Belajar dari Australia, DJKI Ingin Bangun Strategi Nasional Kekayaan Intelektual
loading...
A
A
A
Selanjutnya, rombongan DJKI juga mengunjungi IP Australia pada Kamis 24 Agustus 2023. Pada kesempatan ini, DJKI mempelajari pemanfaatan data dan teknologi informasi, finansial, pengelolaan sumber daya manusia, serta perencanaan strategis organisasi.
“Pertemuan ini membahas IP Australia yang sudah memanfaatkan National 'Big Data' sehingga dapat membuat sistem dashboard kekayaan intelektual yang terintegrasi mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, pasca pendaftaran, hingga pengolahan data laporan untuk strategi KI lanjutan. Dalam kesempatan ini, DJKI juga menjajaki potensi transfer knowledge dan kerja sama untuk mengoptimalkan dashboard dan manajemen KI yang sudah diterapkan di DJKI,” tutur Sucipto.
Pada Jumat, 25 Agustus 2023, DJKI bertemu Policy and International Affairs Officer IP Australia Alex Hobson dan Assistant Director Office of the Chief Economist (OCE) IP Australia Annita Nugent. IP Australia melalui OCE melakukan riset tentang isu ekonomi yang berkaitan dengan kekayaan intelektual (KI). Hal ini bertujuan untuk menghasilkan report yang komprehensif dan bermanfaat bagi para pengambil kebijakan.
Berdasarkan data dari IP Australia, UKM yang memiliki KI akan tumbuh 16% lebih tinggi yang tidak memiliki. Produktivitas usaha menengah yang memiliki paten lebih tinggi 30% dibandingkan dengan yang tidak memiliki. Selain itu mematenkan invensi yang bernilai dapat meningkatkan 12% revenue per pekerja.
Dalam kesempatan di Australia, DJKI juga bertemu petinggi dari IPTA dan IPSANZ. IPTA merupakan organisasi konsultan kekayaan intelektual di Australia, sedangkan IPSANZ merupakan komunitas yang menyediakan forum untuk bertemu dan mendiskusikan masalah-masalah KI terkini serta perkembangan teknologi yang sedang terjadi. Keberadaan organisasi dan komunitas sebagai partner kantor KI sangat penting untuk membangun kesadaran KI di masyarakat.
“Pertemuan ini membahas IP Australia yang sudah memanfaatkan National 'Big Data' sehingga dapat membuat sistem dashboard kekayaan intelektual yang terintegrasi mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, pasca pendaftaran, hingga pengolahan data laporan untuk strategi KI lanjutan. Dalam kesempatan ini, DJKI juga menjajaki potensi transfer knowledge dan kerja sama untuk mengoptimalkan dashboard dan manajemen KI yang sudah diterapkan di DJKI,” tutur Sucipto.
Pada Jumat, 25 Agustus 2023, DJKI bertemu Policy and International Affairs Officer IP Australia Alex Hobson dan Assistant Director Office of the Chief Economist (OCE) IP Australia Annita Nugent. IP Australia melalui OCE melakukan riset tentang isu ekonomi yang berkaitan dengan kekayaan intelektual (KI). Hal ini bertujuan untuk menghasilkan report yang komprehensif dan bermanfaat bagi para pengambil kebijakan.
Berdasarkan data dari IP Australia, UKM yang memiliki KI akan tumbuh 16% lebih tinggi yang tidak memiliki. Produktivitas usaha menengah yang memiliki paten lebih tinggi 30% dibandingkan dengan yang tidak memiliki. Selain itu mematenkan invensi yang bernilai dapat meningkatkan 12% revenue per pekerja.
Dalam kesempatan di Australia, DJKI juga bertemu petinggi dari IPTA dan IPSANZ. IPTA merupakan organisasi konsultan kekayaan intelektual di Australia, sedangkan IPSANZ merupakan komunitas yang menyediakan forum untuk bertemu dan mendiskusikan masalah-masalah KI terkini serta perkembangan teknologi yang sedang terjadi. Keberadaan organisasi dan komunitas sebagai partner kantor KI sangat penting untuk membangun kesadaran KI di masyarakat.
(ars)