Harga Beras Terus Melonjak, PKS: Berdampak Serius Bagi Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti harga beras di pasaran yang terus melonjak. Kenaikan harga beras, berdampak serius bagi sosial ekonomi masyarakat, terutama pada kelompok masyarakat rentan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi saat menjadi keynote speaker dalam Focus Group Discussion (FGD) Nasional bertema "Waspada Harga Beras Mengganas" yang diselenggarakan Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS dalam rangka Peringatan Hari Tani Indonesia 2023 dan menyikapi harga beras yang terus melambung di Aula Kantor DPTP PKS, Jakarta.
"Kenaikan harga beras dapat memiliki dampak sosial ekonomi yang serius terutama pada kelompok masyarakat rentan," ungkap Habib Aboe, Jumat (29/9/2023).
Beberapa dampak di antaranya peningkatan biaya hidup, mengakibatkan kelaparan dan malnutrisi, serta menimbulkan ketidakstabilan sosial. Kenaikan harga beras ini, tidak membawa kesejahteraan kepada petani sebagai produsen karena rendahnya harga gabah dan semakin menyusahkan rakyat sebagai konsumen.
Aboe menyebut kebijakan pemerintah yang mengintervensi harga beras dengan impor beras hanyalah langkah taktis jangka pendek, belum mengatasi akar masalah naiknya harga beras ini. Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan langkah jangka panjang.
Aboe menyebut beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Pertama adalah melakukan inovasi dalam sektor pertanian. "Seperti penggunaan teknologi modern dan praktik pertanian yang lebih efisien, dapat meningkatkan kualitas, dan mengurangi kerentanan terhadap faktor-faktor alam sehingga akan diperoleh varian padi yang unggul dan mengurangi risiko gagal panen," ungkapnya.
Kedua adalah perlunya pengelolaan cadangan beras yang baik untuk digunakan pada situasi darurat saat pasokan berkurang. Ketiga adalah melakukan deversifikasi pangan di masyarakat untuk mengurangi ketergantungan kepada beras sebagai sumber utama karbohidrat. Terakhir, meningkatkan keamanan pangan untuk memastikan akses pangan yang baik bagi masyarakat rentan.
"Kenaikan harga beras adalah isu yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan kita semua dengan mengurai penyebabnya dan mengambil langkah-langkah yang tepat. Kita dapat mengurangi dampak negatif kenaikan harga beras dan memastikan keberadaan beras yang memadai bagi semua lapisan masyarakat. Jadi, keamanan pangan adalah hak dasar dari semua individu dan kita semua bertanggung jawab untuk memastikan itu semua terpenuhi," lanjutnya.
Diskusi ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, yaitu Ekonom Senior INDEF Prof. Bustanul Arifin, Direktur Utama PT. Usaha Barokah Bersama Indria Melati, anggota Komisi IV DPR RI Slamet, dan Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS Riyono
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi saat menjadi keynote speaker dalam Focus Group Discussion (FGD) Nasional bertema "Waspada Harga Beras Mengganas" yang diselenggarakan Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS dalam rangka Peringatan Hari Tani Indonesia 2023 dan menyikapi harga beras yang terus melambung di Aula Kantor DPTP PKS, Jakarta.
"Kenaikan harga beras dapat memiliki dampak sosial ekonomi yang serius terutama pada kelompok masyarakat rentan," ungkap Habib Aboe, Jumat (29/9/2023).
Beberapa dampak di antaranya peningkatan biaya hidup, mengakibatkan kelaparan dan malnutrisi, serta menimbulkan ketidakstabilan sosial. Kenaikan harga beras ini, tidak membawa kesejahteraan kepada petani sebagai produsen karena rendahnya harga gabah dan semakin menyusahkan rakyat sebagai konsumen.
Aboe menyebut kebijakan pemerintah yang mengintervensi harga beras dengan impor beras hanyalah langkah taktis jangka pendek, belum mengatasi akar masalah naiknya harga beras ini. Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan langkah jangka panjang.
Aboe menyebut beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Pertama adalah melakukan inovasi dalam sektor pertanian. "Seperti penggunaan teknologi modern dan praktik pertanian yang lebih efisien, dapat meningkatkan kualitas, dan mengurangi kerentanan terhadap faktor-faktor alam sehingga akan diperoleh varian padi yang unggul dan mengurangi risiko gagal panen," ungkapnya.
Kedua adalah perlunya pengelolaan cadangan beras yang baik untuk digunakan pada situasi darurat saat pasokan berkurang. Ketiga adalah melakukan deversifikasi pangan di masyarakat untuk mengurangi ketergantungan kepada beras sebagai sumber utama karbohidrat. Terakhir, meningkatkan keamanan pangan untuk memastikan akses pangan yang baik bagi masyarakat rentan.
"Kenaikan harga beras adalah isu yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan kita semua dengan mengurai penyebabnya dan mengambil langkah-langkah yang tepat. Kita dapat mengurangi dampak negatif kenaikan harga beras dan memastikan keberadaan beras yang memadai bagi semua lapisan masyarakat. Jadi, keamanan pangan adalah hak dasar dari semua individu dan kita semua bertanggung jawab untuk memastikan itu semua terpenuhi," lanjutnya.
Diskusi ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, yaitu Ekonom Senior INDEF Prof. Bustanul Arifin, Direktur Utama PT. Usaha Barokah Bersama Indria Melati, anggota Komisi IV DPR RI Slamet, dan Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS Riyono
(cip)