Pemilu 2024, Wapres Ingatkan Cebong Kampret Tak Boleh Terulang Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengingatkan lagi agar polarisasi atau terbelahnya masyarakat pada Pilpres 2019 tidak terulang lagi dalam pemilihan presiden mendatang. Dia mendorong agar semua pihak menjaga Pemilu 2024 dengan damai dan tidak mengarah ke permusuhan atau perpecahan.
Hal itu mengingat kondisi sekarang dinilai sudah memanas dan tersisa sekitar dua bulan jelang pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wapres (cawapres) pada Oktober mendatang. Meskipun, kata Wapres, pasti muncul perbedaan dalam sebuah pemilu.
Sebab, esensi pemilu adalah disuruh memilih, sedangkan memilih itu sendiri antara dua hal yang berbeda. “Kalau tidak boleh ada perbedaan pilihan, itu bukan pemilihan umum namanya. Tapi bagaimana perbedaan itu tidak merusak keutuhan bangsa,” pesan Wapres dalam keterangannya, dikutip Rabu (30/8/2023).
Lebih lanjut, Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengungkapkan Wapres juga mengingatkan agar pembelahan yang terjadi di tahun politik 2019, seperti sebutan kampret atau cebong tidak terulang kembali. “Wapres juga menyinggung-nyinggung istilah di tahun politik 2019 yang lalu, ada kampret, ada cebong, sebut langsung oleh beliau, jangan sampai itu terulang kembali,” katanya.
Wapres juga memiliki konsen agar polarisasi tidak terjadi di masyarakat pada pemilu yang tinggal bulan lagi. “Jadi keterbelahan masyarakat, polarisasi masyarakat itu saya kira sesuatu hal yang menjadi konsen dari Wakil Presiden untuk bagaimana agar itu tidak sampai terulang kembali, bagaimana agar pemilu itu menjadi pemilu yang damai,” kata Masduki.
“Berbeda pasti, dan harus berbeda, karena namanya pemilu partainya banyak kata beliau. Sehingga berbeda pilihan itu merupakan keharusan, tetapi perbedaan itu tidak harus menimbulkan apa namanya keterbelahan sosial,” pungkasnya.
Hal itu mengingat kondisi sekarang dinilai sudah memanas dan tersisa sekitar dua bulan jelang pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wapres (cawapres) pada Oktober mendatang. Meskipun, kata Wapres, pasti muncul perbedaan dalam sebuah pemilu.
Sebab, esensi pemilu adalah disuruh memilih, sedangkan memilih itu sendiri antara dua hal yang berbeda. “Kalau tidak boleh ada perbedaan pilihan, itu bukan pemilihan umum namanya. Tapi bagaimana perbedaan itu tidak merusak keutuhan bangsa,” pesan Wapres dalam keterangannya, dikutip Rabu (30/8/2023).
Lebih lanjut, Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengungkapkan Wapres juga mengingatkan agar pembelahan yang terjadi di tahun politik 2019, seperti sebutan kampret atau cebong tidak terulang kembali. “Wapres juga menyinggung-nyinggung istilah di tahun politik 2019 yang lalu, ada kampret, ada cebong, sebut langsung oleh beliau, jangan sampai itu terulang kembali,” katanya.
Wapres juga memiliki konsen agar polarisasi tidak terjadi di masyarakat pada pemilu yang tinggal bulan lagi. “Jadi keterbelahan masyarakat, polarisasi masyarakat itu saya kira sesuatu hal yang menjadi konsen dari Wakil Presiden untuk bagaimana agar itu tidak sampai terulang kembali, bagaimana agar pemilu itu menjadi pemilu yang damai,” kata Masduki.
“Berbeda pasti, dan harus berbeda, karena namanya pemilu partainya banyak kata beliau. Sehingga berbeda pilihan itu merupakan keharusan, tetapi perbedaan itu tidak harus menimbulkan apa namanya keterbelahan sosial,” pungkasnya.
(rca)