebagai lembaga independen dan non-partisan untuk menjadi Pusat Studi Kebijakan dan Pendampingan Strategis.
Sebelum masuk Kabinet Jokowi, Luhut Pandjaitan juga pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan periode 2000–2001 saat era Presiden Abdurrahman Wahid. Luhut juga pernah menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.
Putra Batak ini merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Pada Tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Pada tahun 1970 Luhut lulus dengan meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.
Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya, mulai dari Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor). Satuan tersebut dikenal sebagai pasukan elite antiteror milik TNI Angkatan Darat dan menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.
Berikut Karier dan Jabatan Luhut Binsar Pandjaitan:
-Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971).-Komandan Peleton Batalyon Siliwangi Di Kalimantan Barat, Pada Operasi -Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972).
-Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
-Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (Konga VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973–Oktober 1974).
-Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (Konga VI), Mesir (Desember 1973–Oktober 1974).
-Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975).
-Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda pada Elemen Satgas Tempur Khusus Operasi Seroja (1976).
-Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat.
-Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
-Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981).
-Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983).
-Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984).
-Pendiri dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus). Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986).
-Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi dan Predikat Sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik di Timor-Timur.
-Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud Pusdikpassus, Kopassus (1987).
-Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989).
-Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus (1990).
-Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993).
-Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, Meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik (1995).
-Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri.
-Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996-1997).
-Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1998).
-Duta Besar RI Berkuasa Penuh intuk Singapura (1999-2000).
-Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000-2001)
-Kepala Staf Kepresidenan RI (2014-2015).
-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI (2015-2016).
-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2016 hinggasekarang).
(thm)