Pesan DPR untuk Kapolri di AMMTC: Harus Ada Langkah Konkret Selesaikan Kejahatan Transnasional
loading...
A
A
A
LABUAN BAJO - Dalam ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 yang dibuka Presiden Jokowi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan kejahatan lintas negara tengah menjadi ancaman terbesar di kawasan ASEAN saat ini.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta agar Kapolri dapat mendorong langkah penyelesaian yang konkret terhadap situasi ancaman kejahatan lintas negara di ASEAN. Pasalnya, kasus lintas negara yang terjadi di negara-negara ASEAN sudah sangat meresahkan.
“Komisi III berharap, Kapolri dapat menjadi aktor utama yang mendorong munculnya langkah-langkah konkret dalam penyelesaian kejahatan di kawasan. Karena banyak isu keamanan lintas negara di ASEAN ini yang patut menjadi perhatian. Mulai dari narkoba, terorisme, penyelundupan, hingga yang sedang marak, TPPO,” ujar Sahroni kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).
"Ini semua kan juga ranah pekerjaan kepolisian. Jadi Pak Kapolri harus perjuangkan agar jangan sampai Indonesia jadi sasaran kejahatan dari luar negeri," sambungnya.
Sahroni juga berharap agar negara-negara yang hadir dalam AMMTC bisa berkomitmen bersama untuk melakukan pemberantasan TPPO secara bahu-membahu.
Pasalnya, kata Sahroni, kasus TPPO akan sangat sulit diberantas sampai tuntas jika masing-masing negara masih melihat dengan tingkat urgensi yang berbeda.
“Terutama soal TPPO, saya rasa perlu ada kerja sama kuat dari seluruh negara yang hadir, untuk memberantas ini. Kalau hanya penyelesaian dari dalam negeri, ini akan sulit sekali memutus rantainya. Karena apa? Demand dari luar tetap ada dan tinggi. Sehingga oknum dari dalam negeri jadi terus menerus cari celah. Itu yang merepotkan,” tegasnya.
Politikus Nasdem ini melihat Indonesia kerap menjadi negara yang sangat dirugikan akibat tindakan kejahatan lintas negara. Berbagai aksi penyelundupan dari luar juga dianggap telah memicu timbulnya serentetan tindak kejahatan di dalam negeri.
“Karena kita sering lihat, Indonesia ini kerap jadi tempat senjata dan narkoba diselundupkan, WNI jadi objek trafficking, jadi sarang teroris, intinya Indonesia jadi tempat ‘nyaman’ bagi kriminal internasional. Ujung-ujungnya kriminalitas di dalam (negeri) ikut meningkat. Ini yang harus kita perjuangkan untuk diberantas. Dan untuk itu, tentu harus dengan koordinasi yang kuat dengan para mitra dari negara ASEAN,” tandas Sahroni.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta agar Kapolri dapat mendorong langkah penyelesaian yang konkret terhadap situasi ancaman kejahatan lintas negara di ASEAN. Pasalnya, kasus lintas negara yang terjadi di negara-negara ASEAN sudah sangat meresahkan.
“Komisi III berharap, Kapolri dapat menjadi aktor utama yang mendorong munculnya langkah-langkah konkret dalam penyelesaian kejahatan di kawasan. Karena banyak isu keamanan lintas negara di ASEAN ini yang patut menjadi perhatian. Mulai dari narkoba, terorisme, penyelundupan, hingga yang sedang marak, TPPO,” ujar Sahroni kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).
"Ini semua kan juga ranah pekerjaan kepolisian. Jadi Pak Kapolri harus perjuangkan agar jangan sampai Indonesia jadi sasaran kejahatan dari luar negeri," sambungnya.
Sahroni juga berharap agar negara-negara yang hadir dalam AMMTC bisa berkomitmen bersama untuk melakukan pemberantasan TPPO secara bahu-membahu.
Pasalnya, kata Sahroni, kasus TPPO akan sangat sulit diberantas sampai tuntas jika masing-masing negara masih melihat dengan tingkat urgensi yang berbeda.
“Terutama soal TPPO, saya rasa perlu ada kerja sama kuat dari seluruh negara yang hadir, untuk memberantas ini. Kalau hanya penyelesaian dari dalam negeri, ini akan sulit sekali memutus rantainya. Karena apa? Demand dari luar tetap ada dan tinggi. Sehingga oknum dari dalam negeri jadi terus menerus cari celah. Itu yang merepotkan,” tegasnya.
Politikus Nasdem ini melihat Indonesia kerap menjadi negara yang sangat dirugikan akibat tindakan kejahatan lintas negara. Berbagai aksi penyelundupan dari luar juga dianggap telah memicu timbulnya serentetan tindak kejahatan di dalam negeri.
“Karena kita sering lihat, Indonesia ini kerap jadi tempat senjata dan narkoba diselundupkan, WNI jadi objek trafficking, jadi sarang teroris, intinya Indonesia jadi tempat ‘nyaman’ bagi kriminal internasional. Ujung-ujungnya kriminalitas di dalam (negeri) ikut meningkat. Ini yang harus kita perjuangkan untuk diberantas. Dan untuk itu, tentu harus dengan koordinasi yang kuat dengan para mitra dari negara ASEAN,” tandas Sahroni.
(kri)