Soal Cawapres Ganjar, PDIP: Keputusan di Megawati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo masih digodok Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sampai saat ini, sudah ada tiga nama kandidat.
Mereka adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sampai saat ini masih melakukan pencermatan dengan matang. Termasuk mempertimbangkan berbagai masukan dari berbagai pihak, terutama tokoh-tokoh penting seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi), para ulama, dan senior-senior partai.
“Ibu Mega memegang teguh prinsip kehati-hatian dalam menentukan calon pemimpin. Beliau mandataris Kongres Partai, yang diberikan kewenangan menentukan capres dan cawapres. Mandat itu beliau gunakan dengan penuh bijak, mempertimbangkan segala hal,” katanya, Rabu (4/9/2023).
Jadi, siapa pun pihak yang selama ini kerap dipersepsikan sebagai kandidat cawapres pendamping Ganjar dan bertemu dengan Megawati adalah dalam rangka melakukan pendalaman atau semacam talent scouting.
”Siapa yang nantinya akan diputuskan, tentu itu wewenang penuh Ibu Ketum dan para ketua umum partai yang bekerja sama dengan PDI Perjuangan, yakni PPP, Hanura, dan Perindo. Jadi sejauh ini belum ada istilah mengerucut, oleh sebab itu Pak Mahfud, Ibu Khofifah, Pak Sandiaga Uno masih punya kesempatan yang sama untuk dipilih oleh Ibu Mega sebagai cawapres,” ujarnya.
Said mengatakan, Mahfud MD dan Khofifah termasuk figur yang layak sebagai cawapres. Keduanya memiliki pengalaman yang panjang di legislatif dan eksekutif. Bahkan, Mahfud MD sampai ke yudikatif. Keduanya juga berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) dan memiliki elektabilitas yang cukup baik.
“Rekam jejak inilah yang menjadi keunggulan beliau berdua. Beliau berdua juga memiliki elektabilitas yang cukup baik. Keduanya berasal dari tokoh NU. Apalagi Ibu Khofifah selain sebagai Ketua PBNU, beliau juga Ketua Umum Muslimat NU, organisasi perempuan terbesar di Indonesia dengan jamaah yang sangat loyal,” tuturnya.
Dari sisi kepemimpinan dan intelektualitas, keduanya sudah sangat mumpuni. Kapasitas keilmuan keduanya tentang agama, kepemimpinan, pemerintahan, dan sebagainya tidak perlu diragukan lagi.
”Prinsipnya beliau berdua memenuhi kategori pendamping Mas Ganjar. Namun sekali lagi wewenang memutuskan cawapres ada di tangan Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan,” ungkapnya.
Mereka adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sampai saat ini masih melakukan pencermatan dengan matang. Termasuk mempertimbangkan berbagai masukan dari berbagai pihak, terutama tokoh-tokoh penting seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi), para ulama, dan senior-senior partai.
“Ibu Mega memegang teguh prinsip kehati-hatian dalam menentukan calon pemimpin. Beliau mandataris Kongres Partai, yang diberikan kewenangan menentukan capres dan cawapres. Mandat itu beliau gunakan dengan penuh bijak, mempertimbangkan segala hal,” katanya, Rabu (4/9/2023).
Jadi, siapa pun pihak yang selama ini kerap dipersepsikan sebagai kandidat cawapres pendamping Ganjar dan bertemu dengan Megawati adalah dalam rangka melakukan pendalaman atau semacam talent scouting.
”Siapa yang nantinya akan diputuskan, tentu itu wewenang penuh Ibu Ketum dan para ketua umum partai yang bekerja sama dengan PDI Perjuangan, yakni PPP, Hanura, dan Perindo. Jadi sejauh ini belum ada istilah mengerucut, oleh sebab itu Pak Mahfud, Ibu Khofifah, Pak Sandiaga Uno masih punya kesempatan yang sama untuk dipilih oleh Ibu Mega sebagai cawapres,” ujarnya.
Said mengatakan, Mahfud MD dan Khofifah termasuk figur yang layak sebagai cawapres. Keduanya memiliki pengalaman yang panjang di legislatif dan eksekutif. Bahkan, Mahfud MD sampai ke yudikatif. Keduanya juga berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) dan memiliki elektabilitas yang cukup baik.
“Rekam jejak inilah yang menjadi keunggulan beliau berdua. Beliau berdua juga memiliki elektabilitas yang cukup baik. Keduanya berasal dari tokoh NU. Apalagi Ibu Khofifah selain sebagai Ketua PBNU, beliau juga Ketua Umum Muslimat NU, organisasi perempuan terbesar di Indonesia dengan jamaah yang sangat loyal,” tuturnya.
Dari sisi kepemimpinan dan intelektualitas, keduanya sudah sangat mumpuni. Kapasitas keilmuan keduanya tentang agama, kepemimpinan, pemerintahan, dan sebagainya tidak perlu diragukan lagi.
”Prinsipnya beliau berdua memenuhi kategori pendamping Mas Ganjar. Namun sekali lagi wewenang memutuskan cawapres ada di tangan Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan,” ungkapnya.