Lima Pesawat Tempur dan Dua Batalion TNI Perkuat Natuna

Kamis, 09 Maret 2017 - 16:25 WIB
Lima Pesawat Tempur...
Lima Pesawat Tempur dan Dua Batalion TNI Perkuat Natuna
A A A
JAKARTA - Pemerintah Republik Rakyat China belum lama ini meningkatkan anggaran pertahanan mereka. Seiring dengan itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga ingin menambah kekuatan mereka, terutama di kawasan Asia Pasifik.

Masalah di Laut China Selatan pun kian menghangat. Bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

Sebagai pulau terdepan di Indonesia, jarak antara Kepulauan Natuna di Kepulauan Riau dan Laut China Selatan cukup dekat, diibaratkan hanya selemparan batu.

Untuk itu, penguatan di Natuna menjadi penting. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyampaikan hasil perkembangan terbaru dari kunjungan kerjanya ke Natuna.

“Beberapa hari lalu, saya dan Pak Wiranto (Menko Polhukam) dan empat menteri lain memantau perkembangan terbaru di Natuna. Sebagai gerbang Indonesia, Natuna harus dijaga. Halaman rumah kita saja harus dijaga, apalagi halaman terdepan negara,” ujar Ryamizard di Restoran Bebek Bengil, Jalan Agus Salim, Jakarta, Kamis (9/3/2017).

Dengan pengembangan pertahanan Natuna, Ryamizard berkeinginan masalah pencurian ikan yang marak terjadi bisa diatasi. “Hal-hal seperti ini (pencurian ikan) tidak boleh terjadi lagi di Natuna,” ucapnya.

Untuk memperkuat pertahanan di pintu terdepan Indonesia dan menjaga keamanan dan kekayaan Natuna, Ryamizard mengatakan, pemerintah menyiapkan lima pesawat tempur dan perbaikan infrastruktur pertahanan. Seperti hanggar pesawat, tempat awak pilot, dan perbaikan landasan.

“Jadi menempatkan lima jet tempur dan pelebaran landasan. Dari yang semula 35 meter menjadi 60 meter. Termasuk perbaikan landasan agar sesuai dengan pesawat tempur,” terangnya.

Tidak hanya itu, juga alat penangkis udara, drone, kapal laut untuk patroli, penambahan Marinir TNI Angkatan Laut (AL) dan Paskhas TNI Angkatan Udara (AU). “Semuanya ada dua batalion untuk menjaga keamanan Natuna dan menjaga kewibawaan NKRI,” paparnya.

Selain itu akan dibuat data monitoring wilayah yang bisa memantau Natuna langsung dari Jakarta. Dengan demikian perkembangan yang terjadi termasuk masalah di Laut China Selatan bisa dilihat secara langsung.

“Tapi soal masalah LCS (Laut China Selatan), kita ini berteman dengan China dan Amerika. Kita harap tidak terjadi apa-apa, kalau tegang-tegang doang ya biarkan saja, niasa itu,” tuturnya.
(dam)
Berita Terkait
Konflik di Laut China...
Konflik di Laut China Selatan
Pernyataan JAKI Sebagai...
Pernyataan JAKI Sebagai Majelis Rakyat Global untuk Mewujudkan Resolusi Konflik Laut China Selatan
Sejarah Konflik China-Filipina...
Sejarah Konflik China-Filipina dalam Sengketa Laut China Selatan
Mengulik Sejarah Konflik...
Mengulik Sejarah Konflik Laut China Selatan yang Panas
Konflik Laut China Selatan...
Konflik Laut China Selatan Memanas, Kapal China dan Filipina Bertabrakan
Konflik Laut China Selatan,...
Konflik Laut China Selatan, China Utus Menhan Wei Temui Prabowo
Berita Terkini
10 Pati Polri Naik Pangkat...
10 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 2, Nomor 4 Jebolan Akpol 1989
4 jam yang lalu
Idulfitri 1446 Hijriah,...
Idulfitri 1446 Hijriah, Prabowo: Momen Suci untuk Saling Memaafkan
8 jam yang lalu
Prabowo Maknai Hari...
Prabowo Maknai Hari Raya Nyepi sebagai Momen Refleksi dan Kedamaian Bangsa
9 jam yang lalu
Jokowi Akan Salat Idulfitri...
Jokowi Akan Salat Idulfitri di Dekat Rumah, Tak Jadi di Masjid Istiqlal
10 jam yang lalu
Dihadiri Prabowo-Gibran,...
Dihadiri Prabowo-Gibran, Ini Jadwal Pelaksanaan Salat Idulfitri 1446 H di Masjid Istiqlal
11 jam yang lalu
Misi Kemanusiaan TNI...
Misi Kemanusiaan TNI ke Myanmar, Helikopter Super Puma hingga Kapal Rumah Sakit Dikerahkan
11 jam yang lalu
Infografis
China Kerahkan Jet Tempur...
China Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Militer untuk Kepung Taiwan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved