Serangan Virus WannaCry Bentuk Perang Siber yang Nyata

Senin, 15 Mei 2017 - 11:41 WIB
Serangan Virus WannaCry Bentuk Perang Siber yang Nyata
Serangan Virus WannaCry Bentuk Perang Siber yang Nyata
A A A
JAKARTA - Komisi I DPR mengutuk serangan siber lewat virus ransomware wannaCry yang menyerang sistem IT kantor pemerintahan, pelayanan publik, dan perusahaan-perusahaan.

Virus yang menyerang 99 negara termasuk Indonesia ini merupakan bentuk perang siber yang sangat nyata dan terbesar sepanjang sejarah.

"Serangan ransomware ini adalah bentuk nyata perang siber terbesar sepanjang sejarah," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais saat dihubungi Koran SINDO di Jakarta, Senin (15/5/2017).

Menurut Hanafi, serangan ransomware ini baru serangan tahap awal saja, dan yang diserang adalah sektor kesehatan karena dianggap tidak punya pilihan lain selain membayar sejumlah tebusan yang diminta untuk dapat membuka lagi enkripsi datanya.

"Itu pun tidak ada jaminan bahwa datanya akan kembali," ucapnya.

(Baca juga: Awas Serangan Siber, Menkominfo Beri Tips Tindakan Pencegahan)

Untuk itu lanjut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini, pemerintah harus lebih memperhatikan keamanan siber infrastruktur kritis lain seperti misalnya listrik, gas, dan perbankan.

Pihaknya tentu mengapresiasi upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang sudah mengeluarkan edaran antisipasi dan problem-shooting bagi jaringan yang terkena ransomware.

Selain itu Hanafi menambahkan, terkait dengan serangan ransonware ini, pemerintah juga perlu terus mengamati dampak pasca-serangan ini. Jangan sampai kejahatan ini dimanfaatkan sejumlah pihak untuk mengambil keuntungan.

"Perlu diperhatikan jika kejahatan siber ini dimanfaatkan untuk kepentingan komersil perusahaan software," tutupnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6028 seconds (0.1#10.140)