Jokowi Bisiki Ganjar soal Kedaulatan Pangan, Pengamat: Hubungan Mereka Tidak Bisa Terpisahkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang mengaku membisiki bakal calon presiden Ganjar Pranowo untuk segera menangani persoalan kedaulatan pangan setelah dilantik menjadi presiden periode 2024-2029. Menurut Emrus, hubungan Jokowi dan Ganjar tidak bisa terpisahkan.
Emrus menilai dari sisi ilmu komunikasi, ketika seseorang membisiki orang lain, maka keduanya telah memiliki hubungan relasional yang sangat dekat. Emrus mengatakan, dari ilmu sosiologis dan psikologis, pesan komunikasi dengan berbisik itu menandakan orang tersebut saling mendukung dan memberikan penghormatan.
"Dari perspektif komunikasi, tidak mungkin seseorang membisikan sesuatu kepada orang lain kalau tidak dekat, artinya relasional mereka sangat dekat. Pesan komunikasi dari berbisik itu keduanya saling mendukung, memberikan penghargaan, dan penghormatan," kata Emrus saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Emrus merinci terkait bahasa verbal Presiden ketika membisiki Ganjar, yaitu menangani kedaulatan pangan untuk segera diimplementasikan. Poin itu menurut dia, Jokowi tidak sekadar menyampaikan pesan verbal terkait kedaulatan pangan, namun menyampaikan strategi dan waktu pelaksanaannya.
"Boleh dong Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dia mengampanyekan terkait kedaulatan pangan atas masukan atau bisikan dari Presiden Jokowi," ujarnya.
Emrus menilai bisikan Jokowi terkait rancangan mewujudkan kedaulatan pangan yang hanya disampaikan kepada Ganjar, itu menegaskan bahwa Jokowi sangat berkeinginan kuat bahwa Ganjar yang jadi Presiden 2024-2029.
Dia juga menilai masukan Presiden melalui bisikan kepada Ganjar, menandakan kecintaan Jokowi kepada Ganjar untuk menjalankan langkah strategis sebagai pemimpin agar persediaan pangan bangsa Indonesia tidak terganggu.
"Kalau dari teori lapisan bawang, bisikan itu cermin kenyataan relasi antara Presiden dengan Ganjar berada pada lapisan paling dalam atau inti. Hubungan mereka bukan seperti lapisan kulit bawang yang mudah terkelupas, hubungan mereka tidak bisa terpisahkan," katanya.
Emrus menilai dari sisi ilmu komunikasi, ketika seseorang membisiki orang lain, maka keduanya telah memiliki hubungan relasional yang sangat dekat. Emrus mengatakan, dari ilmu sosiologis dan psikologis, pesan komunikasi dengan berbisik itu menandakan orang tersebut saling mendukung dan memberikan penghormatan.
"Dari perspektif komunikasi, tidak mungkin seseorang membisikan sesuatu kepada orang lain kalau tidak dekat, artinya relasional mereka sangat dekat. Pesan komunikasi dari berbisik itu keduanya saling mendukung, memberikan penghargaan, dan penghormatan," kata Emrus saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Emrus merinci terkait bahasa verbal Presiden ketika membisiki Ganjar, yaitu menangani kedaulatan pangan untuk segera diimplementasikan. Poin itu menurut dia, Jokowi tidak sekadar menyampaikan pesan verbal terkait kedaulatan pangan, namun menyampaikan strategi dan waktu pelaksanaannya.
"Boleh dong Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dia mengampanyekan terkait kedaulatan pangan atas masukan atau bisikan dari Presiden Jokowi," ujarnya.
Emrus menilai bisikan Jokowi terkait rancangan mewujudkan kedaulatan pangan yang hanya disampaikan kepada Ganjar, itu menegaskan bahwa Jokowi sangat berkeinginan kuat bahwa Ganjar yang jadi Presiden 2024-2029.
Dia juga menilai masukan Presiden melalui bisikan kepada Ganjar, menandakan kecintaan Jokowi kepada Ganjar untuk menjalankan langkah strategis sebagai pemimpin agar persediaan pangan bangsa Indonesia tidak terganggu.
"Kalau dari teori lapisan bawang, bisikan itu cermin kenyataan relasi antara Presiden dengan Ganjar berada pada lapisan paling dalam atau inti. Hubungan mereka bukan seperti lapisan kulit bawang yang mudah terkelupas, hubungan mereka tidak bisa terpisahkan," katanya.
(rca)