Kental Nuansa Kekecewaan, Gerakan Din dkk Mesti Direspons Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berangkat dari kegelisahan atas kondisi bangsa, mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh berinisiatif membentuk gerakan untuk menyelamatkan Indonesia.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai wajar saja gerakan tersebut dalam negara demokrasi. Menurut dia, fragmentasi masyarakat dari gerakan bentukan Din dkk itu memang kental sekali nuansa kekecewaan terhadap situasi.
Di satu sisi posisi pemerintah semakin powerfull, tetapi di sisi lain banyak kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai harapan. "(Munculnya koalisi ini) juga sekaligus menandai lemahnya oposisi. Untuk itu, gerakan sipil ini mengemuka," kata Dedi saat dihubungi SINDOnews, Senin (3/8/2020).
(Baca: Din Syamsuddin, Rocky Gerung dkk Bentuk Koalisi Selamatkan Indonesia)
Menurut Dedi, dengan munculnya koalisi yang semacam ini, pemerintah harus mawas diri sekaligus menyambut gerakan Din dkk secara normal dalam iklim demokrasi.
Jika presiden secara intensif mengundang para buzzer hingga selebritas ke istana, tentu bukan hal sulit untuk berdialog dengan tokoh masyarakat berpengaruh. "Bagaimanapun, pemerintah tidak dapat bersikap jumawa dengan mengabaikan suara-suara sipil, terutana kritik dan rekomendasi," ujarnya.
(Baca: Video Jokowi Ancam Reshuffle, Rocky Gerung Anggap seperti Drakor Istana)
Dalam deklarasi Minggu (2/8/2020), Din mengatakan bahwa koalisi bentukannya merupakan gerakan moral, amar ma'ruf nahi mungkar. Hal yang sama dikatakan Rocky Gerung , pengamat sosial politik yang hadir dalam acara tersebut. Menurut dia, pertemuan para tokoh itu bertujuan mengadu gagasan mencari solusi mengatasi masalah bangsa.
"Forum ini bertujuan untuk menyelamatkan Indonesia," katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai wajar saja gerakan tersebut dalam negara demokrasi. Menurut dia, fragmentasi masyarakat dari gerakan bentukan Din dkk itu memang kental sekali nuansa kekecewaan terhadap situasi.
Di satu sisi posisi pemerintah semakin powerfull, tetapi di sisi lain banyak kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai harapan. "(Munculnya koalisi ini) juga sekaligus menandai lemahnya oposisi. Untuk itu, gerakan sipil ini mengemuka," kata Dedi saat dihubungi SINDOnews, Senin (3/8/2020).
(Baca: Din Syamsuddin, Rocky Gerung dkk Bentuk Koalisi Selamatkan Indonesia)
Menurut Dedi, dengan munculnya koalisi yang semacam ini, pemerintah harus mawas diri sekaligus menyambut gerakan Din dkk secara normal dalam iklim demokrasi.
Jika presiden secara intensif mengundang para buzzer hingga selebritas ke istana, tentu bukan hal sulit untuk berdialog dengan tokoh masyarakat berpengaruh. "Bagaimanapun, pemerintah tidak dapat bersikap jumawa dengan mengabaikan suara-suara sipil, terutana kritik dan rekomendasi," ujarnya.
(Baca: Video Jokowi Ancam Reshuffle, Rocky Gerung Anggap seperti Drakor Istana)
Dalam deklarasi Minggu (2/8/2020), Din mengatakan bahwa koalisi bentukannya merupakan gerakan moral, amar ma'ruf nahi mungkar. Hal yang sama dikatakan Rocky Gerung , pengamat sosial politik yang hadir dalam acara tersebut. Menurut dia, pertemuan para tokoh itu bertujuan mengadu gagasan mencari solusi mengatasi masalah bangsa.
"Forum ini bertujuan untuk menyelamatkan Indonesia," katanya.
(muh)